.
.
.
.
Italia, Milan, a big condominium.
.
Tok, tok, tok, tok, tok
Irama pisau Jaehyun berdendang di atas talenan kayu. Warna perak memantulkan sinar lampu membuat pisau terlihat semakin tajam. Dengan kecepatan tinggi seperti profesional, Jaehyun memotong sejumput basil, telur dadar, alpukat, daging salmon, okra, dan beberapa sayuran lainnya. Kerjanya cepat dan efisien, namun ada sesuatu yang membuatnya terlihat menakutkan.
Sepasang mata memandang gerak-gerik Jaehyun yang agak aneh. Jaehyun biasanya tenang dan cepat saat memasak, namun kali ini Jaehyun mengeluarkan terlalu banyak tenaga di tempat-tempat tidak tertentu. Seperti hampir melempar telur hingga pecah ke dalam mangkuk, mengocoknya dengan kekuatan setara dengan mixer, atau melempar telur ke udara hingga setinggi dua meter.
"stress cooking?" tanya suara itu.
Si pemilik suara tahu Jaehyun mendengarnya walau telinganya tertutupi headphone besar yang mendendangkan instrument dengan nada yang keras dan cepat. Dia menggenggam nasi jepang panas dan mengepalnya menjadi seukuran bola mata, sebelum memberinya toping salmon, okra, telur dadar, basil, dan lain-lain. Dengan apik dia menata temari sushi tersebut di atas wooden tray, memberikan hiasan di atas masing-masing sushi, dan berhenti sejenak. Sudah tiga jam dia memasak dan mencuci piring, dan ada 10 jumlah makanan yang sudah dia buat.
"Siapa yang akan memakan semua ini?" tanya suara itu lagi.
"Nuna," Jaehyun menghela napas, melepas headphonenya. "Biarkan aku sendiri."
"Tidak bisa begitu, dong. Adikku yang tampan sedang kebingungan, masak aku biarkan sendiri?" senyum ala kucing muncul di wajah malaikat kakak perempuan termuda Jaehyun. "Aku sedang ada kerjaan dengan salah satu desainer baju disini dan akan menghadiri undangannya, jadi kupikir kenapa tidak sekalian saja kutemui kau. Aku dengar Taeyong mengusirmu?"
Jaehyun melotot. "Soojung-nuna."
Jung Soojung hanya tertawa sambil memandang makanan yang dibuat adiknya tersebut. Kebiasaan Jaehyun adalah memasak ketika dia sedang banyak pikiran. "Ayah dan Ibu sangat bingung. Mereka pikir anak bungsunya mengalami pubertas kedua karena pemberontakanmu." Ujar Soojung menjepret makanan buatan Jaehyun dan mengepostnya di Instagram, captionnya, 'Come and get it, nobody is going to eat this.'
"Apa karena itu kau datang kesini? Disuruh ayah ibu?" tanya Jaehyun kesal. "Aku bukan anak kecil, nuna. Aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri."
Soojung menggetok kepala Jaehyun sebal. "Aigoo anak ini. Sudah bagus yang datang bukan Soyeon-unni atau oppa. Kau bisa habis dibakar mereka."
Dalam hati, Jaehyun sangat bersyukur. Soyeon Jung adalah anak perempuan tertua di klan Jung, dan Jung Yunho adalah anak tertua di klan Jung. Mereka berdua sangat berbeda, yang satu dingin dan yang satu ambisius, namun mereka memiliki kesamaan tidak mentolerir kesalahan. Soojung, dia lain. Dia juga sangat perfeksionis, namun dia tidak akan sampai hati mengomeli Jaehyun seperti Soyeon dan Yunho akan mengomeli Jaehyun.
"Ayah dan Ibu marah sekali saat tahu kau menakut-nakuti gadis itu." ucap Soojung sebal. "Padahal kau tahu kita keturunan darah biru dan setiap gerak kita dipantau masyarakat vampir korea. Kau jangan bertindak gegabah."
"petinggi semua sudah tahu kematian gadis itu hanya palsu?" tanya Jaehyun.
"Nggak, hanya keluarga kita dan orang yang berkaitan dengan SM. kau tahu betapa loyalnya SM dengan keluarga kita." jelas Soojung memandang Jaehyun dalam.
YOU ARE READING
LOCO (Takkan Diselesaikan)
Fanfiction"Is my blood worth your love? Does it make you go loco?" _____ Discontinued. _______ photo cover credit by Steven Palace, "A Tattoed Man's back, C. 1875" <https://www.thevintagenews.com/2018/11/15/yakuza/> Edit by fira_hz