Chicago Branch, USA
Capo di tutti Capi.
Panggilan untuk pria yang duduk di tempat teratas pada sindikat mafia.
Luciano de Frunkto berdiri di depan sebuah pintu aristokrat. Dia berada di sebuah gedung pencakar tinggi di Chicago, untuk menemui seorang pria lain dari keluarga sindikat mafia yang tidak dia ketahui namanya. Tidak ada yang bisa memaksanya untuk melakukan hal yang dia tak mau, namun keempat keluarga mafia besar yang menjadi saingannya sepertinya terdengar sangat restless ketika tahu bahwa dia diberikan undangan eksklusif oleh keluarga mafia tanpa-nama ini. Luciano de Frunkto adalah boss. Capo di tutti Capi dari Sisilian Famiglia yang sudah lama berdiri semenjak invasi Italiano ke Amerika. Nama keluarganya tabu disebutkan di jalanan, semua mob takut dengannya. Orang-orang mengira dia reinkarnasi Al Capone, sang gangster mahsyur. Dia pria yang merangkak dari bawah ke atas. Manusia pilihan. Luciano memerintah selama sepuluh tahun terakhir dengan nyaman. Ada beberapa orang yang ingin menjatuhkan pemerintahannya, namun semuanya sudah dieliminasi.
Dan begitu pula sekarang. Dia tidak akan membiarkan seorang pun menjatuhkannya dari tahtanya.
Arogansi adalah salah satu jubah terbaik.
Orang-orang di belakangnya mengikutinya masuk. Interior yang nyaman dan futuristik di ruangan mencerminkan bagaimana pemilik ruangan tersebut. Seseorang duduk di sebuah kursi menghadap jendela. Salah seorang penjaga di ruangan itu mendekati kursi tersebut dan berbisik. Luciano menaikkan alis. Dia mulai merasa tidak senang diperlakukan seperti orang rendahan seperti ini.
Mungkin dia akan menyuruh anak buahnya membersihkan si kutu bangsat ini ketika semua hal selesai...
Kursi tersebut berbalik, menunjukkan seorang pria tinggi berambut hitam keturunan Asia. Dia terlihat lembut dan sangat bercahaya.
Seperti malaikat.
Luciano mengerjap. Apa yang baru saja dia pikirkan tadi?
"Mr. De Frunkto?" suara pria itu mengalun. "Silakan duduk. Nama saya Johnny Seo. Pasti anda tidak pernah mendengar nama saya, bukan? Saya memiliki sebuah frizzante, saya dengan anda suka frizzante? Sebuah taste yang cocok untuk pria yang bekerja keras seperti anda..."
Luciano tersenyum kecil. Johnny Seo? Dia tidak pernah mendengar nama itu. Berarti dia bukan apa-apa. Bukan seseorang yang perlu Luciano takutkan. "Mannagia, Anak bocah sepertimu mau apa memanggil ikan kakap kesini?"
Johnny tersenyum lembut, seakan-akan dia tidak baru saja dipanggil bocah. "Tidak bisakah anda beramah sedikit, Tuan? Saya disini toh ingin memberikan informasi penting untuk anda, dari atas."
Dari atas?
Senyum Luciano menghilang. Terminologi itu. Bertahun-tahun Luciano berkecimpung di dunia Mafioso dan tidak pernah sekalipun dia mendengar kata dari atas diasosiasikan dengan senyum lembut. Semuanya berakhir berdarah. Semuanya berawal dari pengkhianatan. Bulu roma Luciano langsung meremang. Tangannya reflek mengambil pistol tokalev di dalam sakunya—namun tanpa dia sangka-sangka, tubuhnya terbanting ke atas meja kaca. Tiga orang lebih menahannya untuk bergerak. Luciano mengeratkan dagu. Jika hal ini terjadi... dia sudah terjebak. Dia masuk ke dalam perangkap tikus!
"Dari reaksimu itu, kamu pasti tahu kan kesalahanmu?" tanya Johnny, tidak lagi menggunakan bahasa formal. Matanya memandang dari atas, seperti memandang curut. "Ekstorsi pejabat Sisilia, semuanya lari ke kantong Sisilian Famiglia. Oplosan vodka dari Rusia, semuanya juga lari ke kantong divisimu. Tapi Di Atas dapat info kalau keuntungan itu tidak serta merta digunakan untuk kepentingan Keluargamu... mereka lari ke kantongmu."
YOU ARE READING
LOCO (Takkan Diselesaikan)
Fanfiction"Is my blood worth your love? Does it make you go loco?" _____ Discontinued. _______ photo cover credit by Steven Palace, "A Tattoed Man's back, C. 1875" <https://www.thevintagenews.com/2018/11/15/yakuza/> Edit by fira_hz