Reasya AF

6 0 0
                                    

AUTHOR POV :
Reasya Afdillah
Seorang gadis yang baru lulus dari sekolah menengah pertama dan hendak memasuki sekolah menengah atas, ia bercita-cita ingin menjadi orang yang berbakti kepada orang tua, dan selalu jadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Sekarang ia sudah menginjak usia remaja, tak berbeda dengan remaja lainnya Reasya ini juga pernah memendam perasaan kepada seseorang, namun ia berprinsip teguh agar tidak untuk berpacaran, karena berpacaran itu menurutnya hanya membuang-buang waktu, membuat hati menjadi sakit jika terbakar api cemburu dan menurutnya pacaran itu hanyalah kebahagiaan sesaat. Reasya sangat pintar dalam menyembunyikan perasaannya, bahkan seseorang yang di sukai oleh Reasya tidak akan pernah tau bahwa Reasya menyukainya dalam diam-diam.

Begitu kuatnya Reasya menahan rasa yang menyesakkan dadanya bagaimana tidak seseorang yang di sukainya itu juga banyak di sukai orang lain tak jarang ia sakit hati melihat orang lain yang bisa dekat dengannya sedangkan Reasya tidak bisa mengenalnya apalagi mendekatinya.

Reasya adalah salah satu murid yang termasuk pintar disekolahnya, bagaimana tidak karena ia banyak meraih prestasi demi prestasi baik dibidang akademik maupun non-akademik, ia merupakan salah satu siswa yang selalu aktif di sekolahnya, selalu mengikuti event-event maupun lomba-lomba yang ada disekolah, ia sering di berikan amanah untuk mewakili sekolahnya dalam mengikuti perlombaan apapun, tidak jarang orang banyak mengenalinya dan tidak heran orang memujinya karena kepintarannya.


                              💕💕💕

Reasya hari ini mengikuti tes untuk masuk ke sma yang di favoritkannya sejak lama, ini adalah hari pertamanya, Reasya sangat gugup pada hari pertamanya ini, namun ia sudah sangat matang mempersiapkan mental dan fisiknya agar bisa mengikuti tes.


Pukul 03:00
Reasya sudah bangun disaat orang masih terjaga dalam tidurnya, Ia mengerjakan sholat tahajud untuk menenangkan hatinya yang gelisah.

Diselesai sholatnya Reasya berdo'a "Ya allah lancarkanlah tes pertamaku pada hari ini, berilah hamba kemudahan untuk mengerjakan soal-soal tersebut, dan bantu hamba untuk memfokuskan pikiran hamba pada saat ujian nanti, Aamiin."

"Aamiin, semoga kakak lulus dengan nilai tertinggi ya kak!, semangatt!." Ucap Syifa, adiknya reasya yang ternyata menguping do'a kakaknya sejak tadi.

"Iya dek, Aamiin, kamu udah sholat? Tumben bangun jam segini?." Balas Reasya dengan wajah heran

"Iya kak, Udah dong malah kakak yang telat bangun, syifa udah selesai sholat dari tadi, terus syifa denger ada suara-suara di kamar kakak, syifa kira kakak masih tidur, eh ternyata kakak udah do'a aja."  Ucap syifa dengan bangganya bangun pagi dari pada kakaknya, sambil cengingisan.

"Hmm.. Dasar, padahal baru hari ini kamu bangun pagi dari pada kakak, udah sombong aja, mana lagi nguping do'a orang lain lagi." Balas Reasya kesal namun bercanda.

"Ehhh, dasar kakak, kayak nggak pernah nguping do'a adeknya sendiri." Ucap Syifa yang tak mau kalah.

Terdengar suara Rina dari depan kamar Reasya, yang tak lain adalah ibunda Reasya dan Syifa.

"Reasya, Syifa! Kalian ngapain ribut-ribut ini masih pagi!." Tegas Rina dengan suara sedikit membentak karena jarak dari kamar Reasya cukup jauh.

"Nggak apa-apa kok mah, Kami lagi cerita aja." Balas Reasya dan syifa bersamaan dengan mata yang saling bertatapan dan memakai bahasa isyarat agar tidak dimarahi oleh ibunya.

Rina langsung menghampiri kedua anaknya yang berada di kamar atas.
"Ya udah kalo gitu, mending kalian belajar aja, Syifa juga kalo ada pr kan bisa nanya sama Reasya, kakakmu itu pintar nak, nggak sia-sia ibu ngajarin Reasya matematika." Ucap Rina dengan nada bercanda.

"Yeee.. Mama, mama dulu aja paling benci dan gak suka matematika kok, hahahaha.." Ejek Reasya dengan terkikik geli.

"Wah mama hebatt bisa ngajarin kakak matematika, kalo gitu Syifa belajar sama mama aja dehh." Balas Syifa yang percaya karena kepolosannya.

"Udah dulu ya anak-anak mama yang cantik-cantik mama mau ke bawah dulu, mama udah janji sama papa untuk buat teh manis buat papa, mama tinggal dulu ya, Assalamu'alaikum." Ucap Rina tidak membalas perkataan Reasya karena akan semakin panjang saja.

Setelah Rina pergi, Reasya langsung berbaring diatas kasur empuk miliknya, Syifa yang melihat Reasya berbaring langsung juga berbaring didekat kakaknya.

"Fiuhhh.. Capekkk.." Ucap Reasya

"Capek apaan kak?, orang dari tadi nggak ngapa-ngapain." Balas Syifa dengan muka kebingungan.

"Entar aja ya nanyanya, kakak mau nutup mata bentar." Ucap Reasya dengan mata yang sudah mulai tertutup.

"Bentar, bentar ntar kebablasan tidur, dasar ih kakak.. Kak bangun ntar lagi mau subuh ini." Balas Syifa dengan mengerak-gerakkan tubuh kakaknya yg sudah mulai terlelap.

"Iya,iya bentar lagi aja." Ucap Reasya dengan suara ngantuknya.

"Nggak ada nego-nego buat sholat subuh kak!."Balas Syifa dengan berjalan menuju kamar mandi, mengambil air memakai gayung untuk ia percik-percikkan kewajah kakaknya.

"Nihh rasain, rasainn.." Ujar Syifa terkekeh sambil menyipratkan air kewajah kakaknya itu.

"Apaan ini, dasar kamu ya syifaaaaaaa!!." Balas Reasya langsung refleks mengusap wajahnya.

Mendengar kakaknya geram, syifa langsung berlari meninggalkan kamar kakaknya dan langsung masuk kekamarnya.

"Awas ya kamu.." Ucap Reasya geram

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bagai Cinta Ali-FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang