Gua bengong ngeliatin tempat yang di kirim sama Mark.
Tempatnya kayak food square gitu. Tapi mewaaaaaah banget. Arsitekturnya model-model kafe-kafe yang instagramable tapi harga makanananya selangit. Gua yang datang cuma dengan cardigan sama kaos langsung merasa nggak sesuai tempat. Malu.
"Kak Iji!"
Gua nengok ke belakang, dan ada Mark yang lagi duduk-duduk di kayak bangku taman gitu. Gua udah parno tiba-tiba Mark dateng rapi banget, tapi bersyukur dia ternyata juga dateng dengan baju kasual, nggak jauh dari style dia sehari-hari ke kampus.
"Mark!" gua berjalan menghampiri dia, "Dah lama?"
Dia mengeleng, "Nggak kok, baruan nyampe juga. Yuk, kak!"
Mark berdiri, terus tiba-tiba menjauh dari food square tempat kita berdiri. Gua mendadak bingung, "Loh, Mark, mau kemana?"
"Ke tempat makan. Emang kakak mau kemana?"
Gua ngedip-ngedip. Terus nunjuk ke jejeran restoran di sini, "Bukan makan disini?"
Mark tiba-tiba ketawa, terus ngeleng-ngeleng.
"Nggak lah kak! Gua memang mau traktir kak Iji tapi bukan artinya duit gua turun dari langit juga kak!"
Hehehe. Gua ikut ketawa, tapi plus awkwardnya. Udah malu dua kali, "Hehehe maaf, kirain. Kaget gua juga, tiba-tiba makannya di tempat ginian,"
"Nggak kak, ini ngasih tempat disini biar gampang aja ketemunya. Soalnya tempat yang gua mau agak terpencil, nanti kak Iji susah nyarinya,"
Gua manggut-manggut, "Ooh. Yaudah, ayo pergi."
Kita berdua pun berjalan menjauhi square, dan sepanjang jalan kita ngobrol panjang. Lebih banyak tentang kuliah sih karena jurusan Mark masih rada nyambung sama jurusan gua, dan banyak mata kuliah yang sama.
"Jadi, nggak boleh buka laptop sama sekali di pelajaran dia?"
Gua ngeleng, "Nggak boleh. Duduk di belakang aja nggak boleh, harus tiga baris dari kursi paling belakang, nah itulah paling belakangnya dia,"
Mark manggut-manggut, "Kok jadi males mau ngambil statistik abis dengernya,"
"Harus ngambil, Mark. Penting buat skripsi,"
"Kalo gua ngambilnya entar-entar aja nunggu dosennya ganti gimana kak??"
"Yeee nggak lulus-lulus nanti lo," Mark nyengir kuda mendengar jawaban gua, "Btw, ini sebenarnya kita mau kemana?"
"Oh!" Mark menyadari dia belom ngomong apa-apa tentang tujuan kita, sementara jalan yang kita lalui udah agak gelap dan sepi, "Ini ke tempat favorit gua kak. Emang sepi, tapi bentar lagi nyampe, kok! Disana banyak macem-macem gitu,"
Gua cuma ngangguk, nggak mau mikir yang aneh-aneh tentang adek tingkat gua ini, "Ooh, okedeh, gua ikutin lo aja, kan yang traktir lo hehe,"
Dan bener aja, nggak lama kemudian kita keluar dari gang yang sepi ini dan pandangan gua disambut dengan banyaknya lampu yang sedikit remang-remang. Kayak apa ya tempatnya, mirip setengah pasar malam setengah festival gitu. Ada banyak banner-banner warna-warni yang menghiasi, kedai-kedai makanan berjejeran, dan aneka tempat bermain (??).
KAMU SEDANG MEMBACA
you go boy :: mark
FanfictionMark Lee, si cowok idaman anak angkatannya. Mark Lee, si pentolan futsal kampusnya. Mark Lee, si cowok yang masuk deretan cogan kampusnya. "Kak Iji!!" Mark tersenyum sumringah, gua diam-diam menghela nafas karena gua dapat merasakan temen-temen gu...