01

124 7 0
                                    

"Dev, lo dicariin tuh sama Guanlin!" teriak Mesty yang ngebuat gue langsung kesel. Padahal gue udah berusaha buat gak nampakin muka didepan cowok satu itu.

"Males." kata gue yang masih sibuk baca novel. Gue benar-benar males buat berurusan sama makhluk itu.

Tapi tiba-tiba kelas gue yang tadinya berisik seketika menjadi hening. Gue mendongak, melihat Guanlin berdiri didepan kelas gue dengan tatapan tajamnya menyapu seisi kelas gue, lalu berhenti ke gue.

Seketika gue menegang, "Lo ajakin dia keluar gih, Dev. Kita semua takut sama dia." Pinta Mesty yang membuat gue mendecak sebal. Kalau bukan karena teman-teman gue, udah pasti gue gak beranjak sama sekali.

Gue berdiri dan berjalan mendekati Guanlin, "Mau apa?" tanya gue lumayan ketus. Sebenarnya gue tau apa yang ngebuat Guanlin harus nyamperin gue kaya gini.

"Kenapa kemarin langsung pulang, gak angkat telfon aku?" tanya Guanlin.

"Gue bur—" belum selesai gue jawab, Guanlin udah melakukan suatu hal yang memalukan. Apalagi gue masih didalam kelas yang pasti teman-teman gue melihat itu semua.

"Lo—"

Cup.

Yang kedua kalinya, gue benar-benar susah untuk mengucapkan itu.

"Gu—aku kemarin buru-buru, omma sakit. Jadi gu—aku harus langsung nyusulin mama. Lagian aku nungguin kamu lama banget." ucap gue sedikit kikuk.

Tatapan Guanlin yang tadi tajam kini mulai melunak, "Istirahat nanti jangan kemana-kemana, aku samperin kamu ke kelas. Jangan coba-coba kabur babe." katanya memperingati.

"Give me a kiss, babe." ucap Guanlin yang gue yakin udah membuat pipi gue merah. Apalagi teman-teman kelas gue mendengarnya.

"Guanlin—"

Cup.

"Aku ke kelas ya sayang." ucapnya lalu mengacak rambut gue.

Sialan. Maki gue dalam hati. Guanlin mencium gue didepan banyak orang.

Dia terlalu berani—ralat, gak ada yang berani sama dia. Karena Guanlin punya banyak antek-antek dan yang pasti, dia gak akan tinggal diam jika tau ada yang membuatnya dalam masalah.

Tapi, ingat gimana dia memperlakukan gue tadi. Guanlin looks very handsome and hot at the same time.

-BAD | Lai Guanlin-

Gue masih duduk didalam kelas, menunggu cowok tengil yang tadi pagi membuat gue malu.

"Hey babe, aku pikir kamu bakal kabur." ucap Guanlin yang baru saja duduk dibangku depan gue.

"Gue laper, Guan." ucap gue kepada Guanlin. Sedangkan cowok didepan gue malah menyeringai, seringai nakal dan menggoda itu terlihat jelas. Seketika gue merutuki kebodohan gue sendiri.

"I will give you punishment, babe." ucap Guanlin yang langsung berdiri dan mendekat ke gue. Dengan sangat gampang, Guanlin menarik gue untuk berdiri sedangkan dia duduk dimeja gue.

Guanlin menarik pinggang gue mendekat. Sial! Bahkan gak ada jarak antara gue dan Guanlin.

Guanlin menatap gue dengan pandangan menggoda, lalu beralih melihat bibir gue. Sedangkan tangan gue berusaha menahan dada Guanlin.

Guanlin menarik tangan gue lalu dikalungkan ke lehernya, sial. Gue bahkan bisa merasakan pergerakan dadanya.

Cowok dihadapan gue mengusap bibir gue dengan ibu jari nya. "Kamu tau? Ini lebih bahaya daripada narkoba." ucap nya sambil menunjuk bibir gue.

BAD | Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang