Kelompok : C
Nama kelompok : Pengadu Rindu Tuhan
Tema : Elegi RinduAisyah, gadis yang kini tengah merapikan gaun soft pink berlengan pendek bertabur sedikit aksen kristal imitasi yang ia kenakan, hari ini akan ada acara reuni SMA-nya membuat ia sedikit harus repot mempersiapkan diri dan juga hatinya, pasalnya akan hadir seseorang yang masih ia rindukan hingga detik ini. Angga, nama laki-laki yang mampu membawanya pada jurang kerinduan, keadaan yang membuat keduanya harus terpisah, bahkan hubungannya ikut berjarak seperti raga.
Tak berselang lama, ia pamit kepada orang tuanya untuk menghadiri acara reuni SMA-nya.
"Yah, Bun! Aku mau pergi ke acara reuni SMA ya! Bolehkan yah?" Ujar Aisyah dengan nada manja pada kedua orangtuanya. "Boleh, asalkan kamu jangan pulang malam ya! Atau kamu mau ayah temani?"
"oh tidak yah! aku sudah tidak jadi anak kecil lagi!" Ketus Aisyah kepada orangtuanya, "iya yah! Dia kan sudah cukup besar kok!" Ucap bundanya yang menenangkan sambil mengelus rambut anaknya dengan lembut.
"Ya sudah! tapi ayah antar-jemput kamu ya!" Kata ayahnya dengan bijak. "Siap kapten!" Kata Aisyah sambil hormat kepada ayahnya.***
Tak seberapa lama ia sampai di tempat acaranya. Ia pun pamit pada ayah yang mengantarkannya ke tempat itu.
"Jemput jam 9 ya yah! Sayang ayah!" Kata Aisyah sambil mencium tangan ayahnya dan turun dari mobil. "Iya, ayah juga sayang kamu! Jangan nakal ok!" Kata ayahnya dengan bijak.
Ia pun masuk ke dalam acara reuni SMA yang megah dan mewah. Ia juga bertemu dengan beberapa kawan lamanya yang sudah memiliki pasangan, bahkan memiliki anak. Ia hanya tersenyum simpul manis.
"Kok sendiri saja sih Aisyah! Mana pasanganmu, suamimu atau sudah _move on_ dari mantan?" Pertanyaan yang selalu Aisyah dapatkan dari beberapa temannya.
"Tapi untuk pertanyaan yang terakhir tentang mantan, aku sendiri saja masih merindukannya! Masih mengingat kenangan-kenangan kita dahulu! Tapi apakah dia juga masih mengingatnya?" Batinku terasa resah jika memikirkan ini.
Bagai rekaman yang diputar ulang, Aisyah kembali mengingat peristiwa kecil tapi sangat sulit untuk dilupakan. Bertahun-tahun yang lalu, tapi masih teringat jelas di memorinya. Kepalanya didongakkan ke atas menghentikan air mata yang sudah berkumpul di pelupuk matanya.
Alunan lagu dari pengisi acara reuni itu membuat Aisyah semakin merindu.
" _You, My darling you.. bitter sweet memories that is all i'm taking with me.. so goodbye.. please, don't cry.. we both know i'm not what you, you need and i... i will always love you.. i will always love you_" suara dari pengisi acara ini menghanyutkan Aisyah. Tak lama kemudian Aisyah mendengar suara lelaki yang dikenalnya.
"Hi kawan, apa kabar? Kamu kesini dengan siapa?" Suara yang begitu familiar terdengar merdu melalui gendang telinganya, degup jantung Aisyah kian membuncah kala ia berbalik dan menatap seseorang yang sedari tadi ada dipikirannya. Angga, dia Angga dan siapa wanita di sampingnya, Aisyah masih menatap Angga dalam diam tanpa sadar kini semua pasang mata menatap kearahnya. Angga yang melihat arah tatapan teman-temannya pun seketika mendongak, dia sedikit tersentak. Pandangan mereka bertemu saling tatap menyelami kerinduan yang kian membara, ingin rasanya Angga berlari dan merengkuh tubuh mungil itu, mengusap rambut yang hitam nan lurus, merasakan kehangatan jari-jari mungil Aisyah, namun seperti ada tamparan keras di saat Vanya gadis yang berada di sampingnya menepuk pelan bahu Angga, seolah menyadarkan bahwa gadis yang sudah berlari keluar aula adalah masa lalu yang telah pantas ia lupakan.
"Kejar, aku tau kamu ingin bersamanya," ucap Vanya tulus, namun Angga hanya menggeleng. Ia tak perlu mengejar Aisyah karena kisah mereka telah usai biar rindu yang tak pernah selesai.
Vanya yang melihat itu hanya tersenyum miris, ia tahu di hati Angga masih tertata apik nama Aisyah dan ia hanya pengisi kekosongan yang melanda hati Angga ketika Aisyah tidak ada di sampingnya.
Melihat wajah Angga yang seperti itu, Vanya perlahan memeluk Angga. Angga membalas pelukannya dengan ragu, sejenak perlahan Angga melupakan Aisyah.
Aisyah yang berbalik badan, menjadi terkejut melihat Angga berpelukan dengan Vanya begitu akrab. Angga yang melihat Aisyah pulang dengan menitihkan air mata, menjadi bingung untuk mengejar atau tidak.
***
Waktu belum menunjukkan pukul sembilan, Aisyah mencari tempat untuk sendiri. Namun, tempat yang dituju ialah tempat kenangan indah yang tersimpan abadi dalam toples kaca yang dilapisi kain flanel putih yang menghitam sekarang, serta dihiasi foto Aisyah dan Angga yang ingin mengejar cita-cita mereka.
Toples itu tersimpan manis di bawah kursi taman di tengah kota. Setibanya di taman, Aisyah langsung mencari toples yang dikubur dibawah kursi taman itu.
Aisyah mengambil suratnya dari toples itu dan secara tidak sengaja, surat yang Angga tulis jatuh.
Lalu ia mengambil surat Angga yang jatuh, tiba-tiba ada tangan laki-laki yang juga ikut mengambil surat itu.
***
Di acara reuni itu, Angga masih berpelukan erat dengan Vanya. Tiba-tiba Vanya menangis tersedu.
"Aku tahu kamu masih suka dengan Aisyah! Kejarlah dia! Aku tak mau jadi pelampiasan rindu yang bukan tempatnya!" Ucap Vanya sambil menangis di pelukan Angga.
"Tapi bagaimana denganmu? Aku juga tidak bisa meninggalkanmu disini dengan suasana yang seperti ini!" Ucap Angga dengan melepas pelukannya dan meyakinkan Vanya.
"Kejarlah Aisyah, atau kau akan menyesali seumur hidupmu! Aku tidak apa-apa, kejarlah!" Ucap Vanya dengan senyum tipis disela-sela tangisanya.
Tak berlangsung lama, akhirnya Angga memutuskan untuk mengejar Aisyah dengan mengatakan "Terima kasih Vanya telah hadir di hidupku!" Suaranya terdengar keras dan Vanya berhenti menangis karena ucapan Angga.
***
Aisyah yang masih terkejut karena Angga datang di tempat kenangan mereka. Mereka berdua duduk di kursi taman dengan suasana canggung.
"kenapa kamu kesini?" Ujar Aisyah dengan ketus dan menghapus air matanya.
"aku disini hanya untuk meluapkan rindu pada tempatnya! Aku disini hanya untuk menemukan rindu yang tersimpan dalam setoples kaca! Yang aku tahu bahwa mereka pernah menulis selembar kertas, yang bertuliskan rindu dalam cita-cita mereka, yaitu menikah!" Kata Angga dengan pelan sambil memegang tangan Aisyah.
Air mata haru mengalir di pipi merona Aisyah. Seseorang yang dia rindukan, seseorang yang sangat dia sayangi, seseorang yang tak bisa dia lupakan kembali lagi padanya.
"Aisyah, mau kah kau menjadi pendamping hidupku? Mau kah kau membuka lembaran baru dan mengisinya bersamaku?", tanya Angga.
Aisyah yang tenggelam dalam air mata harunya hanya bisa mengangguk dan tersenyum bahagia.
Semesta Rindu, 14 September 2018
Nama yang mengerjakan :
1. Kak Feni
2. Kak Sihab
3. Kak Aisyah
4. Kak Dayat