Part 13

47.9K 6.3K 648
                                    


___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Mata pelajaran baru saja berganti. Tadinya mata pelajaran matematika diisi oleh seorang guru perempuan yang terkenal galak, sekarang materi sosiologi oleh guru yang dekat dengan siswa-siswi dan suka bercanda.

Bu Foni, guru matematika IPS kelas XI beberapa waktu lalu marah karena ada seorang siswa yang sibuk dengan ponselnya ketika Bu Foni menjelaskan. Alhasil, siswa bernama Rafka yang merupakan sahabat karib Kenzie menjadi pusat perhatian. Dia dilempari spidol dari depan dan membuat seluruh murid makin tegang. Kejadian itu diakhiri dengan keluarnya Rafka dari kelas karena perintah dari Bu Foni.

Kenzie yang tadinya melihat kejadian itu hanya bisa diam memandang Rafka keluar dari kelas. Sekarang kursi di sampingnya kosong. Saat mata pelajaran kedua tiba, Rafka bahkan belum juga kembali.

"Hari ini per kelompok lagi, ya." Suara Pak Aus, guru sosiologi, terdengar diiringi senyum di wajahnya. Keluhan-keluhan dari hampir semua murid XI IPS 1 langsung memenuhi ruangan.

"Nggak usah banyak protes. Kalian ini kalau dikasih A minta B. Giliran dikasih B mintanya C. Kayak doi aja banyak maunya." Pak Aus mengomel. Siswa-siswi tertawa di dalam kelas.

"Sistem pembagian kemarin bosen. Ganti, ya." Ucapan Pak Aus langsung membuat kelas ricuh karena pro dan kontra pembagian kelompok.

Wajah Pak Aus berubah usil memandang seluruh muridnya. "Denger-denger, di kelas ini banyak yang cinlok?"

"Banyaaak, Pak. Banget." Edgar yang duduk di bangku barisan ke-4 segera menyahut. "Malah udah beberapa yang jadi mantan. Itu, lho, Pak. Si Kenzie sama Erica, contohnya."

Kepala Kenzie terangkat setelah mendengar ucapan Edgar. Edgar yang tadinya menghadap ke Pak Aus kini menoleh ke belakang, menatap Kenzie dengan senyum jail.

Sementara Erica hanya menunduk karena sadar semua orang di kelas memandanginya dengan ekspresi berbeda-beda. Semua di kelas pun tahu hubungan di antara mereka. Belum ada yang tahu bahwa mereka sudah putus dan sekarang semua teman kelasnya tahu. Kurang dari 24 jam berita ini akan tersebar di penjuru sekolah.

"Wah." Pak Aus menggaruk-garuk kepalanya, menyengir di depan sana. "Kalau mantan sama mantan dijadiin satu kelompok bisa-bisa ada perang nanti di kelas ini. Ya sudah lah, nggak usah. Pengelompokkan seperti biasa. Kali ini acak."

Pak Aus mulai menyuruh semua murid menaikkan kertas dan pulpen untuk mencatat kelompok. Pak Aus berdiri di depan memegang absensi. Pak Aus mulai membagi kelompok dan dalam satu kelompok ada empat orang.

Dua nama yang masuk ke kelompok lima sudah disebut oleh Pak Aus. "Selajutnya, Erica dan satu lagi." Tatapan Pak Aus tertuju pada Kenzie. "Kenzie. Kita lanjut ke kelompok enam," kata Pak Aus cepat, menunduk sambil menahan tawa.

Kenzie menghela napas. Tatapannya tertuju ke Erica. Setelah beberapa detik Kenzie memandang cewek itu, Erica menoleh ke arahnya. Kenzie langsung mengalihkan perhatian ke depan.

Can I Meet You Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang