White

24 8 0
                                    

Yoongi berjalan santai tanpa tujuan di area Hanyang Art High School. Memang ketika jam istirahat semua siswa asik bermain. Entah itu untuk mengganggu teman atau merenung sendiri memikirkan beban masalah.

Ketika Yoongi melewati ruang musik, ia terhenti begitu mendengar suara alat musik piano berbunyi. Ia mengendap-endap mencari objek yang memainkan benda itu. Setelah agak lama ia perhatikan, ia pun mulai masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Annyeong!" serbu Yoongi dengan semangat. Oh, suara itu tentu sangat mengagetkan siapapun yang mendengarnya.

"Oppa! Berhenti melakukan itu, kau kan bisa ketuk dulu pintunya agar aku tidak kaget," sentakan itu muncul dari seorang gadis berponi yang seraya langsung cemberut dibuatnya. Sapa saja Hyena.

"Arayo. Umm, aku belum pernah mendengar lagu itu sebelumnya. Lagu siapa itu?" tanggap Yoongi. (mengerti)

"Wae?" tanya Hyena. (why)

"Chotha!" (bagus)

"Keuraeseo? Itu lagu buatanku, um, hanya baru beberapa," ungkap Hyena. (lantas?)

Yoongi menyunggingkan senyum, "Keuraeyo, an chotha!" (begitu, tidak bagus)

"Aigoo, keojitmal!" teriak Hyena tidak percaya. (aduh, bohong!)

Yoongi mengangkat kedua bahunya dan berbalik pergi, "Hantheok naeda!" (traktir)

Hyena tersenyum sembari menggelengkan kepalanya atas kelakuan orang tadi. Ia telah menarik nafas sekuat-kuatnya, oleh karena itu, ia melanjutkan lagi semangatnya membuat sebuah lagu.

Saat Yoongi keluar dari ruangan tersebut, seseorang menarik kuat tangannya sehingga ia ikut terbawa. Orang itu Park Jimin—sahabat Min Yoongi sejak kelas satu SMA.

"Daebak! Kau sama sekali tidak marah aku melakukan ini?" tanya Jimin keheranan ketika ia sudah berhasil menyeret Yoongi agak jauh. (hebat)

Yoongi sama sekali tidak menanggapi itu, ia nampak tersenyum-senyum tidak jelas. Itu membuat Jimin semakin aneh dengan temannya, itu sebabnya ia terus diam memperhatikan temannya yang senyum-senyum sendiri. Hingga akhirnya Jimin tidak tahan, ia memegang dahi Yoongi dengan perlahan hanya untuk memastikan bahwa temannya ini masih waras.

"Gwen-cha-na?" tanya Jimin. (r u okay?)

Yoongi menoleh ke arah Jimin, "Waegeurae?" (ada apa?)

"Aigoo, akhirnya kau sadar juga. Kau harus lihat ini!" Jimin membuka loker di sampingnya. Loker miliknya. (aduh)

Jimin mengeluarkan selembar kertas, "Aku mendapatkan nilai ujian 96 dalam pelajaran matematika!"

"Hengbokhae," ucap Yoongi datar. (aku senang)

O. Seperti itu ekspresi Jimin menanggapi raut wajah Yoongi. "Ya! Begitu ekspresi senangmu? Wajahmu begitu f-l-a-t setelah tadi senyum-senyum sendiri. Aigoo, setan macam apa yang merasuki tubuhmu?" (aduh)

"Gaja! Aku traktir. Bersama orang paling spesial." Jimin kembali menarik tangan Yoongi, membawanya ke suatu tempat favorite selama mereka bersekolah. Dua orang itu dalam satu motor dan bercanda sepanjang jalan. (ayo)

Setelah sampai di tempat makan, Jimin melambaikan tangan ke seseorang dan menarik Yoongi lagi untuk ikut serta menghampiri.

"O. Hyejin, kau di sini?" ceplos Yoongi tak terduga.

"Annyeong Yoongi, um, Jimin mengajakku kemari. Keureonde, chukhahaeyo Jimin-ie." Jelas Hyejin yang lalu mempersilakan mereka berdua untuk duduk. (btw, selamat)

FILOMELTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang