Prolog

54 21 30
                                    

Tahun Kerajaan Vermillion 509

- Desember 12,

Musim dingin kali ini adalah musim dingin yang paling berarti, sekaligus menjadi musim yang telah mengubah takdirku.

Di musim dingin kali ini, alih-alih melihat butiran salju yang saling berjatuhan, yang mampu membuat hati merasa senang. Aku justru melihat dominasi warna merah dimana-mana.

Merah api yang menyala-nyala seolah menggambarkan amarah yang membara. Serta warna merah dari darah yang berceceran di segala sudut lantai rumahku.

Aku tak pernah berfikir bahwa semua akan berakhir seperti ini. Tepat di hadapanku, Tergeletak tubuh seorang yang paling aku sayangi-selain orang tua-ku. Dia adalah Vanessa la Silvrt- Cinta pertamaku.

Tubuhnya yang tergeletak tak berdaya, dipenuhi dengan warna merah menyala dari darahnya sendiri. Hingga membuatku ketakutan tak dapat bergerak.

Sepersekian detik kemudian aku menemukanya- Menemukan bayangan si pelaku. Awalnya terlihat samar, namun perlahan-lahan semakin tertangkap jelas oleh kedua netra mataku. Langkah kakinya yang terdengar mendekat seolah mengiringi getaran pada telapak tanganku yang semakin menjadi, hingga tak mampu kugerakkan lagi.

Dia- si pelaku- menampakan dirinya. Aku melihat netranya yang berwarna merah menyala seperti pantulan dari cahaya api yang membara. Lalu, warna rambut merahnya yang berantakan disertai sebesit luka gores pada bagian mulutnya. Semua serba berwarna merah.

Aku tak akan pernah melupakan sosoknya. Sedetik setelah mata kami saling bertemu. Aku terjatuh dengan keadaan gemetar dan seluruh badan yang tak bisa digerakan. Aku yang waktu itu berumur sepuluh tahun tak bisa berbuat apa-apa dan memilih untuk melarikan diri.

Segala yang telah di ambil dariku. Tersisa hanyalah api amarah dan keinginan yang sangat kuat untuk membalaskan dendamku. Aku tak akan berhenti. Aku akan membalaskan dendamku apa pun resikonya.

Sang PenyihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang