Ucapkan terimakasih kepada payung Minion yang telah melindungi 2 insan berhati kuda poni, Rein dan Oda.
Berkat payung kuning itu, mereka berhasil menerobos hujan dan sampai di kelas.
"Makasih ya" Kata Rein basa basi ketika sampai di depan kelasnya. Kelas XI E.
Oda yang mendengar hal itu hanya mengangguk pelan dan segera berjalan menuju kelasnya.
Dalam perjalanan menuju kelas, seorang gadis memanggil Oda dari belakang.
Oda memalingkan wajahnya sebentar dan melihat gadis itu tersenyum kepadanya.
"Lu kehujanan ya? Jaket lu basah banget, da" Ucapnya iba, dia masih berusaha menjajarkan langkahnya dengan Oda.
"Iya" Jawab Oda tersadar. Kini dia berusaha melepas jaketnya.
"Sini, gue pegangin" Gadis itu meraih payung kuning dari genggaman Oda.
"Makasih" Kata Oda pelan. Kini Oda bisa melepas jaketnya dengan mudah.
"Lu tau nama gue kan?" Tanya gadis itu ragu.
Oda terdiam dan tak menjawab sepatah katapun.
"Lu gak tau?" Tanya gadis itu memastikan
Oda mengangguk enteng
"Hmm..Sudah kudugong" Timpal gadis itu santai
"Tapi, lu tau gue kan?" Tanya gadis itu lagi.
"Iya" Jawab Oda pasti
"Lu tau gue darimana?" Tanya gadis itu kesekian kalinya
"Eskul" Jawab Oda
"Nah, berarti selama eskul lu gak tau nama gue siapa?" Gadis itu mengulang pertanyaan sebelumnya
Oda mengangguk pelan.
"Berarti lu gak save nomer gua di whats app?"
Lagi-lagi Oda mengangguk.
Gadis itu menelan ludahnya kasar.
"Yaudah, kenalin nama gue Yara" Gadis itu mengulurkan tangannya dan tersenyum ramah.
"Laudra" Oda menjabat tangan Yara asal.
........................
Hari ini, sekolah tidak berjalan kondusif. Hujan berhasil membuat para guru betah duduk dan mengurung diri dalam kantor.
Hal ini berdampak baik bagi para siswa pemalas seperti Oda yang kini bisa bebas bermain, becanda bahkan tertidur pulas.
Oda duduk di atas bangku dan merubah posisi duduknya setiap detik.
Sepertinya udara dingin berhasil mengganggu kenyamananya. Dia terlihat berusaha mengatasi hal ini sedari tadi. Mulai dari menggosokkan kedua telapak tangan sampai membungkus dirinya dalam balutan jaket.
Waktu menunjukkan pukul 2 siang dan hujan belum juga berhenti sejak pagi.
Oda memutuskan untuk pergi meninggalkan kelas dan berjalan menuju perpustakaan.
Banyaknya rak buku yang memenuhi sudut ruangan disana, membuat temperatur udara di perpustakaan terasa hangat bagaikan matahari di musim panas.
Oda berjalan mencari tempat duduk dan meja yang nyaman untuk tidur. Sepertinya dia adalah satu-satunya orang yang berada disini.
"Oda!" Panggil seseorang. Suaranya terdengar sedikit menggema. Oda melihat melalui sela-sela rak buku kemudian tersenyum kaku kepada pemilik suara.
Rein duduk disalah satu bangku disana dengan beberapa tumpukkan buku dan catatan kecil yang dia tempel di bukunya
Mau tak mau, akhirnya Oda duduk di kursi yang tak jauh dari tempat Rein. Dia bisa melihat bagaimana wajah serius Rein dibalik rak buku yang memisahkan bangku mereka berdua.
Oda menyenderkan sedikit kepalanya
dan mulai terlelap.
......................
Sudah lebih dari satu jam, Rein berdiam diri di Perpustakaan dengan asupan rumus Matematika yang ia pelajari. Bel pulang pun sudah berdering sekitar 20 menit yang lalu. Namun, hujan belum juga berhenti. Meskipun tidak sederas tadi pagi.Rein memberhentikan aktivitasnya dan melirik ke celah-celah rak buku. Dia bisa melihat Oda tertidur pulas disana.
Rein beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju setiap rak untuk menyimpan kembali beberapa buku yang dipinjamnya.
Kini langkahnya terhenti di samping meja Oda. Sesekali Rein melirik ke arah luar jendela dan menyadari hujan mulai mereda.
'Gue harus pulang sekarang' Pikir Rein.
"Da! Oda" Panggil Rein hati-hati
Tak ada sahutan.
"Da, bangun Da!" Panggil Rein lagi sedikit lebih kencang. Rein menepuk bahu Oda beberapa kali, tapi masih tak ada sahutan.
"Ck... kalo gue gak pulang sekarang, ntar hujannya tambah deres lagi." Batin Rein khawatir. Namun, matanya kembali melirik ke arah Oda yang masih di posisi yang sama.
"Daaa!!..Odaaa" Panggil Rein belum menyerah. Namun, tetap tak ada sahutan.
"Ini lagian si Oda susah amat sih dibangunin. Gue tinggal aja kali ya" Gerutunya dalam hati
Rein mengeluarkan tumpukkan sticky notes dari sakunya dan mulai menulis:
Maaf ya gue tinggal. Lagian lu susah banget dibangunin.
Rein merobek lembaran sticky notes dan menempelkanya di lengan Oda.
Mohon dukungannya
Jangan lupa tinggalin vote dan commentnya
Hope you enjoy it^^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
ENAMORADO
Teen FictionIni adalah sebuah cerita tentang pangeran komodo dan putri tanpa sepatu kaca