CHAPTER 06

10K 446 4
                                    

ooo

_
_

Seorang wanita berjalan cepat menuju kamar anaknya, saat mendengar suara putranya sedang memuntahkan isi perutnya ditoilet.

"Sasu -kun, kau kenapa???," Tanyanya khawatir, sambil memijit tengkuk anaknya.

Sedangkan sasuke hanya menggeleng, setelah merasa lebih baik ia segera membasuh mulutnya dengan air.

Sasuke merasa lemas, akhirnya ia berjalan sambil dibopong ibunya.

Segera direbahkan tubuhnya diatas ranjang.

"Sayang kau makan dulu ya, ibu sudah membuatkan mu sup tomat," ucap mikoto sambil membantu putranya duduk bersandar dikepala ranjang.

"Bibi sasuke kenapa???," Histeris seorang gadis, dengan berlari kearah sasuke.

"Dia sedang tak enak badan shion, biarkan sasuke istirahat," ucap mikoto.

"Kasihan sekali kau sasu-kun," ucap shion sambil mengelus surai sasuke.

Sedangkan sasuke hanya dia tak merespon apapun yang dilakukan gadis tersebut.

"Karna kau ada disini, tolong ya bantu sasuke makan," ucap mikoto, sambil menyodorkan mangkuk berisi sup tomat.

Tedengan senang hati shion mulai menyuapi sasuke, walau lagi-lagi sasuke akan memuntahkan makanannya.
.
.
.
.
.
Pria bersurai pirang melangkahkan kakinya memasuki mansion uchiha.

Disepanjang jalan para maid yang bertemu dengannya menunduk memberi hormat.

"Hai ken???,"  Sapanya pada seorang anak laki-laki yang sedang asyik bermain puzzel.

"Hai paman naru," cuek anak tersebut.

Tak berselang lama seorang wanita berjalan menghampirinya.

"Naruto!!,"

Naruto menoleh kesumber suara.

"Ehhh kak izumi, teme ada kak??," Tanya naruro.

"Ohhh dia dikamar, sedang tak enak badan," jelas izumi.

"Baiklah ,aku kekamarnya dulu ya kak,"

"Aku ikut paman," rengek ken.

Akhirnya naruto dan ken menuju kamar sasuke, dijalan mereka sedikit berdebat,

"Kau yang bodoh paman," ejek ken.

Naruto hanya melotot menahan amarahnya. "Kalau saja dia bukan uchiha, sudah kujadikan dendeng dia hihhhhh," batin naruto.

Setelah sampai dikamar sasuke ken segera berlari, menghampiri pamannya,

"Ken jangan ganggu paman dulu ya!!," Ucap shion.

"Seharuanya bibi yang jangan ganggu, paman sasuke sakit karna bibi," ken memperlihatkan ketidak sukaannya pada shion.

Sedangkan naruto yang berdiri tak jauh dari sana hanya terteguh, sambil menahan tawa atas ucapan ken.

"Hihhh, bocah ini kalau dia bukan uchiha pasti sudah kurebus, mulutnya itu low," geram shion dalam hati.

Dengan hati yang dongkol akhirnya shion pergi dari mansion uchiha.

Setelah kepergian shion sasuke mulai membuka matanya, ia tersenyum tipis pada keponakannya.

"Bagaimana paman, aku hebatkan, nenek sihir itu sudah pergi," girang ken.

"Jadi kau berpura-pura tidur, hanya karna tak mau mendengar ocehan gadis manja itu??,"

"Hn,"

Naruto mendudukkan diri disofa, dan ken naik keatas ranjang duduk disamping sasuke.

"Kau sakit apa??,"

"Entah dobe, aku lemas sekali, seperti yang kau lihat," ucap sasuke.

"Sudah diperiksa dokter??,"

"Hn,"

Setelah itu tak ada percakapan antara mereka, ken juga sudah ikut berbaring disamping sasuke.
.
.
.
.
.
Sakura sedang berbaring diatas ranjangnya, sambil terus mengusap-ngusap perutnya yang rata.

Entahlah senyum sakura tak pernah berlalu pergi meninggalkan wajah sakura.

"Sayang kau harus cepat besar agar mama tak sendiri lagi nanti, untung saja orang yang membuatmu ada diperut mama memberikan uang yang cukup , buat hidup kita sementara, mama janji setelah kamu lahir, mama akan melakukan yang terbaik biat kamu," ucap sakura pada janin yang sedang tumbuh didalam rahimnya.

Sakura merasa tenang, karna setidaknya uang yang ia peroleh dari pria pirang tempo hari yang ia gunakan untuk biaya berobat ibunya masih tersisa,

Bahkan uang tersebut cukup untuk hidupnya selama dua bulan ini.

Untuk biaya kuliah sakura tak pernah pusing, karna ia mendapat biasiswa, karna prestasinya, jadi ia hanya mengekuarkan uang untuk kebutuhannya sehari-hari.
.
.
.
.
.

Skip time.

Sakura berniat untuk mencairkan cek pemberian sasuke, untuk biayanya pergi keparis, ia berencana tinggal dengan sang nenek, yang sudah lama menetap disana.

Saat ini sakura sedang keluar dari bank, setelah mencairkan cek dan memindahkannya pada rekeningnya sendiri.

Sakura juga segera memesan tiket penerbangan keparis besok.

Sakura segera mengambil ponselnya yang ada didalam tasnya, saat tau ponselnya bebunyi.

"Ya pig ,ada apa??,"

"Kau berhutang penjelasan padaku, apa maksudnya, postinganmu itu sakura." Geram ino dari sebrang.

"Ohhh, itu baiklah-baiklah nanti aku jelaskan, sekarang aku sedang perjalanan pulang kerumah," jawab sakura santai.

"Baiklah, aku juga akan segera otw kerumahmu, "
Ino langsung memutus panggilannya.
.
.
.
.
.
Sekarang sakura sedang duduk diatas sofa rumahnya, ia terus menarik nafas panjang, sambil menunggu kedatangan ino,

"Hufff, mungkin ini waktunya untuk jujur pada ino," batin sakura, sambil terus menggigit kuku jarinya.

Tok tok tok

Sakura bergegas berlari menuju pintu.

Ceklek,

Pandangan sakura bersirobok dengan seseorang yang berdiri didepan pintu rumahnya.

"Pig...!!!,"
Ucap sakura saat melihat sahabatnya berdiri, dengan wajah yang sulit diartikan.

"Cepat jelaskan segalanya sakura, jangan berbohong, dan menutupi sesuatu hal dariku," teriak ino frustasi.

Sakura sempat terhenyak saat mendengar ucapan ino.






Chapter 06 udah selesai.......

Semoha gak ngecewain......

Jangan lupa buat tinggalin jejak sebelum pergi dari halaman ini.........

Sampai jumpa dichapter depan

KELUARGA KECILKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang