Diary // 1

63 6 0
                                    

*saran sambil dengarkan lagu Perahu Kertas - Maudy Ayunda*

Berawal dari dia yang datang dengan sebuah senyuman yang menawan. Mata indah itu menatapku dan berhasil membuatku selalu merindukannya.

Apa aku terpikat?
Karena setiap kali aku bertemu dengan dia, mata ini tak dapat berpaling darinya dan memperhatikan dirinya.
Apa aku mulai jatuh cinta?
Karena setiap saat, aku selalu merindukannya, aku selalu mengingatnya, bahkan aku selalu mengingat tiap inci dari wajahnya, tawanya, senyumnya, lirikannya, bibir merahnya, dan wajahnya yang memerah saat dia tertawa dan segalanya yang ada pada dirinya aku sangat mengingatnya.

Tapi rasa takut pun kerap datang menghantuiku. Aku takut jika aku harus melepasnya saat aku sudah terlanjur menyayanginya. Aku sangat takut jika semua bayanganku dengan dia hanya akan menjadi sebatas mimpi:).

Dan akhirnya aku rasa aku benar. Aku hanya bisa mencintainya dalam diam, mengikuti jalannya waktu untuk membenam rasa sakit ini.

Dari awal aku tahu bahwa mencintai dia adalah suatu kesalahan. Aku sangat sangat tahu bahwa merindukan dia adalah suatu kebodohan. Dan aku tahu bahwa mengharapkan dia menjadi milikku hanyalah sebatas khayalanku yang mungkin tidak bisa menjadi nyata. Tapi, aku tidak tahu bagaimana caranya agar aku bisa berhenti. Aku tidak tahu bagaimana caranya aku harus mengakhiri semua ini sebelum aku terluka semakin parah lagi....

Dan sampai detik ini aku masih seperti kemarin. Menatap ponsel berharap notif darinya muncul dilayar ponselku, menunggu berjam - jam berharap dia menanyakan kabarku lewat chat dan meminta maaf karena dia membuatku cemburu. Dan yaa nyatanya masih sama juga seperti kemarin dia sama sekali tidak peduli denganku setelah aku melihatnya bersama wanita lain. Dan lagi - lagi aku harus menunggu dia menjawab chat ku hingga aku ketiduran seperti sebelum-sebelumnya:).

Aku tak peduli, jika dia hanya mencariku untuk membahas hal - hal yang tidak terlalu penting seperti mengajakku bermain game atau menyuruhku menemaninya begadang karena dia bosan. Aku juga tidak peduli jika dia menghubungiku untuk membahas hal - hal yang tidak berkaitan denganku. Aku juga tidak keberatan jika tiba-tiba dimalam hari dia mengajakku video call karena dia butuh teman. Aku juga sama sekali tidak keberatan jika dia tergesa - gesa ingin menemuiku karena sekadar curhat tentang wanita yang sedang dekat dengannya.

Aku sangat tahu, ini adalah sebuah kesalahan bagiku.
Tapi, sekali lagi aku tidak bisa berhenti. Jadi aku hanya bisa menunggu saat untuk bertemu dengannya dan berharap sebuah pelukan atau gandengan darinya.
Meskipun peluk atau gandengan darinya hanyalah sebagai sahabat untuk menenangkanku saat aku memiliki masalah dengan teman atau keluargaku, bukan sebagai seorang kekasih aku tetap menunggunya.

Aku sangat menyadari semua kesalahanku itu tapi aku tidak bisa berhenti dan berpaling darinya. Waktu 1 tahun 3 bulan ini bukanlah waktu yang sedikit untuk melupakan kenangan yang pernah dia berikan untukku setahun yang lalu.

Kenapa aku harus mencintai dia yang merupakan sahabatku sendiri?..

-Afzi.vy

15 Maret 2019
22:16 WIB..

My Diary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang