Mengisahkan gadis kurang beruntung yang untuk pertama kalinya berani menaruh hatinya pada seorang pria yang sayangnya justru menyia-nyiakan dirinya.
Sampai dimana pria itu sadar, jika gadis itu sudah mengalami banyak hal buruk di dalam hidupnya, dan...
"Gue mau mandi, udah malem dan masih ujan. Jadi gue belum bisa pulang. Pinjem anduk?" Ujar Hyunjin.
"E-mang, lo ada baju ganti?" Serra perlahan duduk. Mengumpulkan beberapa energinya sebelum berjalan ke lemari di sudut kamar.
"Pakek baju ini lagi juga gak papa kok."
Setelah menemukan handuk baru, ia lantas memberikan itu pada Hyunjin.
Hyunjin hanya menerimanya, lalu berniat pergi sebelum melihat tubuh Serra yang oleng dan hampir terjatuh.
"E-eh.." Hyunjin dengan segera membantunya. "Lo.. badan lo panas, lo sakit?" Tanya pria itu kemudian.
"Gak papa. Gue biasa kayak gini." Balasnya lalu melepas tautan tangan Hyunjin.
"Gak usah sok jual mahal bisa gak sih? Kebiasaan banget. Emang buat apa sih jual mahal? Udah, udah sana tidur lagi, abis mandi gue masakkin bubur." Sarkas Hyunjin dan langsung pergi meninggalkan kamar itu.
Hyunjin mencicip buburnya sedikit sebelum menuangkan-nya ke dalam mangkuk.
Ia melakukan ini bukan karena dirinya ingin bersikap baik dan melupakan apa yang telah Serra perbuat padanya.
Hyunjin melakukan ini, karena kasian. Jujur saja, setiap kali melihat sorot mata gadis itu, Hyunjin sebenarnya iba melihatnya.
Tapi rasa dendamnya akan terror yang Serra buat tempo hari, belum bisa pria itu lupakan.