Episode.21.

1.5K 89 2
                                    

Deli POV

Kini aku sedang menatap ke arah langit berkabut embun pagi.tentang apa yang aku fikirkan akupun tak mengerti. Di sisi lain aku sedang mencoba untuk melupakan sang pangeran hati.Namun,disisi lain aku malah mengenang masa masa indah bersama dirinya.Dan,ketika aku mengingat saat saat bersamanya.aku mengingat sebuah percakapanku dengan pak Kiayi dan Ummi,bahwa aku akan dijodohkan dengan anaknya.

Seketika aku ingin berpaling dari fikiranku yg itu,aku mencoba berjalan mengikuti arah yg ku tuju.kudapati sebuah tempat yang tak asing lagi bagiku,terdapat banyak makanan dan minuman.serta tempat duduk panjang dan meja makan.Ya,itu adalah kantin.

Entah mengapa aku ingin kesini,bukan masalah laparku atau hausku.tapi perasaan ku yg menuntunku menuju kantin ini.

"Assalamu'alaikum" salamku kepada penjaga kantin.

"Wa'alaikumsallam" jawabnya sembari memberikan simbol yang berartikan 'silahkan duduk'.

Akupun duduk tak jauh dari penjaga kantin yang sedang merapikan meja makan.

"Mau makan dan minum apa?" tanya ibu penjaga kantin.

"Enggak bu.aku kesini cuman ingin menenangkan diri." jawabku.

"Loh kok menenangkan diri di kantin toh?menenangkan diri tuh yo kalo gk di Masjid atau di Mushalla yah di kamar sambil baca Al Qur'an." saran kritik dari ibu penjual di kantin.

"Iyah sih bu.Tapi aku lagi gak pengen kesitu.aku juga gk niat ke kantin.Hatiku saja yg mengarahkan ku untuk ke kantin." jelasku.

"Owalah.mungkin hati kamu ingin menunjukkan ada sesuatu yg menarik untukmu di sini,yaitu makan." ledek penjaga kantin

"Ibu...,ujung ujungnya pasti makan."

"Heheh...".

" astaghfirullah bu,aku lupa aku ada janji sama Pak Kiayi untuk kerumahnya aku pergi dulu yh bu assalamu'alaikum. "

Saat aku berdiri kudapati seorang lelaki yang menuju kantin.sepertinya orang ini asing bagi,bukan santri atau Ustadz di Ponpes ini.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsallam" jawabku dan ibu Asih penjaga kantin.

"Mau nanya kalo rumah pak Kiayi dimana yah?" tanyanya.

"Owalah Mas nya mau ke rumah Pak Kiayi toh!,bareng ajah sama nak ini." ajak Bu Asih

"Owh si Mbaknya mau ke sana juga yaudah kalo gitu bareng ajh boleh?" tawarnya.

"Ee..,yaudah yuk,bu aku berangkat dulu yh assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsallam"





Di sepanjang jalan aku merasa canggung,bukan karena adanya perasaan perasaan something.tapi karena aku takut jika ada seseorang yg melihat aku dan Akhy yg berada di sebelah ku.

Kalian tau lah Pondok Pesantren, kalo ada yg liat lawan jenis berdua duan bahkan gk ada orang lain di situ,urusnnya kalo gak Kantor Ponpes yah palingan balik ke rumah,atau bahkan berurusan dengan hukuman hukuman yg gk pengen orang dapetin.jelas kalo untuk laki laki rambutnya di gundulin,perempuan kalo gk hafalan yh paling nyuci semua lantai kamar mandi  yg ada di Ponpes.


Sesampainya di rumah Pak Kiayi.....

"Abii...." Akhy yg tadi bersamaku langsung berlari dan memeluk Pak Kiayi.

"Assalamu'alaikum Abi" salam Akhy itu.

"Wa'alaikumsallam. Ibad kamu sudah besar nak.sudah lama kamu gk pulang,gimana nak sama kuliah kamu di Kairo?" tanya Pak Kiayi pada lelaki itu.

"Alhamdulillah bi lancar,dan inshaAllah nanti tahun depan Ibad akan melanjutkan S2 di Kairo." kata lelaki itu yg mengaku dirinya bernama Ibad.

Kemudian laki laki itu melihat ku dan mendekatiku.

"Ukhty terimakasih yh sudah menunjukkan jalan,Oh iyh ukh...,Pak Kiayi ini adalah Abi ana." jelasnya yg membuatku kaget.

'Kalo Pak Kiayi adalah Abi dari Akhy ini....,berarti!!😨😨😨'-batinku mengada ada.

"Nak Deli, ini anak saya namanya Irsyadul al Ibad,panggil saja Ibad." sambung Pak Kiayi.

"Ayok nak Deli, Ibad masuk...,Abi akan membicarakan sesuatu tentang kalian berdua." ajak Pak Kiayi.

Entah angin apa yg membuatku mengikuti perintahnya,padahal saat itu hatiku dan fikiranku sedang tak karuan.

"Assalamu'alaikum Ummi." salamku berbarengan denga Ibad

"Wa'alaikumsallam! Ibaaaad....😭😭" Ummi langsung memeluk erat Ibad sambil menangis seakan mereka sudah terpisah bertahun lamanya.

"Ummi,hikks,Ibad kangen Ummi. Ummi baik baik ajh kan selama Ibad ndak ada disini,Ummi Ibad Rindu." kata Ibad menangis tersendu-sendu.

"Ayok kita duduk." perintah Abi.

"Jadi,Abi disini ingin memberikan informasi tentang hubungan kalian yg akan menuju pelaminan.Jadi,orang tua dari nak Deli sudah merestui akan perjodohan ini,begitupun dari Abi dan Ummi. Tapi balik lagi kami bertanya dengan kesiapan kalian yg akan menuju pelaminan!, bagaimana, apakah kalian setuju dengan perjodohan ini?" tanya Pak Kiayi.

"Bi,kalo Ibad sejujurnya belum begitu siap untuk menikah,maka dari itu izinkan Ibad untuk mempersiapkan diri." jawabban itu membuat aku semakin ragu,dan tak enak untuk menjawab 'maaf aku tidak bisa menjalankan perjodohan ini'.

'Kenapa sih mamah sama bapak gk kabarin Deli dulu,hheuheu,Deli pengen nangis'

"Gimana nak Deli?" tanya Ummi penasaran.

"Emmm..."

"Kalo kamu ndak bisa jawab sekarang ndak apa apa,kami juga masih harus membicarakan kapan pernikahan ini akan dilaksanakan.yang jelasnya kami akn berikan kalian waktu sampai sebelum Ibad akan melanjutkan S2 di Kairo".sambung Abi

"Maaf,beri aku waktu." jawabku.







Bersambung.......
Yuk silaturahmi sama aku
089636825780
Setuju ndak aku bikin grup ADC?
Kalo setuju komen yhh Readers...
Vote gratis loee...😊😊😊
Author cinta kalian😘😘😘😘

Ada Dua CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang