01:00

1K 218 64
                                    

Joy.

Tak banyak orang yang memanggilku dengan nama itu.

Orang pertama yang memanggilku dengan nama itu adalah Wonwoo. Katanya ia selalu bahagia ketika bersamaku. Katanya aku sumber kebahagiaannya.

Ketika teman-teman kami tahu Wonwoo memanggilku seperti itu, aku diledek habis-habisan. Mereka ikut-ikutan memanggilku Joy. Wonwoo's Joy. Sampai nama itu melekat padaku begitu saja.

Aku jadi penasaran. Apa mereka masih akan tetap memanggilku Joy nanti?

"Sooyoung."

Wonwoo menghela napas. Senyum tipisnya tadi sudah meluap entah ke mana.

"Wonwoo," balasku, setelah menguatkan diri dan mengumpulkan keberanian untuk menatap wajahnya.

Wonwoo diam, menungguku melanjutkan ucapanku.

Kami tidak bisa telepati, tapi aku yakin Wonwoo tahu apa yang akan kukatakan.

"Kita... putus, ya?"

Untuk beberapa detik Wonwoo hanya diam. Lalu ekspresinya perlahan berubah menjadi tampak terkejut.

"Kenapa?" tanyanya lirih.

Aku menatap dekorasi lampu yang terpasang di langit-langit, mengalihkan pandanganku.

Karena aku tahu kamu diam-diam bertukar pesan dengan junior cantik itu, menolak ajakanku bertemu dengan alasan mengerjakan tugas padahal kamu kencan bersamanya.

"Cuma..."

Suaraku melemah, tertelan sayup-sayup suara orang lain di sekitar kami.

Karena aku tahu kamu sudah nggak menyukaiku, kamu bosan, tapi kamu nggak mau jadi pihak yang jahat.

"...pengen aja."

"Dua tahun, dan berakhir hanya karena pengen aja?"

Aku menipiskan bibir lalu mengangguk samar.

Wonwoo mendengus. Ujung bibirnya terangkat sebelah.


00:03


00:02


00:01


00:00


"Ya udah kalo itu memang mau kamu."

Wonwoo menghela napas sebelum berdiri. Ia mengusap puncak kepalaku pelan.

"Take care, Sooyoung."

Lalu ia pergi.

Aku cuma bisa menatap punggungnya yang semakin menjauh bersamaan dengan pandanganku yang semakin buram.

Udara yang memenuhi rongga dadaku berdesakan memaksa keluar. Sesak.

Aku, Park Sooyoung, yang punya ego setinggi Namsan Tower, yang paling tidak suka dikalahkan, hari ini mengalah pada rasa sesak itu. Aku dengan tanpa malu menangis sesegukan di tengah kafe yang ramai.

Semuanya sudah berakhir.

***




+++
He he he hai halo. :---)
(Akhirnya post fic dengan cast Joy setelah bertahun-tahun mengepul draft.)
I'm not good with author's note atau semacamnya jadi... terimakasih sudah baca! uwu

Three Minutes × Joy, WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang