" Katanya mau dapet cowok kayak pa Rendra. Harus pinter kali kalau mau jadi ceweknya. Kalau gak, gak selevel.."
***
Nada merenggangkan tubuh mungilnya di pinggir tempat tidur sambil menguap. Ia berjalan kedepan tempat tidur untuk membuka gorden lalu berdiam sesaat sambil melihat keluar dan merasakan cahaya matahari yang menyelinap diantara pepohonan dan langsung mengenai wajahnya, matanya terpejam karena cahaya matahari itu sekaligus merasakan suhu rungan kamarnya.Lalu bersiap untuk melakukan ritual mandinya.
...
“Pagi bi..” sapa nada kepada bi lastri yang sedang menyiapkan sarapan untuknya. “Eh neng Nada, pagii..Oh iya neng, tadi ibu titip pesen sama bibi, katanya bilang ke eneng ibu pagi ini pergi ke lombok untuk mengerjakan bisnisnya disana neng..”
“Oh bisnis lagi.. ya sudah lah bi...” nada menggeser kursi meja makan “bibi bilang aja sama mamah..lain kali kalau mau pergi gak usah repot-repot titip pesen ke bi lastri kayak gitu, pergi ya pergi aja gak usah bilang..” ucap nada ketus sambil mengambil sehelai roti dan selai nanas.
Bi lastri menciut mendengar omongan majikan mudanya itu karena terlihat sedang kesal kepada ibunya. Sebenarnya bi lastri merasa kasihan kepada majikan mudanya karena kurang dapat perhatian dari nyonya besarnya.
Ibu nada memang jarang sekali ada dirumah, selalu saja mengurus bisnis dan bisnis. Bahkan sebelum terjadi kecelakaan yang membuat nada berubah dan sebuah kejadian yang tragis itu, ibunya memang tidak pernah terlihat sibuk sebagai ibu rumah tangga tetapi sibuk diluar dengan bisnisnya sampai selalu memancing keributan dengan sang ayah. Sampai pada saat ayah nada pergi untuk selama-lamanya pun tidak merubah kebiasaan buruk ibunya itu, bahkan mungkin lebih parah.
Nada menghela nafas dengan berat, sudah capek dia memikirkan ibunya yang tak pernah berada dirumah dan tak pernah memberikan kasih sayang untuknya. Nada sekarang ingin mandiri tidak akan bergantung kepada siapapun.
“Yaudah bi aku pergi kekampus dulu ya..” Nada sudah membereskan sarapannya meskipun ada roti yang tersisa, karena dia sudah tidak mood lagi bila sudah membahas ibunya, Ia mendorong kursinya kebelakang lalu berdiri “oh ya bi, nanti nada kayaknya nginep dirumah winda ya..” ucap nada. “Iya neng, hati-hati ya..” nada hanya memberikan senyum kepada bilastri lalu pergi dengan mengendarai mobil jazz nya.
***
“Nada!!...nada!!..”
Cewek itu mendengar panggilan dari sahabatnya di koridor mading kampus, ia menoleh kekanan lalu mendapati winda sedang berlari kecil menghampirinya.Nada mengangkat dagu bermaksud menanyakan apa yang ingin winda katakan “Tadi gue liat dosen yang cakep itu loh, dan lo tau gak?” Kata winda bersemangat. Nada berdehem, “Dan ternyata dia jadi dosen kita..yeayy” Lanjut winda bersorak seperti anak kecil yang dikasih lolipop oleh ibunya, kekanak-kanakan.
Nada menyengir terpaksa lalu meninggalkan winda. Kini giliran Winda yang mendengus kesal
“Gue gak sabar deh nad, pengen liat dosen ganteng itu ngajar di kelas kita..”Nada menoleh kesebelahnya, tidak sadar kalau winda sudah berada disisinya. “Gimana ya wajah tampannya saat dia ngajar..uhhh gue gak sabar”. Cewe itu terus saja berjalan tidak menanggapai celotehan sahabatnya.
Sampai mereka berdua sudah berada di depan pintu kelas, namun winda tetap tidak berhenti berceloteh soal dosen barunya itu. Nada pun kesal, “Udah deh win jangan terus-terusan ngomongin dosen baru itu..”
Tanpa mereka berdua sadari orang yang sedang mereka bicarakan itu sudah berada di belakang mereka, Laki-laki itu berdeham “Permisi saya mau ngajar dikelas ini..” tukasnya sambil melihat kepada kedua mahasiswinya yang menghalangi jalan. Winda tercengang melihat wajah tampan laki-laki yang berprofesi dosen itu. Mulutnya menganga lebar dan matanya berbinar.
Sedangkan Nada hanya berekspresi datar. Lalu mereka berdua memberi jalan untuknya. “Silahkan pak..” ucap nada datar.Tak hanya Winda, semua mahasiswi dikelas itu pun berbinar melihat ketampanan laki-laki yang bertugas sebagai dosen matakuliah sdm (sumber daya manusia) mereka itu saat masuk.
Mereka berbisik-bisik mengagumi ketampanannya. “Oke, temen-temen. Selamat pagi..” Sapa laki-laki itu sambil berdiri didepan mahasiswinya. “Mulai hari ini, saya menjadi dosen pembimbing kalian..” ucapnya tegas.
Terdengar sorakan heboh dari mahasiswi di kelas ini, tak jarang juga mahasiswanya.
Laki-laki itu berjalan kearah whiteboard lalu menuliskan sesuatu disana “Nama saya Rendra Gunawan..” Katanya sambil menuliskan namanya.Laki-laki yang berperawakan jagkung itu memiliki rahang yang keras, badan tegap serta otot bisep dan trisepnya tercetak jelas dibalik kemeja birunya. Kumis tipis menghiasi wajah tampanya dan ada jambang yang paling menarik untuk dilihat. Semua wanita pasti tidak akan menolak pesonanya.
“Umur saya 28 tahun..” Rendra melanjutkan sesi perkenalannya. “Pasti kalian, heran dengan saya. Kenapa umur masih muda tapi bisa menjadi dosen. Betul begitu yang ada dibenak kalian?” gaya bicara rendra sangat bagus dan menarik untuk didengar.
Semua orang yang berada dikelas itu menatap serius kedepan. “Saya telah menyelsaikan S2 saya dua tahun lalu..dan setelah itu saya bekerja di perusahaan ayah saya di australia...” ia berhenti sejenak lalu menghela nafas panjang. “Namun pada saat itu saya berpikir untuk berhenti kerja diperusahaan ayah saya dan memilih untuk mengajar di indonesi. “
Semua mahasiswanya terseyum kagum. “Jadi kalian semua harus bersemangat kuliahnya sampai selesai bahkan melanjutkan kejanjang yang lebih tinggi, agar bisa seperti saya” Ucapnya seakan memberi motivasi.
Semua mahasiswanya berangguk-angguk setuju.“Gila ya nad, udah ganteng, pinter lagi..kuliah sama kerjanya di australia lagi, uhh suami idaman banget..” suara bisikan winda mengagetkan nada yang sedang serius memperhatikan pak dosennya. “Iya, berarti lo juga harus rajin kuliah sama belajar biar kayak pak rendra..” balas nada menasehati sahabatnya.
Winda mencabik kesal, namun setelahnya kembali memandang kedepan. Memandang ciptaan tuhan yg hampir dekat dengan kata sempurna.
"Fokus woy belajar, awas tuh iler keluar" Nada berbisik sambil terkekeh.
" Katanya mau dapet cowok kayak pa Rendra. Harus pinter kali kalau mau jadi ceweknya. Kalau gak, gak selevel.." lanjutnyaWinda mendelik kearah Nada.
...
Harus semangatt untuk melanjutkan. Walau yg liat masih dikit, apalagi yang ngasih bintang.:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia untuk Nada
RomanceNada Melody Cantika, mahasiswi dari Airlangga University. Tak pernah terpikirkan olehnya, bahwa dia akan berurusan dengan dosen muda dikampusnya yaitu Rendra Gunawan. Melibatkannya dalam hal percintaan yang membuat Nada semakin pusing saja dibuatnya...