1 -Titik Temu

10.5K 194 13
                                    


~pertemuan yang sangat menyebalkan, sebelum akhirnya kita saling menemukan~

***

Cahaya matahari menyambut alam semesta di pagi yang cerah ini. Salah satu cahayanya masuk kedalam kamar seorang gadis yang sedang bersiap menata dirinya dengan seragam putih abu-abunya miliknya. Tiba-tiba ada suara wanita sekitar umur 40 tahun yang berteriak memanggil namanya dari luar kamar, "Leaa.... bangun! Ini udah siang Lea. Emang kamu mau telat?" cerocos wanita itu dibalik pintu yang masih tertutup.

Lea hanya memutar bola matanya malas, kemudian kakinya melangkah untuk membuka pintu. Wanita yang biasa ia panggil Mama itu terlihat kaget dengan tampilan Lea yang sudah siap dengan seragam putih abu-abu miliknya

"Mama toa banget sih!" omel Lea saat sudah membuka pintunya dengan lebar.

Mama Lea hanya menyengir tak berdosa, "Kirain mama kamu belum bangun. Ternyata udah cantik aja," puji Laras yang sedikit kaget. Karena, biasanya Lea sangat susah untuk bangun pagi, berbeda dengan hari ini. Mungkin karena hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah yang baru.

"Ayo turun, sarapan dulu." Lea pun mengangguk dan mengikuti Langkah Laras untuk turun kebawah.

"Alea Damora Risqofa" adalah anak kedua dari pasangan Doni Risqofa dan Larasati Risqofa yg saat ini duduk dibangku 3 SMA, Dia memiliki Kakak bernama "Defadan Risqofa" Yang saat ini sudah duduk di bangku kuliah. Dulu, Lea dan keluarga tinggal di kota Bandung, karna urusan pekerjaan keluarganya dia harus rela pindah sekolah ke jakarta, selain itu ada suatu hal yang memang harus ia hindari di sana.

"Alea, hari pertama sekolah kamu harus dianterin abang kamu dulu, ya,"ucap Doni (papa Lea) disela makannya.

Wajah Lea terlihat tidak suka, "Pa, Lea kan mau naik mobil sendiri, lagian nanti Lea diturunin dipinggir jalan sama nih curut!" protes Alea tidak terima.

Defa yang merasa di sindir langsung bersuara, "Yehh.. siapa juga yang mau anterin lu kadal," ujar Defa membalas.

"Kadal-kadal lo tuh curut!" ejek Lea tak terima dipanggil kadal oleh abangnya.

"Lo duluan yang mulai kadal!" Defa semakin membabi buta.

Laras sangat pusing mendengarkan kedua anaknya berdebat dipagi hari ini "Udah-udah kalian ini! Lea, kamu belum terlalu hafal jalanan menuju sekolah kamu, jadi ikut abang aja ya," kata Laras mencoba membujuk.

Lea menghembuskan nafas pasrah. Mau tidak mau dia harus menuruti perkataan orang tuanya saat ini. Mungkin kalau dia sudah hafal dia akan diijinkan mengemudi sendiri.

Lea berdiri dari duduknya "Yaudah ayo bang, nanti Lea telat lagi," ajak Lea kepada abangnya yang masih melanjutkan makanannya.

Karena tidak mau berdebat lagi Defa pun langsung menuruti perkataan Lea "Yaudah, ma, pa, Defa berangkat dulu, Assalamualaikum," pamit Defa dengan menjabat kedua tangan orang tuanya.
Lea pun melakukan hal yg sama. Dan keduanya pun berangkat bersama pagi hari ini.

"Wassalamu'alaikum." jawab kedua orang tua mereka kompak.

****

Mobil Defa sudah melaju ditengah padatnya kota jakarta di pagi hari. Yang notabennya waktu untuk para pencari ilmu dan pejuang rupiah memulai harinya. Lea menikmati setiap panorama yang disuguhkan dibalik kaca mobil. Gedung- gedung yang menjulang tinggi serta aktivitas warga jakarta dipagi hari yang berbagai macam rupa. Walaupun sedikit berbeda dengan Bandung tapi dia menyukainya. Menurutnya setiap kota memiliki keunikan masing-masing.

Dear Mantan [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang