Yang Terdalam

15 0 0
                                    

"Masih sempat kuselipkan namamu dalam sujud dan doaku"

🍭

Mungkin menjalani hari tanpa Ruslan bagiku hampa, tidak ada senyumnya tidak ada sapa dan kata-kata semangatnya. Namun,  waktu tetaplah berjalan dengan semestinya. Bagiku Ruslan adalah genap dalam keganjilanku waktu, sampai akhirnya badai itu datang yang menyisakan kenangan.  Tanpa kata, Ruslan pergi begitu saja tanpa ingat komitmen yang telah kita buat.

🍭

Selepas kesedihan yang mengiringi hari hariku, aku tetaplah Dias yang cengeng dan selalu terbawa perasaan. "Yas, apa kabar dengan Ruslan?  Sudah lama kakak tidak pernah melihatnya kerumah lagi? " kata Kakakku.
"Dia sibuk kak,  mau ujian juga jadi jarang kerumah. " sahutku dengan mata berkaca-kaca.
"Yang benar?  Tidak mungkin kalau sibuk,  apa ada masalah dengan kalian. Apa sudah tidak lagi bersama." kata kakakku berselang waktu.
"(kamu tidak tahu kak, apa yang aku rasakan saat ini. Ruslan dengan yang lain saja, hatiku sudah hancur apalagi Ruslan membenciku) ah sudahlah kak, jangan dibahas. " jawabku dengan lirih lalu masuk kamar.

Benar, aku meneteskan kembali airmata. Tanpa sebab, aku mengingatnya kembali. Ruslan adalah semangat terbesar dan patah hati yang paling parah bagiku.  Sampai sedih pun sudah lagi tak berguna,  yang bicara hanya airmataku saja. 

Waktu itu aku membunuhnya dari pikiranku. Terlelap tanpa memikirkan Ruslan dan ketika aku bangun aku mengingatnya kembali. 

"Yas,  main yuk. Nanti aku ajakin nonton film horror" ajakan Tata.
"Haha aku takut dengan film horror Ta,  kalau bisa yang romantis. " jawabku.
"Hah?  Film romantis?  Kalau orang patah hati itu jangan nonton film gituan, nanti tambah baper. Apalagi kalau adegan gombal gombalin,  pasti nanti kamu ingat dia lagi. "jawab tata dengan meledek.
"Hmm, kamu ini meledekku apa gimana sih? Atau kamu bahagia melihatku begini?. Tanyaku padanya.
"Dengar dulu anak manis, aku itu simpatik padamu. Aku benci kamu nangis mulu, aku itu pengen ngehibur kamu dan mengajak keluar rumah, aku jamin nanti kamu bahagia deh. "sahutnya.
"Oke, baiklah aku mau nonton film horror. Asalkan, aku yang nentuin filmnya ya?  Bolehkan? "jawabku.
"Oke, boleh. Apa sih yang nggak buat kamu anak manis. "jawab Tata.

🍭
Pergilah aku dan Tata ke Cinema XXI disana aku menonton film Asih. Awalnya sih takut nonton film horror, tapi semoga dengan begini aku lupa akan masalahku. Tata benar-benar membuatku lupa akan masalahku, kemanapun Tata pergi aku diajak. Tata memang sahabatku dirumah, dia yang paling mengerti aku dan yang paling sabar menghadapiku saat aku menangis di dekapannya.

🍭
Tata pernah bilang padaku "Jika ingin kamu kenal dia lagi,doakanlah. Dan jika kamu rindu padanya doakanlah, dan jika sudah tidak ada lagi bahu yang menerimamu, masih ada sajadah untukmu mengadu kepada Rabb-Mu"
Singkat memang kata-kata itu, tapi kata-kata itu mengingatkan pada seseorang yaitu Ruslan. Ruslan pernah mengatakan hal yang sama padaku. 
Hingga pada saat ini Ruslan tetaplah orang yang menjatuhkan hati yang terdalam.

Bersambung...

what is the feelings? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang