"Kau siapa?"
"A—Aku... Aku Park Chaeyoung. Sahabat lama Chaeyeon. Senang bertemu denganmu." jawab Chaeyoung sambil membungkukkan badannya kepada Jaeyoung.
Jaeyoung masih diam menatap Chaeyoung dengan intens. Bisa Chaeyoung rasakan aura mengerikan dari tubuh Jaeyoung. Sampai-sampai, Chaeyoung sekarang berkeringat dingin hanya dengan bertatap wajah dengan Jaeyoung.
"Apa urusanmu masuk ke dalam kamar ini?" selidik Jaeyoung.
"M—Maafkan saya. Saya seharusnya ke kamar mandi, tapi saya salah masuk ruangan." bohong Chaeyoung.
Jaeyoung hanya diam mendengarkan penjelasan Chaeyoung barusan. Kemudian, pria tua itu hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Chaeyoung dengan masuk ke dalam kamarnya.
Chaeyoung langsung bernafas lega. Dia langsung berlari keluar dari rumah itu dan beranjak pergi.
"Eh, Chaeyoung? Kau mau kemana?" tanya Chaeyeon saat Chaeyoung sudah hampir dekat di pintu kedai.
"Ah... Itu... Aku baru ingat kalau hari ini aku memiliki pekerjaan. Terimakasih atas makanannya, Chae. Oh, ya! Titip salamku pada ayahmu, ya. Tadi aku bertemu dengannya di dalam." ujar Chaeyoung.
"Eh? Ayah sudah kembali?" kaget Chaeyeon.
"Hm. Sampai jumpa, Chae!" pamit Chaeyoung.
"Ah, iya. Sampai jumpa juga, Chaeyoung!" balas Chaeyeon.
Setelah Chaeyoung pergi, Chaeyeon hanya bisa tersenyum. Hatinya sungguh senang bisa bercengkrama lagi dengan sahabat lamanya itu. Tapi sepertinya Chaeyoung tidak bisa sering-sering bertemu dengan Chaeyeon. Pikirnya.
.
"Daniel! Jaehyun! Ayo kita sarapan!" seru Chaeyeon dari meja makan.
Begitu Chaeyeon memanggil kedua pria itu, Jaehyun dan Daniel pun sama-sama keluar dari kamarnya masing-masing.
Jaehyun bertatapan sebentar dengan Chaeyeon. Namun wanita itu langsung memalingkan pandangannya dan tidak memberikan senyuman manisnya seperti biasa.
Jaehyun juga bertatapan dengan Jaeyoung. Jaeyoung sedari tadi hanya memberikan tatapan maut kepada Jaehyun. Seakan Jaehyun harus mati saat itu juga dengan satu tatapan Jaeyoung.
Karena masih merasa canggung dengan Chaeyeon, Jaehyun pun duduk di sebelah Jaeyoung.
Namun ada yang aneh dengan Daniel. Dia tampak memikirkan sesuatu setelah keluar dari kamarnya.
"Daniel, apa ada yang mengganggu pikiranmu? Kenapa kau malah melamun seperti itu?" tanya Chaeyeon.
"Ah, sebenarnya... Aku kehilangan sikat gigiku. Kebetulan itu sikat gigi pemberian ayah tiriku di Daejeon. Aku jadi kepikiran dan takut jika memang benar hilang." jelas Daniel.
"Benarkah? Wah, aku saja belum pernah melihat sikat gigimu. Nanti aku bantu cari di kamarmu, ya." ujar Chaeyeon.
"Ngomong-ngomong... Sisirku juga hilang." celetuk Jaehyun, yang berhasil mengundang seluruh pandang mata kepadanya.
"Kau juga?" tanya Chaeyeon sambil mengerutkan keningnya.
"I—Iya... Kukira Daniel yang mengambilnya. Tapi ternyata kau juga kehilangan barang..." sahut Jaehyun.
"Hhh... Nanti aku akan membantu mencarinya—"
"Relakan saja. Sepertinya memang hilang karena diambil oleh seseorang." sela Jaeyoung.
"Eh? Maksud Ayah apa?" bingung Chaeyeon.
Jaeyoung hanya diam setelah berkata demikian. Dia tidak melanjutkan lagi argumennya setelah Chaeyeon bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVABLE'S HOOD✔️
Fanfiction'Lovable's Hood' '사랑스로운 두건' 'Sarangseuro-un Dugeon' Kisah seorang pria yang ingin membalas dendam kepada seseorang yang sudah mengambil dan bahkan menghilangkan keluarganya. Dengan segala usaha dan bahkan merelakan keterlibatannya untuk melindungi o...