Widyatama Renjun, lelaki itu dengan santainya berjalan menuju ke suatu kedai kopi yang biasa ia datangi di setiap malamnya. Namun, jika di setiap malamnya ia datang hanya untuk bersantai, malam ini berbeda, ia datang untuk bertemu dengan seseorang.
Beberapa langkah kemudian, muncul seorang gadis yang tiba-tiba berada agak jauh di depannya. Gadis itu baru saja turun dari sebuah jalan yang bertanjak dan Renjun kenal gadis itu. Gadis itu ialah gadis yang kemarin ia sempat pikir gila karena berbicara sendirian, Riyu Alycia Kyle.
Melihat gadis itu berjalan dengan rambutnya yang bertebaran ditiup oleh angin, Renjun tersenyum miring dan menatap lekat gadis itu dari belakang. Masih dengan kata yang sama ia ucapkan, cantik.
Iya, Renjun masih kagum dengan kecantikan yang dimiliki oleh gadis yang berjalan di depannya itu.
Dan sekarang kita berpindah ke Riyu yang merasa risih. Ia telah lama sadar bahwa ada seorang lelaki yang daritadi berjalan di belakangnya seolah-olah mengikutinya.
"Duh mau ke kedai aja ada yang ngikutin, pasti Mama yang nyuruh." gumamnya kesal.
Kedai telah terlihat dari ujung jalan, tapi Renjun tetap berada di belakang Riyu tanpa berniat mendahului apalagi menghampiri. Itu semakin membuat Riyu risih. Lalu, gadis itu menoleh setelah bersiap untuk memarahi Renjun.
"Jadi, gak jadi?" tanya lelaki itu pada teleponnya yang membuat Riyu tertegun lalu membalikkan tubuhnya kembali dan berjalan cepat ke arah kedai kopi.
"Hadeh, suudzon." ujar Riyu menyalahkan dirinya yang berpikiran negatif kepada lelaki yang ia pikir mengikutinya.
Setelah sampai di kedai, gadis itu memesan kopi yang ia inginkan lalu menduduki kursi tepat di pojok kedai. Dari pojok, ia dapat memperhatikan banyak orang, dan Riyu suka itu.
Beberapa saat kemudian, ada seorang lelaki yang menghampirinya dengan nampan berisi cappuchino dan beberapa camilan lalu duduk di depan Riyu.
Riyu tentu saja terkejut bukan main, gadis itu tak ada janji dengan siapapun di sini, gadis itu tak kenal siapa yang ada di depannya, yang gadis itu tau hanyalah lelaki yang duduk di depannya adalah orang yang saat di jalan tadi selalu berada di belakangnya.
Riyu pikir ia tak berpikiran negatif tentang lelaki tersebut, lelaki itu memang benar mengikutinya.
"Maaf, gak ada meja kosong." ujar Renjun dengan sedikit tak enak hati dengan Riyu. Perkataan Renjun membuat Riyu sontak melihat ke semua meja yang sangat penuh. Tidak ada yang tersisa. Memang, di malam yang seperti ini, kedai ini sangat penuh.
"Oh iya, silahkan." kata Riyu mencoba berbaik hati. Padahal dalam hati, ia ingin sekali mengusir dan memarahi Renjun yang ia pikir suruhan dari Mamanya.
Hening, tidak ada yang membuka suara. Riyu sibuk memainkan minumannya sementara Renjun sibuk minum cappuchino miliknya dan makan camilan serta memandangi wajah Riyu yang menurutnya sangat cantik itu.
Lama-kelamaan, Riyu risih dilihati seperti itu. Ia mencoba membuka suara dengan pelan agar tak mengundang kericuhan.
"Lo suruhan Mama gue?" tanya Riyu hati-hati yang membuat Renjun mengerut.
"Maksudnya?" tanya Renjun balik yang tak mengerti maksud gadis itu.
Melihat tingkah Renjun yang kebingungan membuat Riyu menghela dan menghilangkan segala pemikiran negatif tentang Renjun. "Oh, gak papa." jawab gadis itu.
Renjun tersenyum, "Mohon maaf ya, gue memang dari awal mau ke sini karena ada janji tapi dibatalin. Terus, karena semua kursi udah penuh jadi gue duduk di sini. Mau pergi tapi gue udah jauh datang ke sini jalan kaki." jelas Renjun yang sudah mengerti dengan pertanyaan yang dibuat Riyu tadi.
Setelah mendengar pertanyaan Riyu, Renjun tau bahwa gadis itu risih karena berpikiran bahwa ia diikuti oleh Renjun karena perintah Mamanya dan Renjun segera meluruskannya.
"Iya, maaf udah suudzon." pinta Riyu yang dibalas dengan anggukan lalu uluran tangan dengan tanda meminta pengenalan.
"Kenalin, gue Renjun." ucap Renjun.
Melihat itu, Riyu dengan sedikit rasa ragu membalas uluran Renjun untuk berjabat. "Riyu hehe."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
tenebris | huang renjun × lai guanlin
Fanfiction[on going] Tenebris berasal dari bahasa latin yang artinya kelam. Cerita ini mengisahkan tentang orang-orang yang memiliki masa kelam yang membawanya ke situasi sulit seperti ini. Karena masa lalunya, mereka menjadi lebih dewasa, tapi yang namanya m...