Sebatas Khayalan

23 4 1
                                    

Aku rindu denganmu
Tapi apa pantas aku
Merindukanmu??

Pancaran sinar mulai bergeser ke arah barat. Aku sudah berjanji bahwa hari ini setelah kegiatan OSIS selesai aku akan menemui Renaldy. Tapi, setelah kegiatan OSIS ternyata aku dipanggil Pak Dani wali kelas sekaligus pembina OSIS dan pembimbing lomba mading tiga dimensi.

Aku dipanggil untuk membicarakan bagaimana kelanjutan kegiatan dan laporan OSIS. Disini aku sebagai sekretaris, jelas saja pak Dani memanggilku.

Setelah urusan OSIS selesai pak Dani menyuruhku untuk membeli trophy atas kemenangan juara I lomba mading tiga dimensi, lebih tepatnya menduplikat. Iya... Selain urusan OSIS pak Dani menyuruhku karena aku peserta lomba mading tiga dimensi tersebut.

Sampai akhirnya jam menunjukkan pukul 19.15 WIB. Setelah membeli piala aku bergegas untuk pulang ke rumah, ternyata jam menunjukkan pukul 19.55 WIB. Aku langsung whatsapp Renaldy.

“Renal??”

"Renal??"

“Renal??”

"Sampai tiga kali gue whatsapp Renal tapi belum di read juga." Batinku.

"Ada dimana? Gue baru pulang dari sekolahan, maaf gue gak bisa kalau hari ini, mungkin besok gue akan kesana." Aku berusaha chat Renal namun hanya terkirim belum dibaca.

Tiba-tiba pipiku basah, air mata mulai turun seperti hujan mendadak tanpa gerimis dan mendung.

"Centang dua." "Sedang menulis pesan..." Terlihat di layar ponselku kontak pesan whatsapp yang bernama Renaldy.

Aku segera menghapus air mata yang sudah mengalir dengan derasnya, kemudian Renal balas chatku dan aku mulai melukis garis tiga sentimeter, iya aku mulai tersenyum.

"Apa?? Gue baru bangun" Balasan chat dari Renal dengan cuek.

Dalam batinku, "tak seperti biasanya Renal bangun tidur jam segini dan balas chat gue lama banget, gue tau Renal pasti marah." 
Seribu pertanyaan yang ada dipikiranku, "bagaimana gue bisa bertemu dan menjelaskan ke Renal, kalau gue bukan alasan tapi memang kenyataannya aku tak bisa menemuinya, hikz hikzz..." Aku menangis lagi karena chatnya yang cuek.

Aku mengetikkan huruf demi huruf dan terangkai kata, "Lo marah sama gue, gue minta maaf karena gak bisa ke sana, tadi masih menduplikat trophy untuk kemenangan lomba mading tiga dimensi minggu lalu." Aku kirim kata-kata itu ke cowok yang mulai dingin dan cuek.

"Kali ini Renal gak ngerespon chat gue, dia mengabaikan pesan gue, apa yang harus aku perbuat agar dia sadar dan tau bahwa gue gak berbohong, hikz hikzz..." Aku mulai menangis lagi, dalam batinku timbul pemikiran atas perlakuan Renal yang cuek terhadapku.

"Online" Aku melihat di chat room yang bernama Renaldy. "Renal online, tapi online untuk siapa?" Dalam batinku.

Keesokan harinya Aku chat lagi, namun tetap tak ada respon. Akhirnya aku berpikir untuk memblokir dan menghapus dari kontakku. Renal memang berwatak keras, sekali dia berbicara A pasti akan A sulit untuk mengubah B.

Sampai sekarang Renal masih marah denganku. Tapi aku akan berusaha untuk tidak menghubunginya dulu, karena percuma jika aku menghubunginya tapi Renalnya masih dingin. Mungkin tunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan semua permasalahannya.

~Bersambung..~

Maafin author kalau kata-katanya masih kaku, voment gaes.
Komentar kalian sangat berarti untuk sebuah pembelajaran. 🙏🙏

SARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang