BAB 2

79 19 25
                                    

Pelajaran Pak Darwan, yaitu pelajaran Fisika, Raya memperhatikan Pak Darwan yang menerangkan di papan putih didepan. Sebenarnya Raya malas untuk memperhatikan pelajaran yang memusingkan ini. Tempat duduk Raya didepan bersama Fira.

Raya mendengar desisan desisan kecil dari jendela, dirinya menoleh dan melihat, disana ada Sandi yang sedang melambai tersenyum. Entah mengapa ia sembunyi dibalik jendela bukannya masuk ke kelas.

Raya memandangnya dengan gagu, Sandi melempar sebuah kertas yang ditujukan untuk Raya. Kertas itu dilemparkan tapi salah sasaran, kertas mendarat di dekat sepatu Pak Darwan membuat guru yang menerangkan itu terganggu, Pak Darwan mengambil kertas itu. Sedangkan Raya ia salah tingkah pandanganya dan susah untuk duduk karna surat dari Sandi itu ditangan Pak Darwan.

Perlahan lahan namun pasti Pak Darwan membuka surat itu, matanya mulai membaca."Surat siapa ini?" tanya Pak Darwan ketus pada penjuru kelas. Semua siswa geleng geleng kepala ada juga yang tidak tahu.

"Oke, saya bacakan. Lo pelajarannya Pak Darwan ya? Dia ketus, galak, untung gue nggak dihajar."  mata Pak Darwan mendelik setelah pemilik surat itu menghina dirinya kemudian kembali membaca terusan surat itu. "Semangat, ya buat lo." Pak Darwan menggelengkan kepala lalu meremas surat itu dan dilemparkan sembarangan ke lantai.

"Bagi kalian, kalo sudah pacaran jangan lupa belajar. Bukannya belajar gombal saja," Pak Darwan menggunakan mimik datar, sementara Raya melihat ke jendela, ternyata disana sudah tidak ada Sandi.

Raya tertawa dalam hati, ia teringat isi surat yang dibacakan Oak Darwan dikalimat terakhir, yaitu "Semangat, ya buat lo" pikiran Raya tidak tertuju pada white board didepan tapi berkecamuk seolah olah dibuat luluh oleh Sandi. Tidak pernah dirasakan seperti ini dengan Putra kekasih Raya yang jauh.

Bel istirahat terdengar nyaring, Raya segera menutup bukunya setelah beberapa detik Pak Darwan menutup pelajaran hari ini sedangkan Faza anak itu sedari tadi kepo dengan isi kertas yang dibuang tergeletak dilantai. Faza mengambil kertas itu kemudian membacanya ulang, Tata tidak ingin ketinggalan dirinya sampai meringis tersandung bangku akibat ingin tahunya menyeruak.

"Gilak, siapa nih, berani banget ngirim surat di jam pelajaran Pak Darwan." Faza menggelengkan kepala.

Fira maju dan menyahut kertas di genggaman Faza. "Sini gue lihat," Fira membaca tulisan ceker ayam amburadul itu melotot sambil menggelengkan kepala, sedangkan Raya, gadis itu dari tadi hanya diam memandang mimik wajah yang berbeda beda dari ke tiga temannya.
"Gue tau nih siapa. Ini Sandi," Fira bisa menebak tulisan amburadul Sandi, maklumi saja karna Fira adalah sepupu Sandi. "Untuk lo, Ray?" Fira menunjuk Raya.

"Kayaknya serius deh Ray, Sandi suka elo. Dia tuh nggak pernah kayak gini sama cewek, gak pernah juga senekat ini ngasih surat ke cewek. Baru pertama kali loh." Fira beranjak duduk disamping Raya.

"Ciee Raya.. Dicintai Sandi." goda Tata tangan kanannya memegang surat itu lalu mensobeknya. Raya bersemu merah demi apapun hatinya bergetar terlebih ketika Sandi memberi semangat untuknya.

"Ah, laper. Ngantin yuk!" ajak Faza menarik tangan Raya dan Tata.

***

Sandi, cowok itu sekarang berada di lantai dua sekolahanya, Sandi, Yayat, Bagus dan Riki memilih untuk betah disana karna disana ada tongkrongan nyaman yang dibuat nongkrong siapapun disana, terlebih lagi lantai dua terkenal dengan kecepatan wi-fi yang super cepat mengalir. Sandi telah keluar daritadi sejak pelajaran Bu Farah, sekarang cowok berpenampilan keren itu sedang duduk sambil memainkan ponsel ditangannya, sementara Bagus, Yayat dan Riki mereka sedang bermain kartu dilantai.

FIRST LOVE #fennystory'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang