satu minggu berlalu..
"buna...buna.. hiks hiks.." teriak shaqil padaku,dan akupun bergegas pergi meninggalkan dapur dan mematikan kompor
"ya ampun sayang kamu kenapa??" ucapku panik melihat shaqil menangis yang masih memegang jari telunjuknya
"buna sakit hikss hikss " ucap shaqil,dan akupun melihat jari telunjuknya dan ternyata ada sedikit darah,tidak banyak sih hanya setitik saja.
"anak buna jagoan jangan nangis ya,masa darah setitik gini aja shaqil nangis"
"sakitt buna..hikss "
"memangnya kenapa bisa berdarah gini" tanyaku pada shaqil sambil menggendong shaqil ke pangkuanku..
"kena ini buna..hikss hikss" ucap shaqil masih menangis dan memegang jarum
"ya ampun sayang..kata buna shaqil jangan main mainan yang engga buna beliin ya" ucapku memeluk shaqil
"iya buna shaqil janji,,tapi ada syaratnya buna"
"kenapa ada syarat syarat nya gitu sayang?" tanyaku heran
"shaqil pengen ketemu ayah.."
Degg
'ketemu ayah?' ucap batinku
bahkan aku tidak sudi untuk melihat wajahnya saja
"buna.." panggil shaqil padaku dan menarik narik ujung bajuku
"iya sayang nanti ya" ucapku
"oh ya shaqil belajar sama buna yu" ucapku mengalihkan pembicaraan
"gak mau buna..shaqil pengen ketemu ayah" yahhh ternyata percuma,shaqil benar benar ingin bertemu mario
"ya udah buna telpon ayah dulu ya"
"benar buna?" tanya shaqil antusias dan akupun tersenyum,aku kembali ke dapur dan menekan nekan layar ponselku
"hallo"
"iya sayang ada apa?" jawab mario
"shaqil ingin ketemu kamu" ucapku
"sekarang aku ke sana" ucap mario
dan degg
entah kenapa jantung ini sangat berdebar keras,entahlah aku tidak tahu apakah aku masih mencintai mario ataupun tidak..
aku sudah menyiapkan semua masakan ku untuk berjualan hari ini
'semoga hari ini habis ya..' ucap batinku
"permisi.." tiba tiba ada suara laki laki di pintu luar sana
"ya silahkan masuk" ucapku dan menghampirinya,dan tiba tiba aku tercengang melihat laki laki itu
"hay" ucapnya tersenyum
"h-a-y " ucapku gugup "silahkan masuk" lanjutku lagi dan mempersilahkan dia duduk
"kaget ya?" tanya laki laki itu yang sekarang berhadapan denganku
"iya nih,ko bisa gitu?" tanyaku dan menggaruk garuk tengkuk yang gak gatal
"bisalah,namanya juga perjuangan hee" ucapnya lalu tersenyum,,ah dengan senyum nya saja dia sudah melupakan mario dari pikiranku
"ah anda bisa aja" ucapku
"aku kesini mau kasih tahu kamu" ucapnya lagi
"kasih tahu apa?" tanyaku penasaran
"sheilla..?" panggilnya padaku
"ya apa?" jawabku malu
"Eki fajar fauzi" jawabnya
"maksudnya?" tanyaku bingung,dan seketika aku menutup mulutku dengan tanganku lalu dia tersenyum
"mas eki?" ucapku malu malu dan tiba tiba shaqil turun memanggilku "bunaa.."
"eh syang apa?" tanyaku dan mengusap ngusap kepala shaqil
"ayah mana buna" tanya nya cemberut,entah kenapa sekarang perasaanku sangat tidak enak atas pertanyaan shaqil yang ia ucapkan di depan mas eki
"sebentar lagi ya"
"shaqil mau tidur dulu kalo gitu" ucapnya dan pergi begitu saja
"anak kamu lucu" ucap mas eki dan akupun tersenyum
"tapi anak kamu sekilas mirip keponakan ku" ucap mas eki lagi
"wah iya gitu?" tanyaku
"matanya"
"kenapa?" tanyaku
dia tidak menjawab,dia menatapku sangat tajam,ahh gerah sekali keadaan seperti ini pikirku
"cantik seperti buna"
apa katanya barusan?buna? oh tuhan teka teki semacam apa ini?pikirku"aku pulang,aku sudah lega " ucapnya
"lega soal apa?" tanyaku
"aku lega kamu sudah tahu namaku,setidaknya jika aku tidak kembali,kamu bisa mencariku tanpa bingung"
"aku harus cari kemana?" tanyaku tersenyum dan dia mulai berdiri dari kursi nya
"cari di hati kamu,apakah aku masih bisa tinggal di sana?" ucapnya dan menunjuk ke arah jantungku,dan akupun tersenyun
mas ekipun pergi,dan tidak lama pegawaiku datang dan tita salah satu pegawaiku yang dekat denganku menghampiri..
"tampan mba" ucap tita menggodaku
"ah tita ngomong apa sih?" jawabku malu malu..
"sayang..." teriak seorang laki laki dan aku tahu itu adalah mario
"gak usah panggil sayang,jijik aku dengernya" ucapku kasar dan membolakan mataku
"siapa dia mba?" bisik tita padaku
"mantan suami sheilla,dan bentar lagi rujuk" jawab mario dan tersenyum,dan tita yang mendengar jawaban mario dia menutup mulutnya seakan dia tidak percaya
"kerja kamu" ucapku pada tita
"ehh iya mba" jawab tita dan dia pergi meninggalkanku dan mario,kamipun pergi ke atas
"ayah.." teriak shaqil dan memeluk mario begitupun sebaliknya,aku sangat bahagia melihat mereka seperti ini..
"ini ayah bawain mainan yang bagus" ucap mario dan memberikan bingkisan besar yang isinya mainan semua
"wah banyak sekali yah,makasih ya" ucap shaqil dan mencium pipi mario
"jangan segala di turuti nanti manja" ucapku acuh
"biarin ah,biar shaqil makin sayang" ucap mario
"rasa sayang itu di beri dengan kasih sayang yang tulus,bukan materi !"
"iya iya maaf..oh ya aku mau nanya sama kamu"
"nanya aja bebas ko" ucapku acuh
"kenapa kamu jadi gini?" tanya mario dan duduk di hadapanku
"kamu yang buat aku ke gini "
"maaf "
"kamu terlalu sering meminta maaf "
"kenapa malam itu kamu pake baju yang terbuka?" tanya mas rio
"supaya ada yang ngasih jas"
"aku gak suka"
"aku gak maksa kamu buat suka kok,kita kan udah gak punya hubungan apa apa lagi"
"tapi aku masih cinta sama kamu"
"cinta?terus elissa?kamu cinta juga kan?"
mario tidak menjawab dia malah mengacak ngacak rambutnya sendiri frustasi
"beri aku waktu sayang ya"
"waktu?sampai kapan?aku sudah menunggu kamu jika waktu nya sebentar,tapi ini apa?waktu terus berjalan dan tidak pernah ada jawaban sedikitpun" ucapku emosi
"buna jangan teriak teriak shaqil mau main robot robotan dari ayah" ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Simpanan || Selesai
RomanceSheilla tidak menyangka jika dirinya akan mencintai laki laki orang lain, sheilla hanya menginginkan cinta, bukan harta seperti wanita wanita yang lain.. "aku tidak mungkin bertahan mencintaimu dalam diam agar tidak ada penolakan darimu, tapi.. Aku...