"Kau tidak ingin menikah lagi, Sasuke?"
Iris sehitam jelaga itu menatap tidak suka pada ibunya yang menyiratkan luka di sana. Sarapan pagi yang dikiranya akan terasa tenang dan damainya terusik.
"Tidak." ucap bungsu Uchiha itu cepat, menyuapkan lagi sesendok nasi goreng buatan sang bunda.
"Kau ini, bahkan Madara saja sudah akan menikah lagi." keluh Mikoto dengan wajah cemberut.
"Benarkah? Dengan siapa?" Sasuke bertanya dengan setengah antusias. Bukan maksudnya untuk ikut campur, hanya penasaran pada sosok wanita macam apa yang mampu menaklukkan hati Pamannya yang kelewat keras itu. Di umur empat puluh tahun akhirnya dia menikah lagi, setelah hampir empat tahun dia menduda karena ditinggal mati sang istri ketika melahirkan Mafuyu putrinya.
"Dia tidak mau bilang." jawab sang Ayah Fugaku. "Kita juga tidak diperkenankan menghadiri pernikahannya yang tertutup di Prancis."
"Kita keluarganya kan?" Itachi yang baru bergabung ikut penasaran.
"Dia bilang, kau akan menentang pernikahanku bila tahu siapa istriku."
Sasuke mendecih merasa sebal karena Pamannya Madara yang seenaknya. "Paling hanya wanita yang menginginkan hartanya."
"Jaga ucapanmu Sasuke!" Fugaku terlihat marah, wajahnya mengeras. "Dia Kakaku! Meski hanya sepupuku, bagaimana pun ia tetaplah Uchiha juga."
Mikoto yang melihatnya merasa tidak enak. "Su-sudah..." wanita anggun itu berusaha menengahi.
"Jangan jadikan Pernikahan Kakakku sebagai pelampiasanmu. Kenapa? Kau kecewa karena Madara kini akan menikah dan hanya kau yang menjadi duda di klan Uchiha?" Ejek Fugaku, yang ditanggapi dingin oleh Sasuke. "Kalau dulu kau tidak macam-macam, sekarang pasti kau sudah bahagia bersama keluarga kecilmu. Ck, kau memang Uchiha yang paling payah!"
"CUKUP!! Aku berangkat!"
Sasuke melangkahkan kakinya lebar-lebar meninggalkan meja makan. Lebih memilih untuk segera pergi bekerja daripada harus ribut dengan Sang Ayah. Melajukan mobilnya cepat.
Ini semua bukan salah Ayahnya, apa yang dikatakan Fugaku tidaklah salah. Sasuke sangat tahu bahwa dalam lubuk hatinya, ia hanya iri. Iri karena Pamannya menemukan pendamping hidupnya yang baru. Tidak seperti Sasuke yang masih tidak dapat menerima kesendiriannya setelah lima tahun berlalu.
"Ne, Sasuke-kun. Apa kau mencintaiku?"
Suara lembut dan manja itu terngiang-ngiang di pikiran Sasuke.
"Tidak."
Bahkan dirinya masih dapat mengingat sedingin apa Pria itu menjawab pertanyaan yang dilayangkan wanita yang saat itu menjadi istrinya.
"Tapi aku sangat mencintaimu, Sasuke-kun."
Bagaimana pun yang dilakukan Sasuke, wanita itu akan tetap memberikan senyuman dan pipi yang merona padanya. Seburuk apa pun perlakuannya, wanita itu akan memberikan senyuman dan sapaan lembut esok paginya. Seolah tak pernah terjadi apa-apa kemarin. Seperti wanita itu tak pernah disakiti oleh Sasuke.
Bahkan ketika Sasuke pulang mabuk dan menyerang wanita itu brutal, mencumbu istrinya dengan kasar, meski Sasuke dengan kesadaran yang tersisa sedikit, bukan nama istrinya yang ia lenguhkan di sela dan akhir dari kenikmatannya. Menyadari bahwa istri yang tengah ia cumbu menatapnya kecewa, dan setelah penyatuan itu istrinya akan menangis dan Sasuke hanya akan memunggunginya seolah tangisan itu tak pernah ia dengar.
Lalu seperti biasanya, wanita itu akan membuatkan sup hangat pereda mabuk untuknya. Lagi-lagi wanita itu akan berakting semalam tak ada apa pun yang terjadi. Padahal Sasuke dapat melihat mata sembab wanita itu dengan jelas. Sama halnya dengan hari yang lain, Sasuke akan membiarkannya.
Apa yang membuat wanita itu akhirnya berubah?
Sasuke tahu jawabannya, tapi entah kenapa dirinya terus menyangkal. Tidak mau dihinggapi rasa bersalah, Sasuke membiarkannya. Pembiaran yang akan Sasuke sesali seumur hidupnya.
Malam itu Sasuke pergi ke klab, menghabiskan waktunya untuk minum bersama teman-teman satu Sekolahnya dulu.
"Sasuke, kudengar akhirnya kau menikah dengan Hinata ya kan?" celoteh Naruto yang merupakan teman baiknya. "Bagaimana kabarnya? Kau tak pernah membiarkannya datang untung reuni Ttebayo!" Teriak Naruto sebal, memberikan delikkan mata tajam pada Sasuke yang tengah meneguk minumannya.
"Kukira kau akan menikahi Sakura." Ucap Naruto lagi.
Sasuke terdiam menerawang akan sosok gadis yang mencuri hatinya semenjak SMA. Mereka berpacaran sangat lama, bahkan hingga akhir semester kuliahnya. Tapi gadis musim semi itu memutuskan cintanya, lebih memilih untuk meniti karirnya sebagai model di luar Negeri. Meninggalkan Sasuke yang merana.
Seseorang menepuk pundak Sasuke, membuat pria itu menengok.
Iris hitam Sasuke mengecil, menatap tak percaya pada sosok yang kini duduk di sampingnya. Itu Haruno Sakura, sang mantan kekasih yang masih ia cintai hingga kini.
"Hai, Sasuke-kun." Gadis itu menyapanya dengan senyuman yang seolah tidak berubah. Menghantarkan rasa sakit dan bahagia bersamaan. "Bagaimana kabarmu?"
Tak lama setelah kembalinya Sakura, kegilaan yang lain dilakukan Sasuke. Tak cukup menyia-nyiakan Hinata yang menjadi istri sahnya, Sasuke bermain api. Ia memulai lagi romansa masa mudanya dengan Sakura. Bernostalgia dan lebih sering pulang ke Apartemen wanita itu.
Hinata juga bukanlah gadis bodoh, adik Hyuuga Neji itu adalah seorang Nona muda yang mengenyam pendidikan Hukum, tentu wanita itu memiliki otak yang cerdas. Cintalah yang membuatnya bodoh, menjadikannya seperti keledai idiot yang terus terbuai akan statusnya sebagai istri Uchiha Sasuke. Menutup mata dan telinganya akan kebenaran soal cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Pernikahan ini hanya sebatas keterpaksaan Sasuke, Mikoto dan Fugaku jatuh hati pada Nona Hyuuga, menginginkan Hinata sebagai menantu mereka. Mungkin bila Itachi belum menikah dengan Izumi, maka Kakaknyalah yang harus menikahi Hinata. Karena Sasuke ditinggalkan Sakura, maka mau tak mau Sasuke menerimanya. Ada sebuah harapan bahwa suatu hari nanti ia akan mencintai Nona Hyuuga.
Tapi selama bahtera rumah tangga itu berlayar, tak jua Sasuke merasakan cinta itu. Ia tak dapat membalas cinta istrinya.
Hubungan Sasuke dan Sakura mulai tercium oleh Fugaku, ia sering mendapati Putranya itu pulang lebih awal, awalnya ia pikir Sasuke berniat menghabiskan waktu lebih banyak dengan Hinata. Tapi ia salah, Sasuke berselingkuh dengan wanita yang telah mencampakkannya. Bahkan berani untuk tidak pulang dan menginap di kediaman wanita itu.
Fugaku berang, Mikoto juga kecewa. Hinata diberondong pertanyaan mengenai kesadarannya akan perubahan perilaku suaminya. Wanita itu hanya dapat menggeleng, wajahnya tampak ngeri, tak percaya bahwa Pria yang begitu ia puja menduakan cintanya. Sasuke juga tak lepas dari hajaran Fugaku. Ayahnya begitu malu, ia mengecewakan kepercayaan Hiashi yang merupakan kawannya sejak dulu.
"Kau mau bagaimana Hinata?" Fugaku menyerahkan keputusan itu pada sang menantu, bagaimana pun Hinata yang tersakiti di sini.
"A-aku... aku akan bertahan di sisi Sasuke-kun!" Jawaban yang awalnya terbata itu akhirnya terucap jelas. "Mungkin aku yang ceroboh, aku masih kurang memuaskan untuk Sasuke-kun. Aku akan berusaha menjadi lebih baik agar Sasuke-kun hanya memandangku."
Sasuke menatap tak percaya, dengan wajah dan tubuhnya yang sakit akibat pukulan Fugaku, ia dengan jelas mendengar dan menatap keseriusan istrinya itu untuk bertahan dengannya.
Bukan ini yang diharapkan Sasuke.
"Serius?" Sasuke berucap lirih. "Kau bodoh apa?" Sasuke bergumam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-
FanfictionKita sudah berpisah cukup lama, benang takdir yang sudah terputus itu tidak akan bisa disambung kembali... Kesalahan di masalalu bak kaca pecah yang tidak akan kembali lagi sempurna... Tapi takdir juga mempertemukan kita lagi... Jadi, bolehkah aku...