Author POV
Eunwoo mendekatkan wajahnya pada wajah Sei. Lalu bibirnya menempel di bibir Sei selang beberapa detik. Hatinya semakin dibuat pilu saat itu. Sementara yeoja itu tak bergeming. Hanya terus mengikuti arus dari situasi yang ada.
"Buka matamu setelah aku selesai berhitung hingga angka tiga." Perintah Eunwoo ketika bibirnya tak lagi bertautan pada bibir Sei.
Sei hanya terdiam dan terus menuruti apa yang Eunwoo perintahkan.
"Hana, dul, set.."
Kedua mata yang sempat terpejam itu terbuka perlahan. Langit masih sama sebelum matanya terpejam. Masih dengan warna jingga yang tidak begitu mendominasi. Sedetik kemudian ia menyadari bahwa sosok yang sedari tadi bersamanya kini tidak ada. Ia menoleh ke sekelilingnya. Namun ia tidak menemukan siapa-siapa selain dirinya di atap gedung sekolahnya itu.
Sei mengangkat tangan kanannya yang menggenggam secarik kertas. Dibukanya kertas itu dengan rasa penasaran yang tinggi. Sebuah gambar tokoh kartun yang benar-benar mirip dengan sosok yang ia temui beberapa menit yang lalu. Di sudut kanan bawah kertas itu tertulis, Saranghae Sei.
Setetes air mata Sei jatuh. Diikuti tetes demi tetes lainnya. Hingga berakhir menjadi genangan di pipinya.
"Jika kau pikir aku benar-benar menyuruhmu untuk pergi dari hidupku, kau salah Eunwoo. Kau salah. Aku menginginkanmu untuk jauh lebih lama berada disini, di sisiku. Dan jika kau menganggap bahwa aku tidak mencintaimu, kau salah Eunwoo. Kau salah. Aku mencintaimu." Sei menundukkan kepalanya sambil terus larut dalam isak tangisnya.
"Ini adalah kebohongan. Kebohonganku yang dengan begitu sempurna menutupi semua kebenaran yang ada."
Pandangannya beralih pada langit yang semakin mengakhiri senja. "Kau bukan sekedar fiksi bagiku. Kau nyata. Bahkan begitu nyata hingga pada akhirnya rasa itu ada." Bulir air mata menetes lagi bersamaan dengan matanya yang terpejam. "Aku tidak akan mengucapkan selamat tinggal. Karena aku masih berharap penuh bahwa suatu saat kau akan kembali lagi ke sisiku."
YOU ARE READING
다 거짓말 (Lie)
FanfictionMencoba hidup tanpamu. Tidak ada yang lebih menyakitkan dari itu. Tidak ada malam yang lebih menakutkan dari itu. Setelah aku terbangun, kau sudah tidak ada di sini.