First Date

1.9K 220 15
                                    

Aku Kang Seulgi. Dua puluh tahun. Hanya seorang lulusan sekolah menengah atas yang bekerja di dapur rumah sakit sebagai juru masak.

Tentu saja hidupku membosankan. Pekerjaanku tidak terlalu menghasilkan banyak uang. Hanya cukup untuk keperluan bulananku sendiri dan sisanya tersimpan bila ada kebutuhan mendadak.

Impianku adalah kaya raya dan menjadi orang terkenal yang dilirik semua orang. Sayangnya, itu tidak akan terjadi karena aku hanya orang biasa.

Tampangku memang cukup rupawan, tapi siapa yang akan melihat bila aku hanya mengenakan seragam juru masak rendahan di rumah sakit?

Tuhan, kadang aku bermimpi untuk bisa menjadi dokter dan disukai banyak perawat cantik di rumah sakit.

Nah, itu dia masalah lanjutan. Aku perempuan, dan aku tidak menyukai kaum laki-laki. Itu sebabnya aku memilih hidup sendiri sekarang untuk bekerja dan memenuhi keperluan hidupku tanpa memikirkan orang tua lagi.

Untukku, mereka terlalu menekan dengan sifatku yang selama ini selalu penurut. Sekarang yang kuingin hanya melakukan apa yang kumau.

Dan ini, masalah finansialku yang terlalu seadanya, membuatku tidak mudah bertemu dengan satu pun gadis yang bisa aku kencani.

Yeah, kalian tau. Cinta memang buta, tetapi semua tentunya berawal dari afeksi. Kita harus melakukan banyak pengorbanan untuk seseorang dan membuat mereka jatuh cinta.

Aku bukan tipe yang demikian. Tentu karena aku tidak cukup kaya untuk mengajak gadis yang aku sukai untuk makan, jalan, dan memberikan mereka hadiah.

Sebab itulah, saat ini aku hanya bisa bertukar pesan dengan seseorang yang sejak pertama kukenal di media sosial.

Namanya,

"Irene?"

"Itu hanya username-ku di aplikasi. Namaku Bae Joohyun."

"Aku terkejut mendengar suaramu."

Saat ini kami sedang saling menelepon. Dan ini adalah pertama kalinya aku dengar suara Irene atau Bae Joohyun secara langsung.

"Benarkah? Aku pun demikian. Kukira kau akan punya suara yang sangat dingin dengan penampilanmu yang seperti itu."

Terhitung dua bulan sejak kami saling mengobrol. Semua bermula dari sebuah game. Irene adalah pemain game yang profesional dan aku hanyalah gamer bodoh yang hanya main game ketika bosan.

Yang kusenangi sejak awal dari Irene adalah, dia selalu mengundangku untuk menjadi timnya tiap kali aku online. Walaupun kadang kami kalah dan aku penyebabnya, Irene tetap mengundangku.

"Bagaimana pekerjaanmu? Apa kau masih melanjutkannya sampai pagi?" tanyanya dari seberang.

"Yeah, begitulah. Sulit untuk lepas dari realita buruk ini."

Irene tertawa renyah, "Tidak, kau mengangumkan. Aku dua puluh tiga tahun dan sama sekali tidak bekerja. Kau menang seangka dariku."

Mendengarnya membuatku menyadari bahwa nasibku memang benar buruk. Di usia ini, seharusnya aku mungkin bisa mengenyam bangku kuliah supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

First DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang