Pete menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, matanya menatap ke atas membayangkan hal-hal yang disukainya. Cokelat, strawberry short cake, dll.
Ia menyukai segala apapun hal berbau makanan dan minuman manis, membuatnya harus menelan salivanya tiap kali ia membayangkannya. Well, ia memanglah seorang sweet addict.
Namun ada satu orang yang membuatnya terus-menerus berhasil mengalihkan perhatian jika orang itu datang dan selalu berhasil membuatnya ingin memakannya layaknya sebuah makanan kesukaannya. Ae.
Ia memang menyukai makanan manis beratus kali lipat dari kebanyakan orang, tapi berbeda ketika ia melihat Ae. Ia dapat mengetahui keberadaan pria bertubuh lebih rendah darinya itu dari aroma tubuhnya yang menguat. Ia tidak tahu orang-orang akan menyadari aroma manis dari Ae seperti dirinya atau tidak, tapi ia yakin mungkin hanya ia saja yang menyadari hal itu.
Aroma tubuh Ae yang ia hapal dan ketahui selalu menguarkan sesuatu yang berbau manis, yang membuatnya selalu membayangkan bahwa pria bermata sipit itu bagaikan cake berjalan yang membuatnya ingin segera memakannya. Termasuk untuk saat ini, ia dapat langsung mengetahui Ae yang baru saja tiba dikelasnya.
Tersenyum, Pete tanpa sadar kembali melamun menatap Ae penuh kagum yang baru saja memasuki ruangan kelas. Rupanya yang tampan membuatnya menjadi salah satu idola dikampus, dan karena hal itu jugalah Ae terkenal sebagai seorang playboy kelas kakap.
"Hei Pete, bisa kita bicara sebentar?"
Pete mengerjap terkejut, ia tidak menyadari bahwa Ae yang ia perhatikan sedari tadi ternyata kini sudah berdiri dihadapannya sambil melipatkan tangannya didada dan menatapnya kesal.
"Ehh .. Umh .. Ba—Baiklah." jawab Pete ragu dan gugup, melihat sikap angkuh Ae padanya.
Pete pun berjalan mengikuti Ae dari belakang, membawanya ke taman belakang kampus dengan perasaan gugup.
Tiba dibelakang kampus, Ae bersedekap menaikkan sebelah alisnya menatap Pete kesal.
"Kau ini kenapa sih! Kenapa kau selalu melihatku sambil tersenyum seperti orang gila. Kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja langsung. Bukannya tersenyum sendiri seperti itu."
Membulatkan matanya, Pete terkejut. Ia tidak menyangka jika Ae menyadari dirinya yang selalu memperhatikan Ae selama ini. Sejujurnya, ia tidak mungkin mengatakan bahwa setiap kali ia melihat Ae, rasanya enak dan selalu membuatnya ingin memakannya.
Namun ditengah pikirannya untuk memcari alasan atas pertanyaan menyudutkan Ae padanya, tiba-tiba angin berhembus disekitaran mereka. Angin yang berhemus berhasil mengibaskan aroma yang membuat Pete dapat mengetahui pemilik aroma khas yang selalu berhasil membautnya terlena.
Mengendus bagai hewan sambil meresapi wangi yang bagaikan candu untuknya, Pete berjalan bagaikan orang yang terhipnotis menuju tempat sang pemilik aroma itu berada.
'Ae, wangimu memang benar-benar enak.' gumam Pete dalam hati yang masih meresapi aroma yang berhasil memabukkannya.
Ae mengerjap dan membelalakkan matanya terkejut melihat sikap Pete yang ia pikir sudah gila karna tiba-tiba langsung memeluknya.
"Hei Pete apa kau sudah gila? Main peluk-peluk saja dan kenapa kau harus mengendus-endus seperti itu padaku?" Ae berteriak ditelinga Pete, membuat Pete terkejut segera melepakan diri.
"Ma .. Maaf Ae aku —"
Menatap intens pada Pete, Ae bersedekap sambil menempelkan jarinya didagu terpikirkan sesuatu yang baru ia sadari melihat sikap Pete padanya.
"Aku tahu kenapa kau seperti ini. Apa kau menyukaiku?"
Pete terkejut dan matanya membulat sempurna, ia tidak menyangka jika Ae menganggap dirinya menyukainya. Ini adalah kesalahpahaman terbesar yang pernah ia lakukan akibat kecintaannya pada hal berbau manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know You By Your Smells [Love by chance Fanfiction]
FanfictionAePete / Twoshoot / Yaoi / Homo / Gay / Boy x Boy / Love By Chance Couple Aroma tubuh Ae selalu berhasil memabukkannya dan selalu membuatnya tahu dimanapun kehadirannya, tapi karna hal itulah Ae salah paham dengan apa yang Pete rasakan bahwa dia han...