but ain't nobody love you like I do

839 96 6
                                    

bgm _ 4 o'clock , R&V 

.

.

  "Rasa sakit itu dimulai bertahun-tahun lalu, tetapi aku hidup bersama separuh jiwanya begitu lama sehingga pada titik tersebut aku telah menerimanya sebagai bagian tak terhindarkan dari diriku." ― Ashley D. Wallis  





yoongi, namja bersurai hitam sedang terduduk di sofa abu-abu dengan ponsel yang menggantung dilengan kirinya, kegelisahan terpancar diwajahnya sejak ia dinyatakan hamil oleh dokter sekaligus sepupunya itu

setelah beberapa lama telah berargumen dengan dirinya sendiri, ia kemudian mengangkat ponselnya , mencari kontak beruname jungkookie dan menekan call 

"halo?? appa? ada apa?" terdengar suara polos milik jungkook diseberang sana

hanya dengan mendengar suara jungkook, keringat dingin mulai bermunculan disela-sela dahi putih yoongi "hmm jungkook, appa ingin bicara" 

"ne.. bicaralah kookie akan mendengarkan" 

" daddymu dimana kookie?" tanya yoongi asal, masih belum siap mengatakannya 

jungkook mengernyitkan  satu alisnya, tak disangka appanya akan bertanya tentang daddynya 

"daddy sedang bekerja"

"hmm begitu,koo---" namja bersurai blonde tiba-tiba mengambil alih ponsel yoongi, yang diketahui adalah Jimin, calon suami yoongi 

"ini papa, kookie"

wajah jungkook benar-benar terkejut "J--JIMIN?"

"anak nakal, tidak tau sopan santun" ucap jimin kesal 

"dimana appaku? kembalikan ponselnya pada appaku"

"jadi begini, appamu sedang mengandung anakku, dan sebentar lagi kami akan menikah"

jungkook membolakan matanya "aa--apa maksudmu??"

"ck.. kudengar daadymu orang yang pintar, kenapa anaknya bodoh seperti ini" maki jimin 

"jangan membawa-bawa daddyku sialan!!" ucap jungkook dengan nada kesal 

"baik, tapi menjauhlah dari kami, kami akan menikah sebentar lagi, aku tak ingin yoongi depresi jika masih berada dekat denganmu, itu bisa memperburuk kondisi anakku, kau dengar?"

"beritahu pada appaku, AKU SANGAT MEMBENCINYA" mutlak jungkook 


*tuts


jungkook memutus panggilannya 

yoongi menarik lengan jimin, mendudukan jimin disampingnya "Jim,apa tadi itu tidak  keterlaluan?"

jimin hanya memutar bola matanya jengah " ini demi kebaikan kita hyung, jika sesuatu terjadi pada anakku karna kau masih dekat-dekat dengan jungkook, aku tak akan segan-segan menghancurkannya, kau paham?"

yoongi hanya mengangguk patuh pada jimin, setidaknya yoongi memang akan mengatakan ini pada jungkook 

saat jimin berjalan ke kamar tidur jimin teringat sesuatu, kemudian  jimin kembali berbalik kearah yoongi terduduk "ah iya aku lupa, kemarikan ponselmu hyung" 

[END] DADDY , BORAHAE 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang