Part Delapan

88 12 0
                                    

Satu tahun kemudian...

Masih kembali dikehidupanku yang biasa.Di sekolah yang sama pada tahun ajaran berbeda ka Rendy tahun ini pindah ke Amerika untuk melanjutkan kuliah saat sudah lulus dari sini dia orang yang sama sekali ga kenal lelah mencintaiku dan berjuang untukku,tidak ada perubahan dikehidupanku saat satu tahun lalu.

"Pagi Azkan, Ratu"sapa Ily.

"Pagi Ly"sapa ku balik

"Pagi juga Ly"sapa Azkan sambil tersenyum manis dengan Ily.

Sejak satu tahun terakhir tidak ada perubahan dengan Azkan seperti biasa dia masih menjadi teh es tanpa gula .Tapi sangat manis jika sudah melihat dia bicara dengan Ily kadang ku cemburu mengapa bukan aku yang ada diposisi Ily saat ini pintar,juga bisa menarik hati Azkan.

"Ini buku mu Azkan"kataku sambil menyodorkan buku matamatika.

"Ratu kamu aja yang kerumah ku sore ini ya,kayanya ada sedikit perubahan dengan rumus-rumus fisika itu deh"pinta Azkan,aku hanya mengguk mengiyakan yang dipintanya.

                                           ***

Sepulang sekolah aku pergi kerumah ku sebelum kerumah Azkan,mamah masih kerja jam segini jadi kemungkinan besar rumahku kosong.Setelah bergegas mengganti pakaian aku langsung menuju rumah Azkan.

Ini untuk kedua kalinya aku pergi kerumah Azkan.Rumah yang satu tahun lalu pernah ku datangi tidak terlalu banyak perubahan hanya saja mobil-mobil mewah yang ada di bagasi itu sudah tidak ada lagi bahkan bagasinya kini telah menjadi taman baca banyak buku-buku tersusun rapi.Baru saja ku sampai diteras rumahnya pintu sudah terbuka.

"Masuk"suruhnya.

"Ini ada buah-buahan untukmu"

"Taroh aja"suruhnya tanpa menatapku.

Dua jam berlalu akhirnya aku sudah selesai menulis semua rumus-rumus itu.Satu jam yang lalu gerimis membasahi pepohonan dan lampu jalan diluar tapi kini sudah reda hanya menyisakan hamparan air di jalanan.Aku memutuskan untuk pulang, tapi terjadi kesalahan dengan mobilku hingga ga bisa menyala.

"Kenapa Ra?"tanya Azkan menghampiriku didepan pagar kecil dirumahnya.

"Gatau nih"

"Aku coba ya"

"Iya"

"Kayanya ga bisa deh aku ga ahli dalam mesin-mesin seperti ini,kecuali ayah"katanya pelan.

"Yaudah aku nunggu ayah kamu pulang aja ya nanti dia bisa benerin mobil aku"

"Ha...ha kamu mau nunggu sampai kapan juga di ga dateng"

"Maksudmu?"

"Ayahku udah meninggal dunia lima tahun lalu"

"Ooh maaf ya,aku ga ada maksud buat ngingetin kamu ko benaran kamu jangan marah ya"jawabku sedikit gemetar aku tau Azkan bakalan membentak aku lagi sama seperti satu tahun lalu aku benar-benar ga siap untuk itu.

"Kamu lucu banget sih ga mungkin aku marah cuman gara-gara itu,yaudah biar kamu ku anterin pulang yah.Soal mobil nanti aku suruh orang buat bawa kebengkel"

"Naik apa?"

"Sepedalah apa lagi"

"Tapi itu bisa makan waktu"

"Tenang aja nanti kita lewat jalan pintas"

Entahlah aku benar-benar senang malam ini.Rembulan pun ikut bahagia menyaksikan kami ,aku hanya berjarak dua senti dari Azkan kami ga pernah sedekat ini sebelumnya.Azkan berubah dia sudah menjadi es teh dengan gula walau dingin tapi tetap manis bahkan dia sudah mencoba tersenyum padaku setelah sekian lama.

Kami tidak lewat jalan beraspal yang ku lihat hanyalah jalan setapak dan hamparan semak belukar di sampinya langit begitu indah bintang-bintang terus ada menghias langit seolah semesta mendukung kami berdua,aku akan terus mengingat malam bahagian ini.Kami tertawa ditemani sejuknya angin malam di perjalanan hingga tiba didepan rumahku.

"Kamu mau masuk?"Tawaranku sembari turun dari sepeda.

"Boleh,walau kamu kurus tetap aja berat ya nguras tenaga" ledek Azkan dengan nafas yang hampir putus.

"Gausah pakei ngatain gitu"sahutku ketus.

kami langsung masuk kerumahku mamah juga ada dirumah,dan kebetulan mamah habis masak untuk makan malam jadi kami makan bersama tanpa ayah.

"Ayah mana mah?"

"Diluar kota"

"Masih belum pulang?"mamah hanya mengangguk mengiyakan.

Sehabis makan Azkan membantu mamah cuci piring ,aku mendengar percakapan mereka berdua dari ruang keluarga disamping dapur Azkan memang rajin dan mandiri dia terbiasa hidup sendiri.Tidak begitu lama setelah itu Azkan memutuskan untuk pulang mamah dan aku mengantarkannya hingga depan pagar.

"Ganteng,pintar,sopan,rajin pula memang menantu idamannya mamah ini"ledek mamah sambil tertawa tanpa dosa.

"Apasih mah,ken Ratu udah bilang Ratu ga bakal jatuh cinta sama siapa pun"bantahku

"Iya,iya terserah kamu mamah ga maksa ko kamu mau jujur atau engga bahwa kamu udah jatuh cinta sejak satu tahun lalu sama tu anak.kamu bisa bohongin diri kamu sendiri tapi mamah ga akan bisa kamu bohongin"jelas mamah sambil berjalan masuk kerumah.

Apa benar aku udah jatuh cinta sama Azkan?ah ngomong apasih ya ga mungkin lah .Tapi entah kenapa hati aku serasa damai setiap kali membayangkan wajahnya hatiku serasa tenang saat bisa bersamanya aku benar-benar bingung.

YANG BACA BANTU VOTE YA!!




Queen Of SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang