Look at me | JinKook✔

3.6K 169 56
                                    

Akulah debu-debu yang hilang itu saat terhembus oleh angin.
Akulah porselen lama yang berusia ratusan tahun, yang akan hancur apabila kau sentuh.
Mungkin aku tidak akan pernah menjadi potongan memori yang akan dirindukan.
Karena setiap memori itu telah berubah menjadi keping-keping.

°°°

Seolah dia terjatuh dari tempat yang begitu tinggi kemudian tertusuk duri, rasanya begitu sakit. Tentu akan meninggalkan luka disana, dan akan membekas setelah itu.

Dengan pandangan yang kosong menatap arah depan, pria manis bergigi kelinci itu sedang berkutik dengan pikirannya sendiri yang selalu saja dia renungkan atas apa yang telah terjadi pada dirinya. Mata bulat itu kini sudah merah berkaca-kaca, sebentar lagi akan ada cairan bening yang keluar dari sana. Napasnya tidak lagi teratur menahan debaran jantungnya yang begitu cepat.

Jeon Jungkook. Dia seorang pria yang selalu di nomor duakan oleh kedua orangtuanya, Jeon Junsu dan Kim Yura. Mereka terlalu sibuk dengan urusan sang kakak, Jeon Seokjin. Hingga Jungkook terbelakangi, dia selalu menjadi si nomor dua di keluarga ini. Sebelum Jungkook pasti harus Seokjin terlebih dahulu.

Jungkook tahu, hyung-nya itu berprestasi, sangat cekatan dan begitu cerdas. Dia selalu mendapat nilai tertinggi di kelasnya, bahkan sekolahnya sudah mengakui kepintaraan Seokjin. Jika pembagian rapor, Ibu selalu membanggakan nilai Seokjin kepada para tetangga, mengatakan bahwa Seokjin selalu peringkat satu di kelas. Lain halnya dengan Jungkook, yang hanya mendapatkan nilai serba pas-pasan dan tidak mendapatkan peringkat sama sekali.

Mau apa-apa saja selalu Seokjin yang di tanya, mereka mana pernah menanyakan apa kemauan Jungkook. Mereka selalu memanjakan si anak sulung, padahal si bungsu juga butuh perhatian mereka.

Sejak kecil Jungkook selalu di suruh apa-apa sendiri, sungguh berbeda dengan sang kakak yang selalu di suguhi dengan lengkap apa yang dia mau dan apa yang dia perlukan. Hingga otomatis Jungkook belajar mandiri. Saat itu Jungkook hendak makan, namun sang Ibu belum menyiapkan makanan sama sekali.

"Ibu, aku lapar. Tapi tidak ada makanan," ujar Jungkook waktu itu.

Ibunya yang sedang duduk di samping Seokjin itu langsung menoleh pada Jungkook. "Maaf Jungkook, Ibu lupa memasak. Kamu beli mie saja, ya di luar? Ibu mau mengajari hyung-mu dulu."

Yura hanya memberikan selembar uang pada Jungkook untuk membeli mie instan dan makan di luar, padahal saat itu Jungkook masih berusia delapan tahun.

Kerap sekali Jungkook di marahi oleh Ayah dan Ibu jika dia sedang bernyanyi dan Seokjin sedang belajar di kamarnya, mereka selalu memberi peringatan agar Jungkook tidak berisik. Mereka selalu berkata, "Jungkook, jangan berisik! Jangan ganggu hyung-mu belajar!" Bahkan saat Jungkook mengajak Seokjin bermain saja mereka marah, mereka tidak mau Seokjin-nya terganggu. Ya, Seokjin-nya. Bahkan mereka selalu bilang, "Jungkook main sendiri saja, ya? Hyung-mu mau belajar, jangan di ganggu!"

Jungkook selalu kesepian, dia bermain sendirian. Terkadang dia melihat hyung-nya itu yang sedang berkutik dengan soal-soal pelajaran, untuk mengajaknya mengobrol saja dia tidak berani. Karena sang Ayah selalu memantau, jadi Jungkook tidak berani mengeluarkan suara. Takut dikiranya dia mengganggu Seokjin lagi. Lagi-lagi Jungkook mengurungkan niatnya, meski dia hanya sekedar ingin bertanya pada Seokjin.

Munculah dalam pemikiran Jungkook, jika Seokjin dapat membeli perhatin kedua orangtuanya dengan prestasi, maka Jungkook ingin mencobanya. Jungkook senang menggambar dan melukis, jadi Jungkook selalu melakukannya. Dia ingin Ayah dan Ibunya juga bangga melihat atas apa yang dia lakukan, dia ingin juga di perhtikan oleh mereka. Dia ingin menunjukan bahwa dia juga bisa seperti Seokjin. Dan Jungkook mengikuti lomba melukis di sekolahnya, dan dia mendapatkan juara satu. Dia pulang dengan bangganya sembari membawa sertifikat dan medali. Begitu sampai di rumah, Jungkook memberikan medali dan sertifikat itu kepada Yura, dan dia hanya tersenyum. "Wah, anak ibu hebat!" Begitu ucapnya. "Letakan saja di kamarmu ya, Jungkook."

Jeon Jungkook Oneshoot | complete ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang