1

86 8 2
                                    

Seungkwan tidak tau ia akan berada di titik ini. Dengan sebuah buket bunga ditangan kanan dan tas tangan di tangan kirinya. Ia memasuki sebuah halaman luas tempat pesta berlangsung. Ia seharusnya tidak ada di sini, sungguh, ia seperti orang yang berada di pengasingan.

Di depan pintu, ia dihadapkan oleh pelayan yang siap mengambil mantelnya. Ia merasa bersalah mereka harus repot - repot manjaga mantel yang bahkan sudah berubah warna itu.

"Tuan Seungkwan, mari, tuan vernon sudah menunggu," Seungkwan mengikuti salah seorang pelayan, masih mengenggam buket bunga nya.

Pelayan itu berhenti dan kini dihadapan nya ada seorang pemuda dengan paras asing yang tidak asing di matanya. "Saya permisi," kata pelayan itu adalah hal terakhir yang Seungkwan dengar darinya.

Dengan memberanikan diri, Seungkwan menemui Vernon, dia lebih suka memanggilnya Hansol, terdengar lebih akrab. "Selamat ulang tahun Sir Vernon," Ucapnya sembari memberikan buket bunga ditangan nya.

"Sunflower, Just like you," Vernon dengan senang hati menerima.

"Saya senang Sir Vernon menyukainya," Seungkwan tersenyum.

Seungkwan ingin pamit untuk menikmati pesta, tidak enak berada di keluarga bangsawan terlalu lama. Ia sendiri disini hanya undangan tidak sengaja oleh Sir Vernon. Tapi tangan putih vernon mencegahnya untuk pamit, "Mari, ku kenalkan dengan dengan kakak ku,"

Seungkwan tidak berani untuk berpaling dan kini ia menghadapi seorang yang jauh lebih memiliki kuasa, "Sir Choi Seungcheol dan suaminya, Sir Yoon Jeonghan," Seungkwan menundukkan kepalanya. "Terima kasih sudah menerima saya, Saya Boo Seungkwan,"

"Kami senang menerima mu di sini Seungkwan," Sir Jeonghan menerima nya dengan tangan terbuka.

"Tidak usah terlalu formal. Vernon sering bercerita tentang mu," kini Sir Seungcheol menimpali, Seungkwan hanya bisa tersenyum malu.

Setelah akhirnya Seungkwan bisa membebaskan dirinya dari keluarga Choi karena mereka harus bertemu kolega mereka, ia memilih untuk duduk di pojokan dengan sepiring makanan di depan nya.

"Kau lihat siapa yang diundang Sir Choi? Kenapa rakyat biasa turut diundang? Apa kalian lihat bagaimana ia berpakaian, harusnya yang seperti itu tidak diperbolehkan masuk oleh pelayan," Seungkwan sayup - sayup mendengar lady berbicara padanya, ia pura - pura tidak mendengar dan hanya sibuk dengan makanan nya.

Setelah habis dengan makanan nya, Seungkwan rasanya ingin segera meminta mantelnya kembali karena ia ingin segera pulang. "Tuan Seungkwan," Tapi pelayan justru datang kepadanya terlebih dahulu.

"Ya?"

"Ada yang keluarga Choi ingin sampaikan. Mari," Seungkwan tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti pelayan itu menuju ke depan aula. Ia kini melihat Vernon sudah berdiri di depan, dengan sebuah mic di tangan nya. Baik, Seungkwan punya firasat buruk.

"Terima kasih untuk semua yang telah datang ke Pesta perayaan ulang tahun saya ke 25. Tidak terasa sudah seperempat abad. Terima kasih. Sungguh suatu kehormatan anda sekalian mau menyempatkan waktu datang ke pesta tidak penting ini,"

Seungkwan bisa melihat bagaimana Vernon mengambil nafas dalam, "Tapi bukan ulang tahun saya yang penting, Pada malam yang cerah ini, saya ingin menyampaikan bahwa akan ada anggota baru dalam keluarga Choi,"

Kenapa Vernon yang menberitahukan keluarga Choi yang baru? Apabila itu adalah anak Sir Seungcheol, bukankah harusnya ayahnya yang memberitahukan?

"Boo Seungkwan. Adalah anggota keluarga baru Choi. Ia adalah tungangan saya, dan saya ingin memperkenalkan dia kepada anda semua,"

Tadi Vernon bilang apa? Aku? Tunangan nya? Sejak kapan?

"Saya berharap anda semua mau menerima nya dengan tangan terbuka," Kini semua mata tertuju padanya, memberikan jalan padanya untuk naik ke podium ke tempat Vernon berada.

'Sialan. Tau begini aku pakai jas yang lebih mahal sedikit,'


-x-


Posted New fanfic. It's gonna short, i think.

Lets just see...

Sekedar selingan untuk SIKOM ya...

Hope you enjoy this, and please Give it lots of love!!!!

Living as ChoiWhere stories live. Discover now