Lusa lalu, lelaki yang kini mengenakan jaket hitam lengkap dengan topi abu-abu muda kesayangannya ini..
menceritakan perihal rasa di hatinya.
"Beberapa orang mengira yang aku punya sekarang sudah lebih dari cukup untuk membuatku bahagia. Tapi nyatanya kan tidak"
Aku tersenyum.
Lelaki di depan ku ini benar-benar berhasil mematahkan semua kesan pertamaku padanya
Dan, ku pastikan untuk kalian semua yang menganggap
"Pasti senang sekali hidup seperti dia"
Ku pastikan kalian salah besar
Asal kalian tau saja,
hatinya kosong.Dia lah lelaki yang menangis di tengah malam mengganggu tidur lelapku melalui dering telephone malam itu.
"Ada apa?" tanyaku setengah sadar
"Maaf mengganggumu. Temani aku sebentar saja ya" jawabnya dengan nafas yang tidak teratur.
Aku tau ia sedang menangis.
Dan kemudian hening.
Akan tetapi, durasi panggilan kami masih berjalan"Tidur?" tanyaku seraya terus memanggil namanya.
Perasaanku benar, dia sudah terlelap
Terulang lagi rupanya.Tak akan menjadi masalah, selama kamu sudah tenang aku pun lega
Dan teruntuk lelaki ini,
Hubungi aku terlebih dulu seperti biasa
Karena kamu pun tau, akan selalu ku jawab...
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Oktober
PoesíaLihat saja dulu, siapa tau ada tentang mu di dalamnya -o vama