Hari pertama

61 14 4
                                    

Hari ini cerah, matahari tidak malu-malu menampakkan sinarnya.

Begitupun tiga sekawan itu, terlihat wajahnya berseri-seri hari ini.

Selalu saja ada candaan receh yang bisa membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal.

Mereka berjalan bersama menuju halte untuk menunggu bus. Jarak rumah mereka tak terlalu jauh, sehingga sering berangkat ke sekolah bersama-sama.

"Lo tau gak ..." ucap Ratna

Keduanya menengok obyek yang kini tengah berbicara "GAK" jawab Nabilla dan Shelvi serempak.

"Gue belum selesai elah, dengerin dulu napa"

Nabilla yang tadinya sibuk meneliti setiap sudut jalan, akhirnya mulai tertarik dengan topik yang akan mereka perbincangkan. Walaupun itu belum sepenuhnya dikatakan Berfaedah. "Yaudah, apa emang?"

Shelvi yang tadinya sibuk menyesap susu kotak pun tergerak untuk ikut mendengarkan Ratna.

"Iya, emang lo mau bilang apa?"

Ratna melirik kedua sahabatnya "Jadi gini ...." ucapnya menggantung.

"Ngeselin lo! Selalu ngegantung kalo ngomong. Nanti kalo hubungan lo yang di gantung tau rasa lo!" sarkas Nabilla.

Shelvi tidak peduli dengan kedua sahabatnya yang akan adu mulut. Ia akan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terjeda tadi.

"Ishh jahatnya lo Bill, omongan yang keluar dari mulut lo itu adalah doa lho. Jadi jangan ngomong sembarangan sama sahabat lo yang paling unyu-unyu ini ya"

"Ya terus apa? Jangan buat gue emosi njirr lo!!" geram Nabilla.

Ratna memang menyebalkan.

"Makannya lo diem dulu"

Sepertinya mulai hari ini Nabilla harus banyak-banyak bersabar.

"Jadi kemaren si Shelvi itu teriak Oppa di jalan dan ... yang nengok itu kakek-kakek hahaha"


Nabilla yang mendengar cerita Ratna pun tertawa "Haha.. lo tuh ya Sel, selalu malu-maluin"

Jleb

Dari awal Shelvi sudah menduga bahwa hari ini dia akan jadi sasaran sahabatnya.

Melihat kedua sahabatnya tertawa atas penderitaannya, membuat dirinya tak segan ingin membunuh dua makhluk di hadapannya ini. Selalu saja dirinya yang menjadi sasaran candaan mereka.

Menyebalkan memang.

"Berisik lo berdua! Seneng banget liat temennya susah, heran gue"

"Bukannya gue seneng, tapi gue suka liat lo kesel kayak gini" celetuk Ratna

"bodo Na bodo!"

Beberapa saat keadaan menjadi hening. Hingga Nabilla kembali membuka percakapan mereka.

"Eh btw nih ya guys, gimana kalo nanti sore kita nobar film horor?"

"Horor? Kenapa gak drakor aja sih, biar mata gue tambah bening liat yang muluz-muluz gitu" ucap Shelvi

"Pikiran lo! kalo gue sih setuju-setuju aja apalagi kalo disediain camilan" balas Ratna

"Kalian berdua memang sama-sama ..." Nabilla menjeda ucapannya.

"Gemesin" sambung Ratna dan Shelvi.

"N G E S E L I N" sinis Nabilla.

Tak terasa mereka sudah cukup lama menunggu bus di halte, dan sekarang kendaraan yang di namai bus itu sudah ada di hadapann mereka.

Bergegas mereka pun masuk kedalam bus itu lalu duduk dengan anteng.

Nabilla memisahkan duduk memisahkan diri di kursi penumpang paling depan.

Nabilla melirik kursi penumpang paling pojok di sebelah kiri sekilas, tepat dimana sahabatnya duduk bersama 'orang' itu. Ia merasa atmosfer di dalam bus berubah mencekam.

Nabilla bergumam, lalu melihat kedua sahabatnya yang duduk tenang di samping 'orang' itu.

Dia ....

Ah sudahlah Nabilla mungkin ini hanya kebetulan saja.

----

Jangan lupa VOTMEN yaa!!

INDIGO TROOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang