Meskipun hujan sudah reda, tapi sisa rintik-rintik air dan angin masih bertiup kencang.
Khawatir hujan akan turun lagi, Rein berjalan cepat dengan langkah-langkah kecilnya. Dia berusaha memanfaatkan waktu agar lebih cepat sampai di halte dan pulang ke rumah.
Di lain tempat, si pangeran tidur terbangun dari mimpinya. Matanya tampak mengintai seisi ruangan dan menyadari bahwa dia sendiri di ruang perpustakaan.
Oda bangkit dari kursi dan segera keluar dari perpus dengan malas.
Dia berjalan setengah sadar dan sesekali mengucek kedua matanya.
Tangannya merogoh ponsel dari dalam sakunya.
"Pak, jemput Oda di halte deket sekolah"
Dia mengirim pesan suara kepada supir pribadinya.Oda mulai berjalan keluar gerbang dengan kepala tertunduk dan sampai di halte.
Rein yang masih berdiri di halte tampak menyadari kedatangan Oda.
Oda berjalan dengan kepala yang masih tertunduk dan kemudian duduk di kursi halte yang panjang.
Rein melirik ke arah belakang dan melihat Oda kembali memejamkan mata dan bersender pada tiang halte. Sticky notes warna hijau masih tertempel di lengannya. Itu berarti Oda belum membacanya.
"Tar kalo ada mobil, bangunin ya" Ucap Oda pelan dengan mata yang masih terpejam.
"Lu ngomong ke gue?" Tanya Rein kebingungan.
"Gua lagi ngomong sama pohon" Jawab Oda asal
"Gak lucu" Timpal Rein datar
"Udah tau" Kata Oda pelan
Rein terus berdiri menunggu bus yang tak kunjung datang. Sesekali dia memainkan ponsel untuk mengatasi kejenuhannya.
Tiiiitttt....
Mobil berhenti di depan halte. Seseorang muncul dibalik kaca mobil. Pria gemuk berkumis dengan seragam hitamnya menatap ke arah Rein. Memberi kode untuk membangunkan sang pangeran yang kini sedang tidur terduduk.
"Oh" Rein teringat ucapan Oda.
Dia berbalik.
"Da, bangun da.. Jemputan lu udah dateng" Ucap Rein sembari menepuk bahu Oda pelan. Belum ada sahutanRein berdecak kesal. Dia mendekatkan wajahnya lebih dekat kepada Oda.
'WFUH'
Rein meniup ke arah mata Oda.Oda mengerjapkan matanya cepat dan terbuka perlahan. Dia melihat Rein tersenyum puas tepat dihadapannya. Dalam jarak 10 cm ini, Oda dapat melihat jelas wajah cantik Rein.
'WFUH'
Oda membalas tiupan Rein lebih kencang. Rein berkedip dan menjauh dari wajah Oda."Ck..apaan si" Ucap Rein kesal.
"Makasih" Ucap Oda kemudian beranjak dari tempatnya.
Dia berjalan sembari memoles rambutnya yang berantakan. Dan berhenti ketika melihat sesuatu di lengannya.
Maaf ya gue tinggal. Lagian lu susah banget dibangunin.
Oda melepas sticky notes itu dan memasukkan ke saku bajunya.
"Duluan" Kata Oda pelan
"Iya"
Update lagi
Hope u enjoy it.Ditunggu vomment nya xx
KAMU SEDANG MEMBACA
ENAMORADO
Teen FictionIni adalah sebuah cerita tentang pangeran komodo dan putri tanpa sepatu kaca