Tabita Zafrani Genan

10 2 0
                                    



Logika dan hati memang susah untuk sejalan. Apalagi untuk urusan cinta. Tidak jarang hatilah yang dibutakan, juga pada kesempatan lain logika yang dikacaukan. Manusia seolah dipermainkan oleh cintanya sendiri. Terombang-ambing dalam harapan yang ia tanam. Ia lupa, yang sering menyakiti bukanlah orang yang kita cinta, tidak jarang harapan yang tidak pernah berani untuk diwujudkanlah yang membuat kita terluka.

Ata menutup novel karangan Boy Candra, ketika guru PPkn nya datang. Ia memasukkan novel nya dalam tas, mengeluarkan buku PPknnya. Langit di luar tampak mendung, menambah ketenangan tersendiri untuk Ata.

Tak lama akhirnya hujan turun membasahi bumi mengeluarkan bau yang selama ini menjadi candu untuk Ata. Suasana seperti ini yang Ata inginkan. Suara gemericik air, suhu yang lumayan dingin, dan bau yang disukainya itu. Ata tersenyum, baginya ini adalah hidup yang sempurna untuknya.

Selama pelajaran PPkn berlangsung. Ata terus melihat ke luar kelas, merasakan ketenangan yang akhir-akhir ini jarang ia dapatkan. Memori indah tentangnya kembali berputar di kepalanya. Meskipun dia telah menyakiti Ata, Ata tidak marah dan perasaannya masih tetap untuk laki laki itu.

Hujan lah yang selalu membawa Ata ke dalam memori masa lalu. Berputar bagaikan kaset yang rusak, tak layak pakai dan tak enak didengar. Kadang Ata merasa senang, kadang juga sedih,kecewa dan sesak di dadanya. Namun, dengan melihat tetesan hujan di luar sana. Ata merasa lebih baik.

"Trust me. I Miss you."

TAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang