559 105 3
                                    

Gua memasuk kelas sambil menghela nafas.

Hari ini hari pertama semester 4, dan gua udah males mau mulai belajar lagi. Pasalnya, ada beberapa kelas yang nggak gua ambil pas tahun pertama (soalnya males + ngga suka gurunya) dan mau ngga mau gua harus ambil tahun ini kalo ingin skripsian tanpa beban.

Dan kelas pertama, kelas yang paling gua nggak pengenin ambil.

"Iji!" Gua melihat dari jauh Jungwoo menepuk-nepuk kursi di sebelahnya. Untungnya dia nyimpenin satu kursi buat gua, karena kelas pas gua dateng udah penuh. Dengan cepat gua duduk di sebelahnya.

"Lo yakin pak Eunhyuk nggak bakal nyuruh pindah ke depan kalo duduk disini?"

Jungwoo ngeleng, "Udah gua perkirain kok. Yang penting nggak lebih dari urutan ke lima dari depan. Lagipula, anak angkatan bawah banyak yang ngambil kelas ini jadi paling mereka yang disuruh duduk depan,"

Gua manggut-manggut mendengar jawaban Jungwoo, "Anak 2k17 kita doang nih?"

"Ada Jaehyun sama Winwin juga," Jungwoo nunjuk ke kursi yang letakknya nggak begitu jauh dari kita berdua, "Terus kalo nggak salah katanya kak Yuta ngulang kelas ini tapi nggak tau juga deh, belom keliatan,"

Baru gua mau bales Jungwoo, pak Eunhyuk udah keburu masuk. Gua mengerlingkan mata dan Jungwoo sendiri pun menghela nafas.

"Selamat datang di kelas System Biology anak-anak!"

Seperti kelas-kelas pada hari pertama lainnya, pak Eunhyuk menjelaskan sedikit tentang apa yang akan dipelajari selama satu semester di kelas, dan juga perkenalan dirinya sendiri. Kelihatan anak-anak lainnya sama malesnya dengan gua dengerinnya. Nggak lama kemudian, dia udah ngasih tugas programming, katanya buat latihan. Padahal hari pertama.

"Gila hari pertama udah dia aja sih," gua mengeluh sambil membuka laptop, "Ini gua udah dua tahun berturut-turut ya ngambil kelasnya dia!"

"Ya sama," Jungwoo ikut mengeleng, "Dia kapan pindahnya deh? Padahal udah pamer ke lab-lab kalo dia udah beres beres mau pindah ke Osaka,"

Gua mengendikkan bahu, dan tak lama kemudian ada seorang asdos yang membagikan kertas ke kelas. Gua menatap bingung, isinya tabel yang isinya pertanyaan tentang berapa nilai kelas programming gua dulu.

"Kak Johnny," gua memanggil asdos kelas yang memang gua udah kenal dari lama, "Ini apaan?"

Kak Johnny sendiri mengendikkan bahu, "Enggak tau, tapi kata dia ntar robek bagian angkanya satu. Mau dibikin grup kali kalian,"

Gua kembali melihat ke kertas yang gua pegang, ada angka di masing-masing dua ujung kertas di atas. Gua kedapetan nomor 6.

"Semua dengerin ya," suara pak Eunhyuk menggema soalnya dia pake mic, padahal nggak pake juga kedengeran orang suara toa gitu, "Itu di kertas yang kalian pegang sekarang di isi ya nilai kalian di kelas sebelumnya, abis itu robek dan simpen salah satu angka di kertas. Kalian nanti mau saya pasangin berdasarkan kemampuan kalian semester-semester lalu,"

Suara keluhan terdengar dari berbagai sudut ruangan. Kebanyakan anak tingkat satu tampak gusar karena bukan semuanya anak yang mengambil kelas ini anak jurusan bioinformatika kayak gua, dan nggak semuanya udah pernah programming sebelumnya. Jungwoo sendiri di sebelah gua tampak gusar, soalnya dia semester lalu nilai programmingnya kurang bagus. Gua menatap nilai gua yang A. Ngga tau karena emang pinter apa sebenarnya gua anak yang biasa aja tapi sekitar gua enggak.

"Sst, kak Iji," gua menengok mendengar nama gua di panggil. Gua melihat anak tingkat satu yang gua kenal dekat, Yeri, "Kakak dapet nomor berapa?"

"6, kenapa Yer? Lo sendiri?"

"Nggak, aku pengen bareng kakak aja," Yeri memasang wajah muram saat mendengar angka ku, "Tapi kayaknya nggak bakal soalnya aku nomor 25,"

Gua memberikan muka yang sama kecewanya sama dia. Setidaknya, gua juga maunya dapet pasangan yang gua kenal. Males banget kalo belum, ntar gak cocok nilai gua jelek.

"Baiklah kalau sudah selesai berikan kertasnya ke asdos saya, dan saya akan segera berikan pengumuman pasangannya,"

Kak Johnny udah mulai keliling kelas, dan gua pun segera memberikan kertasnya pada dia. Baru gua ngobrol-ngobrol sama Jungwoo bentar, pak Eunhyuk udah mulai ngomong lagi.

"Baiklah ini pasangannya sudah saya buat. Kalian dengar baik-baik ya! Pertama, nomor 1 sama nomor 14!"

Mulai terdengar suara erangan malas, hasil dari orang-orang yang nggak mendapat orang yang mereka ekspektasikan. Dan Yeri akhirnya mendapat pasangan Jungwoo, yang mana Jungwoo tampak kasihan ke Yeri karena dia juga bego programming. Gua melihat-lihat nomor gua—belum dipanggil.

"...lalu nomor 6 dan 27!"

Gua langsung terbangun, melihat-lihat ke penjuru kelas untuk mencari anak yang memakai nomor 27. Dan tampaknya ini bukan orang yang gua kenal, karena semua orang yang gua kenal udah bareng pasangannya masing-masing.

"Itu tadi pasangan terakhir ya, sekarang kalian duduk bareng pasangan kalian masing-masing, dan kerjakan latihan yang mau bapak kasih,"

Jungwoo udah jalan menuju tempat duduk Yeri, dan gua sendiri masih kebingungan siapa anak yang menjadi pasangan gua. Belum gua berdiri dari kursi gua, ada tangan yang menepuk pundak gua.

"Nomor 6 ya?"

Gua bingung menatap anak yang tingginya jauh lebih dari gua ini, "Iya, kenapa?"

"Gua nomor 27," dia tersenyum, "Berarti kita bareng ya?"

Gua mengangguk, menepuk kursi sebelah gua, "Iya, sini. Gua Lee Jinah, tingkat dua bioinformatika. Lo?"

"Gua Mark Lee, tingkat satu biotek. Salam kenal ya, kak,"

you go boy :: markTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang