2

2.7K 319 84
                                    

"Kenapa kau bilang pada orang tuaku kalau kau akan bertahan?!" Sasuke menatap sengit Hinata, gadis yang tengah duduk di tepian tempat tidur itu hanya dapat menatap sekilas iris Sasuke yang berkilat marah, lalu ia kembali menundukkan kepalanya.

"Aku mencintaimu Sasuke, aku akan lakukan apapun asal kita tetap bersama. Kenapa kau tidak mau mencoba menyukaiku?" cicit Hinata lirih, menahan sakit hati yang menyesakkan dadanya.

Sasuke menghela nafas, ia terlihat frustasi.

"Lepaskan aku Hinata, kita berdua tahu bahwa aku hanya mencintai Sakura. Kalau kau mencintaiku, bisakah kau melepaskanku agar aku bahagia?"

Tubuh Hinata menegang, membenarkan ucapan Sasuke dalam hati. Namun gadis itu menggeleng cepat. "Aku ingin egois Sasuke, aku ingin memilikimu."

Sasuke mendengus, ia tidak suka diklaim seperti ini. Meski dirinya adalah suami sah Hinata, ada wanita lain yang merajai hatinya semenjak dulu.

"Maka jangan harap aku akan mencintaimu dengan keegoisanmu itu!"

"Hah?!"
Sasuke bangun dari tidurnya, lagi-lagi mimpi buruk mengenai mantan istrinya itu kembali menghantui Sasuke. Tubuhnya berkeringat, padahal AC kamarnya menyala.

Hampir setiap malam mimpi mengenai istrinya datang. Membawa ke permukaan memori yang tak ingin Sasuke ingat.

"Aku hamil, Sasuke..."

Sakura hamil, dan wanita itu datang kepadanya dan Hinata.

"Ne Sasuke..." Hinata menatapnya dan Sakura. "Ayo kita bercerai..."

Sasuke mengusap mukanya dengan kedua tangan. Mengingat wajah Hinata hari itu, wanita itu menatapnya datar. Hanya dalam waktu seminggu mereka telah sah berpisah.

"Sampai jumpa Sasuke..."

"Tidak..." Sasuke berbisik. "Maafkan aku, Hinata..."

Sedangkan jauh di belahan bumi lainnya, Madara tengah berbahagia. Hari ini, ia akan melepaskan status dudanya dan kembali menjadi lelaki yang beristri.

Ia berdiri di altar, menanti calon istrinya. Penampilannya tampak gagah dengan setelah tuxedo berwarna silver, putrinya yang cantik berdandan seperti peri dari dunia dongeng dan duduk di kursi paling depan, menatap ayahnya takjub.

Pintu gereja terbuka, tampak seorang wanita yang digandeng seorang pria beriris perak masuk. Ia memakai gaun berlengan panjang, dengan model marmaid. Tubuhnya terbungkus dengan indah, tak lupa veil dan tiara menghias rambut indigonya yang digelung, sebuket bunga lili digenggam si wanita yang akan menjadi Ratu satu malam.

Iris sehitam arang itu saling menatap dengan iris perak si calon istri. Wajah calon istrinya, Hinata Hyuuga tampak merona.

"Kupercayakan putriku padamu, jangan kecewakan aku."

Madara menyambut tangan Hinata, tersenyum pada ayah mertuanya. "Ya, saya akan menjaganya sepenuh hati."

.
.
.

"Madara akan pulang ke Jepang seminggu lagi." Ucap Mikoto setelah menutup telepon dari Madara.

"Apa cukup berbulan madu hanya seminggu?" tanya Fugaku.

Istrinya hanya melempar senyum penuh arti. "Dia juga harus tetap bekerja. Itachi juga kewalahan karena harus mengambil alih Perusahaan yang ditinggalkan Madara-kun."

Fugaku mengangguk membenarkan. "Lalu, dia tak bilang apa pun lagi?"

"Kita diundang ke kediamannya."
.
.

My Ex-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang