Dunia untuk Nada - Bagian 1

12 1 0
                                    

"Gue seneng deh nad, elo udah senyum-senyum lagi. Selama ini gue kesepian tau nad, gak ada elo yang cerewet kayak dulu lagi” sekarang giliran windi yang mengatakan kesenengannya karena nada sudah kembali menjadi nada yang dulu.

Mungkin nada yang kemarin-kemarin memang seperti orang sakit yang disesabkan badai besar menerjang kehidupannya. Maka sejak itu nada menjadi orang tak tentu arah dan membisu sekian lama.

Nada hanya tersenyum mendengarkan ucapan sahabatnya itu. Sejujurnya dia juga senang karena bisa kembali kedunianya yang dulu.

“Eh, tapi kok loe ngirit banget ngomong sih sekarang..” protes winda kepadanya.

“Loe gimana sih, jadi serba salah gue, diem aja salah, ngirit ngomong salah, dulu aja gue cerewet banget salah juga..heuhh” Nada mendengus kesal, sedangkan winda terbahak mendengarnya.

“Hahaha abisan gue kangen sama lo yang dulu. Nah tadi kayaknya balik lagi deh kayak nada yang dulu.. kalo ngomong suka panjang kayak rel kereta hahaha” meski winda ngomong begitu nada tetap mendengus kesal.

Sekarang mereka sedang berada di area taman kampus. Jam kuliah sudah selesai tapi mereka memilih hangout di taman kampus yang terasa sejuk karena banyak pepohonan disini. Terlihat beberapa mahasiswa juga yang sedang duduk di tembok panjang yang dibuat khusus untuk tempat duduk, ada diantara mereka sedang mengerjakan tugas sambil memasang wifi yang dipasang diarea kampus. Ada juga yang sedang mengobrol, berselfie atau berwefie

“ Eh elo mau ikut reunian sama temen SMA gak? Kan udah lama tuh kita gak ngumpul-ngumpul” ucap winda

“Tau deh, gue masih belum bisa ketemu sama banyak orang gitu..” jawab nada lemas

“Belum siap ketemu mantan kali” winda mengerlingkan matanya yang membuat nada lagi-lagi kesal.

Bukan hanya ketemu mantan persoalannya tapi nada juga belum siap ketemu dengan teman-teman lamanya. Mungkin nada cuman ingin menghindari pertanya-pertanyaan yang mungkin akan dilontarkan teman-temannya terkait apa yang terjadi pada saat itu.
Di saat nada sedang melamun tiba-tiba terdengar teriakan-teriakan histeris para wanita memekik pendengaran nada dan winda.

“yaampun ganteng banget..”

“OMG dia pangeran berkuda putih gue”

“Cool banget anjirr..”

“Abang hayati lemes bang..cakep bener..”

“Ya allah hambamu ini sesak nafas melihat ciptaan mu yang indah..”

“Oksigen mana oksigen, gue butuh oksigen..”
Pujian-pujian aneh itu nada yakin ditujukan untuk lai-laki yang sedang mereka teriakan. Sangat lebay menurutnya.

“Apaan sih lebay banget.” Komentar nada, sedangkan winda mulai beranjak dari duduknya “Eeehh,,mau kemana loe?” nada menahan tangannya “Gue penasaran nad..”ucap winda sambil berjinjit ingin melihat.”elah sama aja lo ternyata..” ucap nada sambil melepaskna tangan winda membiarkan apa yang ia mau. “ehh dari dulu gue kan kayak gini, sama kayak mereka, kalau ada yang cakep gitu jadi tiba-tiba lebay..” Nada memutar bola matanya malas.
“Bukan tiba-tiba lebay, emang dari dulu lo lebay..” nada mencabik kesal.
“Iya deh.. terserah sahabat gue, yang penting gue mau kesana bye.” Ucap winda lalu menyengir “Muahh..” dan mengecup pipi sebelah kanan nada. “udah sana-sana..” ucap nada kesal dan mengibas-ngibaskan tanganya.

Semenit kemudian nada melamun, memikirkan bagaimana dia akan kembali bisa berinteraksi dengan teman-teman SMA nya setelah kejadian itu. Dan menikmati semua kegiatan yang pernah ia dulu lakukan, seperti les musik dan mengajar di sanggar tari milik tantenya.

Tak lama winda menghampiri nada lagi dengan ekspresi muka yang tak biasa sambil mulut menganga lebar. “kenapa loe?” tanya nada bingung
“OMG naaaad...” teriak winda dan nada menutup kupingnya.
“Idihh kenapa sih? Tambah lebay tau gak..” untung nada tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, kalau iya, nada bisa terkena serangan jantung mendadak gara-gara sahabatnya itu.

“Sumpah Nad, loe harus liat pemandangan yang sangat indah banget tadi.” Ucap winda lebay.
“ada apa sih emangnya?” nada menyernyit, penasaran dengan apa yang sudah kaum hawa lihat sehingga membuat mereka teriak tak tau malu.

“Tadi tuh ya..” ucap winda sambil menggeser nada untuk duduk. “kenapa jadi ngegeser gue sih kan disebelah gue tadi tempat loe, euhh..” Nada bergeser sambil bergerutu kesal. Sedangkan winda hanya menyengir kuda lalu nada membuang muka, tapi cepat-cepat winda membalikan wajah nada lagi menjadi menghadap kepadanya.

Meskipun nada kesal tapi tidak mengurangi rasa penasarannya. Ekspresinya berubah serius menunggu winda bicara, tiba-tiba “Nungguin ya??” winda terbahak berhasil mengerjai nada yang terlewat serius berbeda dengan tadi yang seperti tidak mau tahu “Hahahha..”
Winda lagi-lagi menangkap ekspresi seram nada dan itu ulahnya.
“ Iya-iya gue serius...serius!!” Kali ini nada berusaha untuk biasa saja

“Tadi itu ada cowok cakep banget nad, katanya sih dosen baru, tapi sumpah dia itu kayak bukan dosen, kayak CEO- CEO gitu loh..” jelas winda semangat dan berbinar mungkin sambil mengkhayal bapak dosen itu mengenakan jas seperti pakain CEO.

“kebanyakan baca novel sih loe...” ucap nada sambil mengambil buku dan tasnya lalu berdiri meninggalkan tempat itu.

“ Eh tungguin gue nad!” teriak winda dan menyusul nada yang sudah berjalan jauh didepannya.

Dunia untuk NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang