Bulan Matahari : 4

59 14 13
                                    

Bersenang-senanglah dengan apa yang lo punya, selagi lo masih ada di dunia.

-Julio Bulan-

***
BAGIAN EMPAT
***

Pagi yang cerah mengharuskan Julio bangun untuk bergegas sekolah. Julio pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Julio pun pergi ke bawah untuk membuat sarapannya sendiri. Memang Julio selalu menyiapkannya sendiri, karena kedua orang tuanya selalu pergi ke luar kota untuk kepentingannya masing-masing.

Ketika Julio baru saja selesai sarapan, ia langsung mencuci piringnys dengan bersih. "Tumben banget udah bangun lo," ucap Letta –Kaka perempuan Julio–

"Iya dong, gue lebih mandiri dari pada lo," ucap Julio lalu meminum air mineral.

"Sombong banget lo!, bikinin gue nasi goreng dong Jul!" ujar Letta sembari duduk di kursi meja makan.

"Bikin sendiri. Lo kan cewe, harusnya bisa masak dong,"

"Gue bukannya gak bisa masak, tapi males masak!" ucap Letta membenarkan ucapan Julio. "Udah cepet bikinin gue nasi goreng, pake pedes. Di tunggu mang nasi gorengnya!" Letta pun terkekeh.

Mau tidak mau, Julio pun memasakkan nasi goreng untuk Letta, karena jika tidak ia akan terkena amukkan Letta. Bahkan Letta bisa sampai menendang-nendang Julio.

Tak lama Julio pun menyajikan nasi goreng tersebut kepada Letta. "Nah gitu dong!" Letta pun langsung melahap dengan rakus, hingga hampir tersedak.

"Lo kalo makan pelan-pelan, rakus amat," Julio memberi minum kepada Letta.

Letta meminumnya dengan tergesa. "Makasi-makasi,"

Julio pun duduk di depan Letta, lalu membuka gawainya. Gawai Julio terdapat pesan dari Athaya.

Ia membuka room chat Athaya.

Athaya Matahari :
Eh, gak sekolah? kok masih belum jemput sih?
Yaudah gue naik angkot –angkutan kota–

Julio membaca pesan tersebut. Ia sempat lupa bahwa ia hari ini bersekolah, padahal ia telah memakai seragam putih-abunya.

"Let, gue sekolah dulu." ujar Julio lalu mengambil kunci motornya, yang berada di atas kulkas.

"Lo ke sekolah pake kaos sama celana pendek kaya gitu?, yang bener ajalah Jul," ujar Letta. Julio pun melihat bajunya, lalu bergegas pergi ke kamarnya untuk mengganti baju.

"Punya ade kok bego banget sih," gumam Letta, sembari memakan nasi gorengnya.

***

Julio membawa motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, ia fokus memperhatikkan jalanan yang ada di hadapannya.

Ketika baru saja Julio akan masuk ke dalam Mahesa, Hero sudah akan menutup pintu gerbang.

"Pak kumis tebal!" teriak Julio keras, membuat Hero yang akan menutup gerbang terpelonjak kaget.

"Alamak! Menggagetkan saja kau ini," Hero mengusap-usap dadanya.

"Maaf pak. Ini gerbangnya jangan di tutup dulu dong pak!"

"Tidak bisa begitulah, gerbang harus ku tutup sekarang,"

"Jangan pak!, kan gue dateng kesini buat mencari ilmu, buat belajar pak, masa bapak gak mempersilahkan gue buat masuk sih pak," ujar Julio.

"Ya.. memang benar kau ini datang untuk belajar, tapi lihatlah waktu sekarang, kau sudah terlambat. Jadi mau tidak mau saya akan menutup gerbang,"

Bulan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang