One

46 6 0
                                    

Aku terbangun dipagi hari. Kepalaku terasa sakit, ya aku selalu memimpikan bajingan itu selama 2 tahun terakhir. Seperti trauma yang membuat ku terus memikirkan nya, memori random yang selalu berputar dikepala ku membuat ku selalu pusing bahkan terkadang sampai aku tak sadarkan diri. Aku tidak menyalahkan dia, tapi rasa sakit ku yang selalu menyalahkan dia.

"Daniel" seperti tertusuk ribuan jarum ketika menyebutkan namanya rasanya sesak. Aku terbangun, lalu membersihkan diri dan membuat sarapan. Aku berangkat kuliah pukul 8 nanti karna masih ada 1 jam untuk berangkat kuliah aku menyibukan diri dengan menonton tv.
Aku lupa memperkenalkan nama ku Lilyna Justicia. Aku hidup sendiri setelah orangtua ku meninggal 5 tahun yang lalu. Jadi, aku menghidupi diriku dengan bekerja paruh waktu. Aku kuliah dijurusan Psikologi di semester akhir.

Jarum jam sudah menunjukan pukul 7.30 a.m aku bergegas untuk berangkat kuliah karna apartemen ku dekat dengan universitas jadi tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai.

"Haiii na" sapa nilla
Dia adalah satu satu nya teman sekaligus sahabat yang aku miliki.
"Eh...hai" sahut ku
Kami berjalan beriringan menuju kelas karna kita dijurusan yang sama, jadi kita pergi bersama dan duduk dibangku yang sama.

Dosen masuk beberapa menit kemudian aku tidak bersemangat untuk belajar sekarang
"Saya akan mengajar kalian mulai sekarang, perkenalkan nama saya Kang Guanlin" sapa dosen baru itu
Deg.
" Mengapa namanya mengingatkan ku dengan lelaki bajingan itu marga yang sama cih" batin ku

"Kamu yang disana?" ucapnya yang membuat lamunan ku buyar

"Hah?" ucapku gelagapan "Iya kamu nona, siapa namamu? Kenapa kau melamun saat saya berbicara? " ucapnya tegas

"WTF" batin ku "Aku... Nama ku Lilyna Justicia, aku tidak melamun aku hanya sedang tidak sehat saja" alibi ku

" Begitu kah? Sebaiknya kau pergi ke uks aku tidak ingin dikelas ku ini ada yang berpenyakit " tegas nya "Sial dia bilang aku penyakitan? Dasar dosen gila" batin ku

"Kenapa nona? Kau tidak ingin keluar? " ucap nya
"Hmm... Iya aku akan keluar " sahut ku
Aku melenggang keluar kelas kepala ku sangat pusing seperti di timpa oleh ribuah godam.
Aku pergi ketempat biasa untuk sekedar menghilangkan penat ku. Dan Sial nya kenapa aku harus kesini? Ya ini adalah rooftop tempat sunyi setelah 2 tahun ini, karena hanya aku dan dia yang tahu tempat ini.

" Tuhan, aku harus apa? Apa bisa aku mati saja atau setidaknya hapuskan memori ku tentang dia?" monolog ku pada langit, sepertinya langit mendukung ku dengan suasana yang mendung ini.

Tiba - tiba hujan turun dengan deras sial aku alergi dingin dan sekarang aku hanya memakai kaus dan jeans. Aku mencoba berteduh di tangga saat aku datang kesini, sesak sekali itu yang aku rasakan badan ku mulai dingin dan aku rasa sekarang aku sudah pucat dan disini tidak ada orang sama sekali sial.
Aku mengambil handphone ku sebelum aku benar-benar tidak sadarkan diri.

~ 3 time long ago

Aku mengerjapkan mata berkali-kali, cahaya silau. Aku dimana? Hanya itu pertanyaan ku dan siapa yang membawaku ke apartemen ku ini? Setahu ku tidak ada yang tahu password nya, bahkan nilla sekalipun. Lalu, siapa?
Aku berjalan keseluruh sudut ruangan tapi nihil aku tidak menemukan siapapun. Aku takut jujur saja padahal aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padanya karna telah menyelamatkan ku.
"Ah masa bodo dengan hal itu" aku bergegas untuk mandi dan membuat makanan untuk mengisi perutku ini.
Aku melirik handphone ku setelah ada notif yang muncul, aku melihatnya dan isinya " Na, apa kamu baik-baik saja? Aku mengkhawatirkan mu. Oh iya besok kamu harus datang ke ruang pak Jisung sepertinya ada hal yang penting. Oh iya, jaga dirimu ya. Aku harus bergegas karna ada kelas tambahan" aku tersenyum melihatnya ternyata masih ada orang yang mengkhawatirkan ku juga.

Keesokannya
"Semangat na, kamu harus bisa. Aku tahu pasti pak Jisung akan membahas tentang biaya semester yang belum aku bayar" batin ku.

Aku mengetuk pintu ruangan pak Jisung dan tersenyum saat diperintahkan untuk masuk " Kamu na, silahkan duduk" senyumnya, aku langsung duduk dikursi berhadapan dengan beliau
"Ada apa ya bapak memanggil saya kemari? " ucapku khawatir bagaimana tidak khawatir kalau aku bahkan tidak memiliki cukup uang jika harus membayar uang semester ku itu.
" Saya hanya ingin bilang kalau kamu tidak perlu membayar uang semester mu karna sudah dibayarkan" ucapnya dan itu membuat ku mengernyit bingung " Tapi, saya belum membayar nya pak bagaimana bisa ?" tanya ku

" Ohh itu bapak juga tidak tahu na, karna ada kiriman uang yang ditujukan untuk membayar uang semester mu itu" ucapnya
" Begitukah? Kalau begitu terima kasih bapak saya permisi " ucapku sopan dan meninggalkan ruangan itu.
Selama kelas aku tidak bisa fokus sama sekali bahkan tidak mendengarkan apa yang dosen katakan karna aku masih memikirkan siapa yang telah dengan suka rela membayar uang kuliah ku ini? Aku tidak memiliki siapapun. Lamunan ku terhenti saat semua mahasiswa bubar "Ah aku harus bekerja" ucapku tidak semangat sambil membereskan buku mata kuliah ku.

Aku bahkan juga tidak fokus dalam bekerja sampai membuat kesalahan salah satunya membuat sesuatu yang berbeda dengan pesanan pelanggan "Hai na, kau ini kenapa? Kenapa saat bekerja kau malah melamun, apa kamu ingin gaji mu dipotong oleh bos? " ucap Kim Samuel. Dia partner kerja ku, dia lelaki yang baik dan ramah tentunya.
" Ah iya, maafkan aku el. Aku sedang memikirkan sesuatu" ucapku
" Apa itu? Kalau aku boleh tahu? " ucapnya penasaran
" Uang semester ku sudah dibayar tapi aku tidak tahu siapa yang membayarnya dan kemarin saat aku pingsan aku berada di rooftop kampus dan saat terbangun aku ada dikamar apartemen ku, apa itu tidak aneh? Aku bahkan tidak memiliki saudara seperti yang kau tahu" ceritaku panjang lebar
" Kalau begitu bagus kan, apa kau memiliki penggemar rahasia nona Lilyna Justicia? " rayunya dia masih bisa menggoda ku di saat seperti ini
" Kalau begitu berarti aku sangat cantik ya? " ucapku semangat
"Apa? aku tidak dengar nona? " sahutnya
" Kamu ini benar-benar ya" aku menyubitnya dan tertawa bersamanya.







Dan tanpa disadari oleh Lilyna ada seseorang yang selama 2 tahun ini memperhatikan nya setiap waktu tanpa menunjukan wajahnya didepan wanita manis itu, dia hanya dapat tersenyum dari kejauhan dan memastikan wanita itu tetap bahagia.

To be continue

Why You Come Back? Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang