Chapter 13

22 3 0
                                    

"Loh! Clarissa sama Jeno kok gak ada?" Stevani.

"Kemana tu anak" Angeline.

-Flashback-

Clarissa pov

"Assalamu'alaikum" ucap gua sambil masuk ke dalam rumah.

"Ngaku aja lo mas kalo jalan sama Cewek, gua liat sendiri kalo lo sama tu cewek berduan" Teriak mama gua dari dalam.

"Bagus deh kalo lo udah tau, gua udah bosan hidup sama lo" sahut papa.

"OOO Jadi bosan!" Mama jalan kehadapan papa dan nampar papa.

"Pergi lo dari sini! Jangan harap lo dapat harta dari gua" usir papa ke mama.

"Pa, ma, udah! Kalo ada masalah itu di selesain baik-baik bukan kaya gini" Tangis gua pecah untuk saat itu juga.

"Papa lo Clarissa emang Bajingan!" sahut mama gua.

Prankk (vas bunga pecah)

"Pergi, ambil sana baju-baju lo! Gua bakalan urus surat cerai kita"

"Mah jangan pergi hiks"

Mama langsung ke atas buat beresin baju-bajunya dan langsung turun.

"Mah jangan pergi, mama hiks"

"Dah, jangan panggil gua mama lagi. Gua gak butuh anak kaya lo!" Ucap mama langsung dorong gua sampai jatuh.

"Hiks pah"

"Lo mending juga pergi deh, gua gak mau liat keturunan dari mama lo ada di sini. Sana ambil barang-barang lo dan nih uang buat lo" ucap papa ngambil uang di dompet lalu ngelempar uangnya kemuka gua.

"Pa! Aku gak butuh uang hiks"

"Serah lo! Cepet pergi, dasar gembel" papa langsung dorong gua keluar.

"Hiks"

Gua ngeluarin hp di kantong gua dan ngeliat jam, jam menunjukkan pukul 9 malam. Gua tetep jalan sambil nelphone om gua.

"Om tolong aku"

"Apaan?"

"Om bisa jemput aku di jalan, soalnya aku di usir papa, mama papa juga akan bercerai. Jadi tolong om ijinin aku nginap di rumah om"

"Maaf om gak bisa"

"Kena-" ucap gua terputus karna telphone yang di matiin om gua.

"Hiks-hiks" keadaan gua kacau balau saat ini rambut gua berantakan, mata gua sembab. Gua mencari ojek buat mencari hotel terdekat buat nginap untuk malam ini.

Clarissa pov end

Author pov

"Bang" Clarissa.

"Buset, di kirain kunti" abang-abang ojek.

"Bisa anterin saya ke hotel terdekat gak bang hiks" ucap Clarissa nunduk.

"Yaudah naik neng"

10 menit

"Udah sampai neng"

"Nih, makasih bang kembaliannya ambil aja" ucap Clarissa mengulurkan uang ke abang ojek.

Clarissa langsung masuk ke dalam hotel tersebut dengan membawa  1 koper di tangan kanan dan ransel kecil di punggungnya.

"Maaf mbak di sini ada kamar yang kosong?" Tanya Clarissa.

"Kebetulan ada yang kosong, apa anda mau nempatin?"

"Iya"

"Silahkan saya antar ke kamarnya" ucap mbak-mbaknya. "Ini kamar anda"

"Makasih" setelah ngucapin makasih gua langsung masuk ke dalam kamar gua.

"Hiks-hiks. Semua emang bajingan" Clarissa.

2 jam Clarissa tetap nangis sampai akhirnya dia bangun dari tempat tidurnya dan menuju dapur mencari benda-benda tajam. Sampai Clarissa nemuin sebuah cuter dan ngegoresin cuter itu ketangannya, darah segar terus menetes di tangannya.

"Arghh" Clarissa sedikit ngerintis karena ngilu.

"Gua capek. Gua capek sama semua ini" setelah ngomong itu Clarissa keluar dari kamarnya menuju ke arah rooftop hotel.

"Hiks-hiks gua udah capek sama semua ini, gua gak sanggup. Kenapa sih selalu gua yang harus kayak gini! Kenapa?!"

Clarissa berjalan di pinggiran rooftop gedung hotel.

"Maafin gua, gua gak sanggup lagi ngehadapin ini semua"

Dan saat itu juga ada seorang laki-laki yang langsung nyeret Clarissa ke pelukannya.

_
_
_

Tbc_^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love doesn't need to haveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang