Tiga

61 13 0
                                    


Bangun
pagi tiap hari. Bangun pagi tidak ada yang menemani. Sudah biasa terjadi pada diri Nirmala. Udah kebal!

Nirmala bergegas menuju ke sekolahan nya yang tercinta itu dengan kencang karena jam menunjukkan sudah pukul 06.50

"Oh shit gue kesiangan"

'Ngeng'

'Brum'

'Tinn tinn'

Vespa Nirmala tepat di gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Pikiran Nirmala sudah blank dan dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Yang ada dipikiran Nirmala saat ini adalah balik ke kosan. Ia tidak pernah terlambat sebelumnya.

Sudah lima menit Nirmala celingak-celinguk, tiba-tiba keringat dingin mengalir di sekujur tubuh nya.

"Ngapain disini?" Tanya seorang laki-laki. Ternyata itu adalah Real. Real berboncangan dengan temannya yang setahu Nirmala dia adalah Vando

"Hah?"

"Lo ngapain disini?" Ulang Real dengan penuh penekanan

"Nunggu gerbang di buka kak," jawab Nirmala asal. Jantung Nirmala sudah berdetak kencang sekarang

"Bego!"

"Pulang sekolah baru di buka," ujar Real

"Yah, yaudah deh Mala pulang aja," ucap Nirmala yang sudah pasrah. Ia pun mulai memakai helm nya.

"Serius?" Tanya Real menatap mata Nirmala lekat

"Iya," jawab Nirmala

"Gue ikut."

"Terus gue gimana Real. Rese lo!" Ujar Vando

"E-eh jangan dong." Balas Nirmala cepat. Sudah gila kakak kelas ini. Entah apa yang merasukinya.

"Pokoknya gue ikut! Van lo bawa motor gue ya! nih," ujar Real sambil menyerahkan kunci motor miliknya.

'Kok jadi gini sih, dia mau apa sebenarnya?' batin Nirmala bertanya-tanya

Tidak mungkin jika Real tiba-tiba berlaku seperti itu. Aneh!

"Pindah kebelakang!" Suruh Real. Tidak ada pergerakan dari Nirmala

"Mundur," suara Real baru saja masuk di telinga milik Nirmala dan ia sontak terkejut

"Hah? Oh iya kak," Nirmala haya bisa menurut saja

Nirmala pun pasrah, ia akhirnya memutuskan untuk balik ke kosan nya dari pada sekolah, pasti udah masuk bk. Namban masalah kan

Vespa milik Nirmala mulai melaju di jalanan.

Nirmala merasakan nyeri perut karena dia tidak sempat sarapan tadi. Nirmala terus merekas perutnya, semoga rasa sakit di perutnya mulai mereda. Nirmala sudah tak tahan, dia sangat lapar!

"Kak makan dulu, aku laper," kata-kata itu lolos keluar dari mulut Nirmala.

"Eh," Gumam Nirmala

Motor Nirmala sudah berhenti tepat di depan warung bubur ayam. Nirmala merasa jadi tak enak hati.

"Kak Real makan juga gak?" Tanya Nirmala

"Enggak," jawab Real

Nirmala segera memesan satu bubur ayam dan dua air mineral.

LeniaAdr😤 is calling you...

Nirmala segera memencet tombol hijau.

"MALA LO KEMANA KAGA MASUK, LO BOLOS YA? MASA LO SAKIT ORANG KAYAK LO EMANG BISA SAKIT?" cerocos Leni dari seberang sana

Nirmala sedikit menjauahkan ponsel dari terlinganya.

"Tadi gue udah sampe sekolah tapi gerbang udah di tutup. Yaudah gue cabut balik," jawab Nirmala dengan lirih

"Gila lo, ada ulangan harian bego!"

"Entar catetin jawabannya ya Leni, sayang deh gue sama lo. Udah dulu ya bye!" Ujar Nirmala dan segera mematikan telepon dengan sepihak.

"Ini pesanannya," ucap pelayan sambil memberikan satu mangkuk bubur ayam dan dua air mineral.

"Iya terimakasih," jawab Nirmala dengan tersenyum

"Kak, nih minum," ujar Nirmala menyodorkan botol air mineral kepada Real

"Makasih,"

"Kak," panggil Nirmala

Real mendongakkan kepala dan menaikkan satu alis miliknya.

Nirmala ingin sekali bertanya kepada kakak kelas nya ini. Bertanya kenapa jadi sok kenal sok dekat sama Nirmala? Kenapa jadi kak Real deketin Nirmala? Apakah Nirmala yang terlalu baperan?

"Ehm-m ga jadi deh kak," jawab Nirmala terbata bata

"Lo udah kan makan nya?"

"Udah kak," ujar Nirmala

"Yuk balik," tiba-tiba Real memegang erat tangan mungil milik Nirmala.

Nirmala yang terkejut berusaha melepas tangannya yang di genggam Real, namun itu sulit.

"Aku bayar dulu kak," ujar Nirmala

Setelah membayar, Motor vespa Nirmala mulai melaju lagi. Tak lama kemudian ia sudah sampai di depan kosan Nirmala.
Nirmala semakin bingung, darimana kak Real tahu kosan Nirmala?

"Nih kunci motor lo," ujar Real sambil menyerahkan kunci motor milik Nirmala.
Nirmala pun menerima kunci tersebut.

"Gue balik duluan," tambah Real memutar badannya dan segera pergi dari sana.

"Iya, makasih kak hati-hati," ujar Nirmala berteriak karena Real sudah di seberang sana

Nirmala mulai membuka knop pintu kosan nya sambil memikirkan semua kejadian tadi.

'Tauk ah pusing mikirin begituan' batin Nirmala

.

.

.

.

Happy reading ya semua!

NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang