Sekertaris Songong

4.5K 302 3
                                    

Warning : typo menyebar

Sedikit info kalo disini gaya bicara Sean sama Alex berubah kalo lagi ngobrol berdua

Happy reading:)

















Hellen menurut Sean adalah seorang sekertaris songong dan keras kepala. Contohnya seperti sekarang ini saat Hellen mengantarkan beberapa berkas yang harus Sean tandatangani.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu itu membuat fokus Sean yang sedang membaca beberapa dokumen terganggu.

"Masuk!"dengan sedikit rasa kesal Sean berteriak.

Dari luar Hellen langsung saja masuk dengan tumpukan berkas yang tidak sedikit dan pastinya lumayan berat ditangannya. Hellen berjalan menghampiri meja bosnya lalu meletakkan dengan sedikit kasar berkas itu dimeja itu.

"Heh apa maksudmu eoh?"Sean menatap tajam pada sekertarisnya itu. Dan Hellen juga dengan berani balas menatap Sean, padahal sekertaris Sean yang sebelum-sebelumnya tidak ada yang berani seperti Hellen .

"Bos, anda jangan ngomel dulu. Semua berkas ini membutuhkan tandatangan anda sekarang."suruh Hellen. Sean mendengus dan mengambil bolpen nya.

Sean mengambil satu berkas dan mulai membacanya. "Lain kali lebih sopan sedikit."sindir Sean.

"Maaf bos tapi saya sedang terburu-buru dan harap cepat sedikit bos tandatangannya."Hellen sama sekali tidak menghiraukan sindiran Sean.

"Ini."Hellan menerima berkas itu dengan senyum yang merekah.

"Terimakasih bos. Saya permisi."

Brak

Itu suara pintu yang dibanting keras saat Hellen menutup pintu. Sean tentu saja kaget dan ia menatap tajam kearah pintu.

Dengan dongkol Sean merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel pintar miliknya.

"Halo apaan Sean? Lo ganggu aja, gue lagi makan juga." 

"Heh sebenernya darimana elo dapet tuh cewek? Songong banget jadi bawahan." Damprat Sean ke Alex. "Heh anak setan! kenapa lu tanya sama gue. Tanya kebagian HRD. Udah ah gue pengenlanjut makan."

Tut...

Panggilan itu diputus sepihak sama Alex. Kedongkolan Sean semakin bertambah. Untung temen kalo kagak udah gue pecat tuh orang batin Sean.

Alex yang sekarang makan siang di cafe yang ada di sebrang kantor terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Baru kali ini ada yang bisa bikin setan eh Sean jengkel. Biasanya tuh orang yang bikin orang lain jengkel ampe semua sekertarisnya kabur."Gumam Alex.

"Tapi bentar dulu cewek mana nih yang dimaksud. Populasi cewek di kantor pan banyak. Apa mungkin Hellen, gue harus cari tau nih"

Setelah membayar semua makanannya Alex segera pergi menuju kantor dan ia berencana untuk menemui sekertaris baru Sean.

Saat sampai ia sampai di lantai yang terdapat ruangan Sean. Alex mendapati Hellen yang mengerjakan pekerjaannya sambil sesekali tertawa entah menertawakan apa.

"Wah sepertinya kau sedang senang sekali."

Hellen tersenyum ke arah Alex. "Eh tuan Alex."

"Ck sudah kubilang jangan memanggilku tuan. Rasanya aku sangat tua sekali."

Kekehan ringan terdengar dari bibir tipis Hellen saat mendengar pria di depannya merajuk. Entah kenapa Hellen sangat suka melihat wajah bosnya yang satu ini dengan berbagai ekspresi sudah tampan baik dan ramah pula. Tidak seperti bosnya yang satu lagi sudah wajah datar minim ekspresi cuek dan angkuh pula ditambah lagi sikapnya yang suka seenaknya.

"Ah sudahlah lupakan itu. Sekarang aku tanya apa yang memebuatmu senang?"

"Tidak ada tuan. Hanya saja aku senang bisa membalas perbuatan tidak baik seseorang."

"Perbuatan seperti apa dan siapa seseorang itu?"

"Perbuatan semena-mena dan seseorang itu adalah si minim ekspresi yang berada di dalam ruangan." mendengar penuturan gadis didepannya membuat tawa Alex terdengar.

Sudah Alex duga jika yang membuat Sean dongkol adalah sekertaris barunya alias Hellen.

Terlarut dalam obrolan Hellen dan Alex sampai tak menyadari keberadaan seseorang yang menjadi topik pembicaraan mereka sekarang tengah menatap keduanya dengan tatapan datar.

"Ekhmm" yang lagi diomongin ternyata ada dibelakang mereka lagi lagi natap mereka dengan tatapan datar lantas membuat Alex dan Hellen kaget terlebih Hellen yang udah pucet ngeliat bosnya yang natap dua tajam langsung saja Hellen menundukan kepala.

"Ini masih jam kerja kalian malah ngegosip. Mana yang jadi bahan gosip saya lagi." Sean ngomong pake nada datar.

"Maaf bos bukan maksud say-"

"Sekarang beresin semua barang mu. Ambil pesangon di bagian HRD. Lalu angkat kaki dari kantor ini."

"Tapi bos."

"Sean apa maksud lo hah." Alex yang dari tadi cuma jadi penonton ikut bersuara. "Lo mau mecat Hellen? Wah lo gak bisa seenaknya dong."

"Kenapa? Emangnya gak boleh? Suka-suka gue lah kantor-kantor gue. Masih banyak yang mau kerja disini."ucap Sean. Hellen udah pasrah aja terima nasib dia yang dipecat sama Sean padahal baru 2 hari Hellen kerja.

"Heh sembarangan aja main pecat. Dikira gampang apa nyari sekertaris yang berkompeten? Susah Sean susah. Dan Hellen udah teruji." ujar Alex menggebu. Dan Sean yang menanggapi nya dengan acuh.

"Serahlah." abis itu Sean pergi gitu aja ninggalin Alex sama Hellen berdua.

"Sudah tidak apa-apa. Kau tidak akan dipecat." Alex mengusak pelan rambut Hellen tak lupa juga senyum ramah andalan Alex juga tersemat dibibir tebal pria itu. Pipi Hellen bersemu mendapatkan perlakuan manis dari dari wakil direktur perusahaan tempat ia bekerja.

Sebelum benar-benar pergi Sean sempat menengok kebelakang dan ia mendengus saat melihat perlakuan Alex pada sekertaris songongnya. Sean akan mengadukannya pada Karina nanti dan itu pasti biar tau rasa si Alex nanti.




















Tbc

Jangan lupa vote sama komen yah:)
Komentar kalian sangat berarti


🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

What's Wrong With My Boss???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang