Terlambat.Adalah suatu hal yang paling menakutkan sekaligus mengerikan di hidup Raya, namanya RAYA ALEXANDRIA, gadis itu terlambat kesekolahnya dihari Senin. Tidak ada sepanjang hidup Raya kata terlambat kecuali sekarang. Raya mengendap endap mengintip di gerbang sekolahan terlihat beberapa siswa siswi sudah berbaris rapi dilapangan sepertinya upacara akan dimulai.
Terlebih Raya masih satu minggu di SMA Atariksa, sudah terlambat.
Raya gelisah hatinya, jantungnya berderu kencang, keringatnya tanpa sadar keluar. "Ck.. Gimana, nih" gerutunya pelan, Raya menoleh noleh kan wajah melihat siapa tau ada seseorang yang juga terlambat.
Pluk. Satu tangan mendarat di pundak Raya, Raya membalak kaget ia menoleh cepat kebelakang, Raya mengira bahwa itu guru tapi tidak dia adalah cowok berseragam urakan tidak dimasukkan bajunya dan terlebih dia juga terlambat. Jantung Raya lega ketika tahu itu bukan guru.
"Lo telat?" tanyanya.Raya menunduk, gugup saat ini untuk bicara. "Iya."
"Gawat, kalo cewek bisa berabe nih urusanya. Mending lo ikut gue" cowok itu menarik lengan tangan Raya.
Identitas cowok itu belum jelas bahkan dia tidak memakai Name tag sehingga Raya tidak bisa mengetahui namanya. Cowok itu membawa Raya menuju kesebuah belakang sekolahan, disana terdapat pintu belakang yang dikerumuni semak belukar biasanya tempat itu digunakan siswa yang suka bolos sekolah. "Buruan lo masuk." Sandi cowok itu membuka pintu dan sesekali menoleh takut ada orang yang melihat aksinya.
Raya cepat cepat masuk sebelum ada orang yang tau langkahnya terhenti ia lupa dengan cowok itu. "Makasih, tapi elo nanti.. "
"Udah jangan urusin gue. Yang penting lo selamat" Sandi menyuruh Raya bergegas pergi ke kelas sebelum Pak BK datang, biasanya Pak Galih guru BK berkeliaran dimana mana.
Sandi menutup pintu. Lalu berbalik Sandi kaget melihat Pak Galih yang sudah berkacak pinggang ditambah kumis yang tebal membuat ludah Sandi susah untuk diteguk. Mata Pak Galih melotot. "Darimana kamu sampai telat gini, hah?"
Sandi menggaruk tenkuk lehernya yang tak gatar ia tersenyum gagu."Itu Pak tadi saya habis nolongin Ibu ibu yang mau nyebrang, kasian Pak, jadi saya tolongin deh." akal bulus Sandi mulai bermain, ya seperti inilah hobi Sandi mengibuli guru dan kadang suka kesurupan kesurupan ketika sedang berhadapan dengan kakak senior yang galak, alhasil kakak senior itu kabur ketakutan.
"Mana mungkin kamu nolong orang, tampang tampang kamu itu brandal" Pak Galih menjewer jewer kumis tebalnya. "Push-up 20 kali, tanpa bantahan!" Pak Galih kebal dengan bulus nya Sandi sehingga tahu jika ia terbiasa menggunakan ide ide ganas untuk menipu guru. Siapa satu sekolah yang tidak kenal Sandi, guru guru hafal siapa Sandi, tukang tawuran, sering bolos tidak jelas, telat ya itu lah sehari hari Sandi.
"Pak.. " keluh Sandi namun Pak Galih lebih mendelik, membuat Sandi mau tak mau menuruti. Ia menaruh tubuhnya di lantai dan mulai push-up sebanyak perintah Pak Galih.
Lima push-up an Sandi sudah tidak kuat, rasanya ingin mati, rasanya ingin tawuran saja daripada push-up. Sandi membinarkan matanya, sekelebatan ide terlintas dipikiran sekarang. "Pak, Bapak nggak denger dipanggil Bu Dewi" tutur Sandi menampakkan raut serius supaya Pak Galih percaya.
Pak Galih mencoba mendengar panggilan itu tapi tidak didengar suatu apapun."Saya tidak dengar, mau nipu saya?" mata Pak Galih melotot. "Gak Pak, double rius itu dipanggil." Sandi tetap bersikukuh.
Pak Galih akhirnya mempercayai tipuan Sandi ia lekas pergi untuk ke Lapangan karna tiga menit lagi upacara akan dimulai. Ditempat Sandi berbahagia, dia mengelus dadanya sambil mengatur nafas. "Untung berhasil ngibulin Pak kumis"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE #fennystory's
Teen Fiction#FENNY SERIES 3 #Rangking 2 dalam Cerita Bagus{021118} #Rangking 2 dalam Watty2019 {021118} #Rangking 4 dalam cerita unik. "Kalo lo udah putus kabarin gue ya" Pernah merasakan First Love? jika pernah sama dong. mengisahkan tentang sebuah kisah anak...