Bulan Matahari : 5

61 9 12
                                    

Tersenyumlah meski sekalipun kau sedang berada dalam keadaan buruk.

-Athaya Matahari-

***
BAGIAN LIMA
***

Minggu cerah membuat senyum Athaya menggembang, dan tidak henti-hentinya untuk tersenyum.

"Kayanya tuh bahagia banget nih ade gue," Raga mengusap puncak kepala Athaya.

"Harus bahagia dong!, gak kaya lo bang yang selalu murung karena tugas-tugas kuliah. Hahaha," Athaya tertawa sembari menunjuk Raga.

"Receh lo,"

"Adenya receh kaya gini juga lo tetep sayangkan?" Athaya menaik turunkan kedua alisnya.

Raga yang melihat itu pun langsung menangkup wajah athaya dengan tangannya, lalu di dorongkannya kepala Athaya ke belakang.

"Aduh! Jahat banget sih!" Athaya menendang tulang kering Raga, membuat Raga meringgis, bahkan sampai terjatuh.

"Taya!!. Tolong belikan sayur di bu Dewi," Teriak Hana dari dapur.

"Iya ma!" Athaya pun memeletkan lidahnya, seolah-olah sedang menggejek Raga. Lalu pergi untuk mengambil uang.

Athaya pun pergi ke taman komplek, karena biasanya bu Dewi selalu ada di taman komplek dengan gerobak sayurnya.

Setelah sampai di taman komplek, Athaya pun langsung menghampiri gerobak bu Dewi yang di penuhi dengan ibu-ibu yang akan membeli sayur.

"Halo bu Dewi!, halo ibu-ibu semuanya!" ucap Athaya ramah sembari menghampiri mereka.

"Halo juga Taya!, pagi-pagi begini kamu sudah ceria sekali ya," ucap ibu-ibu yang sedang memilih-milih sayur juga.

Karena Athaya memang banyak di kenal oleh orang-orang yang ada di kompleknya tersebut. Karena ke baikkannya, serta ke ramahannyalah membuat Athaya banyak di kenal, dan di sukai orang yang ada di komplek.

"Harus ceria dong bu!. ibu-ibu yang disini juga harus ceria dong, biar makin semangat masaknya!"

Ibu-ibu pun mengangguk. "Saya jadi kepingin punya menantu kaya kamu deh nak Taya. Udah baik, ramah, cantik, ceria pula," ujar salah satu ibu-ibu tersebut.

"Aduh ibu bikin malu saya aja deh, hahaha." Athaya tertawa, membuat yang lain ikut tertawa.

"Ya sudah kamu mau beli sayur apa?" tanya bu Dewi.

Athaya pun memilih-milih sayur yang segar. "Bu Dewi, ini bayamnya berapa?" tanyanya.

"Bayam satu ikatnya empat ribu," ucapnya. Athaya pun mengambil 2 ikat bayam.

lalu ia mengambil, tomat, wortel, jagung manis, kentang, bawang merah, bawang putih, serta yang lainnya, lalu ia masukkan ke sebuah keranjang kecil.

"Nih bu punya Taya," Athaya pun memberikan keranjang kecil yang berisi sayur-sayur itu ke bu Dewi.

"Bayam delapan ribu, wortel tiga jadi enam ribu, jagung enam ribu, kentang lima ribu, bawang merah-putih delapan ribu. Jadi totalnya jadi tiga puluh tiga ribu." ujar bu Dewi sembari memasuk-masukkan sayur tersebut ke dalam kresek hitam.

"Jadi tiga puluh ribu aja ya bu, kan tanggung." ucap Athaya.

"Ya sudah gak apa-apa, yang penting saya dapet rejeki."

"Ibu baik deh!" Athaya tersenyum, lalu memberi uang 30 ribu pas, dan langsung pamit pergi duluan.

***

Bulan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang