Perkenalan

31 1 0
                                    

Patukan burung camar yang membangunkan Nukie. Sengatan matahari memaksakannya untuk pindah tempat yang lebih teduh. Dia berjalan menepi dengan keadaan setengah sadar sedikit sempoyongan menuju pepohonan di tepi pantai. Sedikit mengusap muka berharap kesadarannya mulai kembali. Kemudian ia mencoba berdiri lagi dan meregangkan otot-ototnya yang kaku. Lalu menikmati indahnya pantai dengan pasir putih yang begitu bersih. Sambil duduk mengingat, kenapa bisa ia tertidur di pantai. Dengan sedikit memutar otaknya. Tiba-tiba teringat nama Lulu, namun ia lupa siapa itu Lulu. Yang ia ingat hanyalah setelah kecelakaan pesawat, dia menepi ke arah pantai dan tertidur dengan lelap karena senja telah menyapa. Namun ia tersadar ada beberapa bagian ingatannya yang hilang entah kemana.

Setelah sepenuhnya sadar, Nukie berjalan kembali ke tempat dia tidur. Dia menemukan 1 tas, bekas kayu yang di bakar, dan sebuah alas untuk tidur. Kepalanya sakit saat mencoba mengingat kejadian kemarin. Tapi dilihat dari alas tersebut, dia tahu bahwa dia tidak tidur sendirian disini. Saat ini dia hanya memiliki 2 petunjuk yaitu Kecelakaan Pesawat dan sebuah kata yaitu Lulu.

Setelah mengambil tasnya, Nukie mulai memasuki hutan. Dia menyadari bahwa berdiam diri saja tidak akan menuai hasil apapun, dia perlu mencari petunjuk lain. Prioritas utamanya adalah untuk mencari tahu lokasi sekarang.

Pertama-tama Nukie mencoba mencari spot yang bagus untuk pengamatan. Dia menemukan pohon yang tinggi dan bisa dipanjat. Dengan sigap dia memanjat pohon tersebut. Setelah sampai di puncak, dia melihat sekitar. Sebuah pemandangan yang luar biasa. Dari yang bisa dilihatnya semua yang ada sangat tampak alami. Sayang nya dia tidak bisa melihat keseluruhan pulau, pohon yang dinaikinya ternyata bukanlah pohon tertinggi di pulau tersebut. Masih banyak pohon-pohon raksasa yang mengahalangi matanya.

Di sisi kanan, Nukie melihat Tebing yang menjulang tinggi melebihi segala pohon raksasa yang dia lihat. Nukie kemudian turun dari pohon dan mengubah haluan nya ke kanan, ke arah tebing tersebut. Disana mungkin Dia bisa lebih jelas melihat keseluruhan pulau ini.

Nukie berjalan dengan hati-hati, instingnya terhadap alam sangat tajam. Dia tidak ingin menganggu kehidupan disini, terutama hewan-hewan yang sedari tadi tampak berlarian kesana kemari, bahkan ada yang memandangnya tajam dari kejauhan. Tiba-tiba terdengar suara tembakan. Nukie yang dengan santai berjalan pun dengan cepat berhenti, menahan nafasnya, melihat sekeliling. Suara tembakan yang keras itu bergema di hutan, para hewan pun tampak terganggu akan suara itu.

"Auuu..." Terdengar auman binatang yang dirasa karena tembakan tadi, tiba-tiba serigala bewarna hitam pekat bermata merah dengan tinggi kurang lebih 1 meter, dengan badan yang begitu berotot, berlari menuju arah tembakan tadi. Dua sampai tiga dari mereka yang tadi sempat melihat Nukie dengan tatapan buas, kini langsung berlari menyusul ke arah suara tembakan dengan cepat dan sigap. Hingga tiba-tiba suasana menjadi semakin senyap.

Kini kesempatan Nukie berlari kecil sembari mengendap-endap hingga sampai ke kaki tebing yang tadi dilihatnya saat memanjat pohon. Namun kendala saat ini yang ia miliki, tebing super tinggi itu, tak ada jalan menuju keatas seperti yang biasanya dibuat di pegunungan di kota dia tinggal. Tanpa perasaan menyerah, Nukie mencari jalan keluar dengan berbagai cara. Hingga Nukie melihat tumpukan batu-batu kecil yang membuatnya penasaran. Kemudia dia menggali tumpukan batu itu dengan tangan kosongnya.

"Hei, gali lebih cepat kalau tak mau menjadi hidangan makan siang." Tiba-tiba terdengar teriakan laki-laki dengan suara lantang dan tergesa, yang berlarian  seperti dikejar sesuatu. Nukie kini mempercepat dalam menggali tumpukan batu itu. Setelah lelaki yang berteriak tadi sampai, dia membantu mempercepat penggalian tumpukan batu itu. Setelah terbuka sepenuhnya pintu gua yang tadi tertutup bebatuan, tiba-tiba hentakan kaki yang cukup keras mulai berdatangan. Karena rasa penasaran, Nukie menoleh sedikit kebelakang. Kini Nukie kaku tak bergerak karena takut. Tiga  serigala yang tadi lari, kini dia lihat kembali. Namun bedanya, dibelakangnya ada beberapa serigala dengan tinggi kira-kira 2 meter. Hingga ditariklah Nukie oleh lelaki tua itu. Setelah Nukie berhasil memasuki gua, lelaki tua itu menarik sebuah jaring raksasa yang terbuat dari tali tambang, kemudian jaring tersebut digunakannya untuk menutupi mulut gua. Lalu lelaki itu mengambil sebuah pemukul yang terbuat dari kayu dan memukulkannya ke tepi di dekat mulut gua, guna untuk merontokkan bebatuan yang mudah jatuh. Namun mereka aman takkan tertimpa bebatuan karena jaring raksasa yang terbuat dari tali tambang tadi mampu menyangga bebatuan itu.

GRAWRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang