Ini sudah pukul 23:21 dan seharusnya aku sudah tertidur lelap, bermain di alam mimpi. Namun hal itu sirna ketika lengan kekar mengunci pinggangku serta kepala yang refleks menempel di dada tepat jantungku berada.
"Sayang, lenganmu..."
"Hmmm."
"Chanyeol, singkirkan dulu lenganmu. Aku susah bergerak, Sayang."
Chanyeol malah membenarkan posisinya dan sekarang malah membenamkan wajahnya di ceruk leherku.
"Chan-"
Chanyeol tiba-tiba mengecup bibirku. "Sudah malam, Sayang. Tidurlah. Kau sudah marah-marah seharian, besok lagi ya debatnya? Aku lelah."
...dan dia pun terlelap kembali.
Huh, bagaimana aku bisa tidur nyenyak kalau posisiku benar-benar terhimpit begini, Park Chanyeol?
Ku pindahkan kepalanya perlahan ke bantal, keningnya ku kecup dengan lembut.
Aku menatap wajah damainya yang tertidur lelap, ku lihat sedikit raut lelah berkat kantung matanya yang kian kentara.
"Kau sudah bekerja keras hari ini, Yeol." Bisikku lembut dengan jari yang mengusap kantung mata pria yang sepuluh bulan lalu mendampingiku di depan altar, yang berjanji akan selalu bersamaku di sisa hidupnya.
Teringat awal ku bertemu dengannya di musim dingin beberapa tahun silam.
Tampan. Itu yang pertamakali terlintas di pikiranku.
Ku ingat dengan jelas kala itu di tanggal 29 desember aku bertemu dengannya di suatu tempat. Aku yang tak tahan berada di situasi yang canggung akhirnya memberanikan diri mengajaknya berkenalan.
Masa bodoh jika ia menganggapku seperti apa kala itu.
Setelah berbincang, aku merasa sudah begitu akrab dengannya, demikian pula dengannya.
Banyak hal yang kami bicarakan, mulai dari hal umum sampai yang tidak penting seperti membicarakan tentang kesukaanku pada ayam goreng di restoran cepat saji.
Beberapa hari setelah pertemuanku dengannya, ia mengajakku merayakan tahun baru bersama. Hanya berdua.
Ia datang menjemputku dengan tas besar yang katanya berisi sebuah teleskop.
"Aku menyukai semua hal tentang astronomi. Aku membutuhkan waktu setahun lebih demi bisa mendapatkan teleskop ini dengan uang tabunganku."
Aku yang kebetulan juga menyukai astronomi pun menatapnya kagum. "Benarkah? Kenapa kau membawanya?"
"Aku berencana ingin melihat mereka pukul tiga nanti dengan teman-temanku."
Kami pun berjalan kaki di sekitaran rumahku, duduk di bangku taman yang tersedia jika lelah.
Aku suka dengan caranya membawa beberapa topik ringan untuk dibicarakan denganku, tak ku pungkiri sosoknya selalu hadir di mimpiku sejak pertemuan pertamaku dengannya.
Hingga beberapa saat kemudian, hal tak terduga sukses membuat wajahku memerah.
"Jadi pacarku, yuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, Chanyeolku.
RomansaBased on my true story, i changed some plots and scenes to smooth the story. Ya, gitu lah kira-kira.