3

54 7 0
                                    

Raka hanya menggangguk dan berjalan keluar kelas, belum sepenuhnya keluar dari kelas. Ia melirik ke belakang untuk melihat Afiyah yang sedang asyik mendengar lagu di earphonenya. Ia hanya tersenyum, pipinya memerah.

"Woii!! senyam senyum mulu lo daritadi mikirin apaan?" Tanya Tobi menjitak kening Raka.

"Apaan si lo, sakit tau" jawab Raka memegang keningnya memerah.

"Apaan,apaan! Lo tu ya Raka, gue udah kenal lo dari kecil. Lo gak pernah bertingkah laku seperti itu" ucap Tobi bernada kesal.

"Kepo banget sih lo" ucap Raka beranjak pergi meninggalkan Tobi sendirian.

"Dasar ya lo, awas lo" ucap Tobi melihat pinggul Raka yang berlenggak-lenggok.

***
Bel masuk telah berbunyi. Raka bergegas masuk ke dalam kelasnya. Dan ia melihat Afiyah kembali dengan tatapan yang tidak seperti biasanya. Tatapannya penuh dengan makna.

"Lo ngapain Rak?"tanya Rini salah satu teman kelas Raka yang melihat tingkah laku Raka yang aneh.

Bagaimana tidak aneh, Raka sekarang dalam keadaan jongkok sambil menatap Afiyah. Tetapi Afiyah tidak menyadarinya.

"Ssttt.. lo bisa diem gak sih, gue lempar juga lo pake sandal" jawab Raka melempar sandal yang ia pakai.

"Awww... sakit. Lo jadi cowo bisa gak kasar, gak sih" ucap Rini merintih kesakitan.

Sontak saja Afiyah terkejut menyadari ada Raka dan Rini di hadapannya . Dan Raka pun spontan menghadap ke Afiyah. Terjadilah kontak mata antara keduanya. Selang beberapa menit, Afiyah menaikkan alisnya dan kembali melanjutkan kegiatannya yaitu mendengar earphonenya. Dan kemudian disambut dengan datangnya Ibu Aminah yang membuat murid-murid kalang kabut membereskan tempat duduk mereka. Ibu Aminah terkenal akan kedisiplinannya dan juga tegas. Kata Raka Ibu ini lebih cocok masuk Angkatan, sedikit kesalahan saja murid disuruh push up, sit up.

***
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid terbang berhamburan kemana-kemana. Begitu juga dengan Raka, bel pulang sekolah adalah hal bahagia nomor satu di dunia baginya.

Seperti biasa, Raka tidak pernah melaksanakan tugas piketnya. Sehingga Cindy selaku ketua kelas, berteriak-teriak menyuruh Raka untuk piket.

"Rakaaa!!! Rakaa !!! Lo piket gak atau gue cincang kepala lo" ucap Cindy memegang sapu.

"Lo mau cincang kepala gue pakek sapu? Serah lo deh" Ucap Raka dingin lalu beranjak pergi.

"Iiihh, awas aja lo ya Raka" ucap Cindy mengepalkan tangannya.

Dalam perjalanan pulang, Raka bertemu dengan Tobi dan Riko. Mereka berencana hari ini pergi untuk bersenang-senang di rumah Riko. Apapun serba ada di rumah Riko, mulai dari permainan, makanan, dan segala bentuk fasilitas lainnya *udah kayak pusat mal aja. Dalam perjalanan pulang, Raka melihat seorang cewe yang berdiri di dekat halte sembari menunggu bus yang datang. Entah mengapa, ada saja niatnya untuk menghampiri cewe tersebut.

"Fiyah lo pulang kemana? Mau gue anterin pulang?"tanya Raka menghentikan motornya di hadapan Afiyah.

Afiyah hanya diam dan pandangannya hanya terus melihat-lihat bus yang lewat namun tak berhenti di haltenya.

"Heii kok diem? Ini gue Raka" ucap Raka melambai tangan ke wajah Afiyah.

"Gue lagi nunggu bus, awas lo sana. Jangan-jangan bus nya gak mau berenti gara-gara lo parkir tepat di bus berhenti.

Raka hanya terkekeh mendengar ucapan dari Afiyah. Lalu memundurkan motornya. Ia lalu memakirkan motornya di samping halte. Ketika ingin menemui Afiyah, ternyata Afiyah sudah masuk ke dalam bus yang telah berhenti.

"Lo bikin gue penasaran sama lo" gumam batin Raka.

***
"Saya pulang" ucap Raka menutup pintu rumah.

"Ohh ndok kamu sudah pulang? Sini Bi udah bikinin makan siang buat kamu" ucap Bi inem mengambil piring untuk Raka.

"Makasih ya Bi. Mama udah pulang?" Tanya Raka pergi mendekati meja makan.

"Belum ndok, bentar lagi juga pulang kok" jawab Bi Inem.

Hari ini ia ada janji dengan ibunya. Ia akan pergi ke sebuah toko buku guna membeli buku-buku persiapan UN.

1 jam kemudian ibunya pulang, ibunya terlihat sangat letih karena telah mengejar target naik pangkat di sebuah perusahaan dimana tempat ibunya bekerja. Raka yang tengah tidur menunggu ibunya pulang, terbangun seketika.

"Ma, kita janji hari ini kan?" Tanya Raka setengah sadar.

"Janji apa?" Ucap ibunya yang malah berbalik bertanya kepada Raka.

"Mama gak ingat ya" Jawab Raka mengucek matanya.

"Udah ah, mama lagi capek pulang kerja. Mama mau istirahat dulu" ucap ibunya pergi ke kamarnya lalu menutupnya.

Raka hanya terdiam melihat tingkah ibunya yang cuek kepadanya.

"Mama selalu saja seperti itu" gumam batin Raka.

***

Esok harinya seperti biasa, Raka selalu saja membantu Pak Deni menutup gerbang sekolah. Dan juga telat masuk ke dalam kelas. Ada yang berbeda kali ini dengan Raka. Ia memakai dasi dan juga tali pinggang.

"Lo kesambet apa hari ini" ucap Karin teman sebelah bangku Raka

"Kenapa? Gue tambah ganteng?" Tanya Raka dengan bersikap dingin seperti biasanya.

"Iihhh Gr-an banget sih lo" jawab Karin tersipuh malu.

Karin sudah menyukai Raka semenjak kelas 10 SMA yang hingga saat ini ia pendam perasaannya kepada Raka. Baginya Raka ialah seorang cowo yang manis dengan sikap dingin seperti itu.

Raka tidak menghiraukan ucapan dari Karin kemudian melanjutkan jalannya ke bangku. Lagi-lagi ia melihat Afiyah memakai earphonenya. Afiyah terkejut dengan tiba-tiba ada seseorang yang mencabut earphone dari hpnya.

"Pagiiii" ucap Raka tersenyum manis ke arah Afiyah.

Afiyah yang melihatnya langsung merinding setengah kepalang melihat kejadian seperti itu.

"Lo ngapain?" Tanya Afiyah keheranan melihat tingkah laku Raka.

"Pagi-pagi udah bengong lihat hp. Liatin gue sekali-kali napa" jawab Raka mendekatkan wajahnya ke wajah Afiyah

Sekarang jarak wajah mereka hanya sejengkal telapak tangan.

"Plokkkkk..." tamparan telak tangan Afiyah mengenai wajah Raka.

Seketika seisi kelas memperhatikan mereka berdua. Mereka jadi pusat perhatian murid kelas. Lalu semuanya sibuk bergunjing.

"Ada apa dengan Raka dan anak baru itu" tanya Karin bernada kesal kepada Rini.

"Gue gak tau tuh, jangan-jangan Raka jadiin dia korban isengan selanjutnya" jawab Rini yang matanya tidak lepas memperhatikan kejadian yang baru saja terjadi.

"Lo ngapain? Jauh-jauh lo dari gue" ucap Afiyah yang langsung berdiri dari bangkunya kemudian mendorong Raka yang tengah meringis kesakitan hingga terjatuh.

"Duuhh sial banget gue hari ini, udah ditampar, pantat gue juga sakit" ucap Raka memegang pinggulnya.

Sontak seisi kelas menertawai kejadian tersebut. Mereka terheran-heran seorang Raka secara terang-terangan mengerjai seorang perempuan di hadapan orang banyak.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Afiyah yang telah membereskan barang-barangnya segera ingin pulang. Sebelum pulang ia dihentikan oleh seorang laki-laki.

"Lepasin gue. Atau gue tampar lo sekali lagi" ucap Afiyah kesal melihat cowo tersebut.

"Lo gak tau gue siapa disini" tanya Raka menahan lengan Afiyah kuat-kuat yang mengakibatkan Afiyah meringis kesakitan.

"Plokkkkk.." tamparan kedua mengenai wajah Raka. Kali ini pipi nya merah keduanya.

Raka meringis kesakitan lalu melepaskan genggamannya. Afiyah langsung pergi meninggalkan Raka.

"Sakit banget tamparan lo, baru kali ini ada orang mau nampar gue" ucap Raka berbicara kepada tembok.

BERBALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang