Setelah bertahun-tahun hubungan kita, akhirnya kau menikah dengan pria yang bukan aku.
Baiklah. Semoga kau tetap bahagia meski kita tidak bisa mewujudkan mimpi kita untuk menua di bawah atap yang sama.
Ya, paling tidak, bertahun-tahun kita sudah bersama dan memimpikan hal-hal sampai tak terhitung.
Tapi mimpimu yang paling aku ingat adalah kau ingin duduk di pinggir pantai, menikmati matahari terbit "Aku lebih suka menunggu fajar. Apa yang ia tinggalkan adalah cahaya. Sedangkan senja, yang ia tinggalkan adalah gelap. Aku ingin duduk di pantai itu suatu pagi, matahari pasti cantik" katamu
"Ya, mana mungkin matahari mau tampil cantik kalau kamu selalu lebih cantik darinya" jawabku, dan kau mencubit lenganku
Tapi kini tentangmu sudah menjadi angan, mimpi-mimpi pergi menghinggapi tangkai yang akan patah
Ah, ingatan tentangmu memorak-porandakanku
Tulisanku menjadi tak beraturan
Terimakasih sudah membingkis waktuku dengan kenang-kenangan manismu
Sekali, semoga kita tetap bahagia meski menua di atap yang berbeda
YOU ARE READING
Sepenggal Puisi
PoetryPuisiku tak pernah selesai. Kau, ruh puisi itu, tiba-tiba saja hadir, membuatku bangkit. Tiba-tiba pula pergi, membuatku sakit.