Dalam gulita kucerca gelora rasa
Nestapa yang tak senonoh kupelihara
Aku terus mencintamu dalam buaian gulana
Sederhana saja,
Jika yang lain bahagia karena dicinta
Bahagiaku cukup bila kau tertangkap indra
Dengan bola mata yang mendapatiku tanpa sengaja
Serta senyum tulusmu yang mendeburkan sukma
Dihadapanmu kuingin terus bersembunyi
Hingga kau tak mendapatiku tak bernyawa lagi
Karena itulah libido cinta yang abadi
Terpendam dalam kesejatian yang hakiki
Aku takkan peduli..
Akankah setelah itu semua makhluk mengerti
Bahwa aku selalu merapal namamu tanpa henti
Atau bahkan kau pun takkan pernah sudi mengingatku lagi
Hingga kau menemukan permaisuri pemberian Ilahi
-constantin
KAMU SEDANG MEMBACA
warna warni puisi dalam pekatnya kopi
Thơ caKisah dari para klien yang saya transformasikan ke dalam bentuk tulisan njelehi hh